2. Sebuah Kebahagiaan

1.5K 238 17
                                    

"Kakak, kamu harus sabar!"

Jisung sudah berjongkok menjajarkan posisi dengan lelaki yang duduk di kursi roda itu.

Lelaki berhidung mancung yang merangkap sebagai suami Jisung itu menulis kalimat di sebuah note dan memperlihatkannya pada Jisung.

Aku lelah, sayang. Aku lelah menerima semua ini. Aku akan cacat selamanya. Begitulah isi yang tertulis di catatan. Ya, Minho lumpuh dan bisu sejak kecelakaan dua tahun lalu.

Setelah sadar dari komanya ternyata tak ada suara yang dapat keluar dari mulut Minho. Dokter mengatakan jika Minho juga kehilangan fungsi berbicaranya.

Tapi Jisung beruntung karena kecelakaan itu masih dapat membuat Minho hidup. Meski dia tahu jika Minho acapkali mencoba untuk membunuh dirinya sendiri.

"Karena kakak suami Jisung, Jisung mencintai kak Minho dan Jisung percaya bahwa kakak akan sembuh," jawab Jisung dan memeluk lelaki itu.

Lelaki manis itu menangis di sana, Minho yang melihat pasangan hidupnya menangis pun melepas pelukannya dan menghapus airmata Jisung.

"Jangan menangis," tanpa suara Minho berucap. Tangannya menuju bibir Jisung dan menarik bibir si gempil supaya tersenyum.

"Jangan menangis. Alasanku tetap hidup saat ini hanya untukmu, sayang," Ucap Minho dengan hanya gerak bibir tanpa ada suara yang keluar.

Jisung spontan tersenyum.

"Bagaimana kalau kita pesta malam ini, Jisung juga ada berita bagus untuk kakak," Ucap Jisung sambil tersenyum tiga jari, Minho membalas senyuman itu.

Dia senang Jisungnya telah tersenyum kembali.

"Kakak sudah mandi?"Tanya Jisung, Minho mengangguk.

"Ya sudah, Jisung mau memasak dulu, setelah itu mandi dan kita makan bersama!!" Teriak Jisung dengan suara tiga oktafnya.

Jisung meninggalkan Minho dan bergegas menuju dapur.

Sekarang Jisung dan Minho berada di taman belakang rumah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang Jisung dan Minho berada di taman belakang rumah mereka. Makan bersama dengan Minho yang menyuapi Jisung, padahal dia sudah menolak tapi Minho memaksa.

"Kak, aku akan memberi berita bahagia," ucap Jisung, Minho menoleh. Minho tadi meletakkan sendok dan piring yang telah selesai terpakai di sampingnya.

Atensi Minho kini penuh pada Jisung, tapi sebelum Jisung melanjutkan perkataannya, Minho mengusap bibir Jisung yang terkena bekas makanan.

Pipi Jisung memerah, bagaimana bisa dia mencintai orang di sampingnya ini begitu dalam?

"Pertama, aku akan wisuda 1 bulan lagi-" Jisung berhenti sejenak.

Minho tersenyum bangga.

"Kedua, aku tadi ke rumah sakit, kak Sungwoon bilang jika kakak ada banyak peningkatan jadi sooner or later kakak akan sembuh!!!" Jisung bernada sangat cerita bertanda jika dirinya sangat senang dan Minho semakin tersenyum, sebenarnya tersenyum karena melihat wajah sumringah Jisung.

"Ketiga-"

Jisung sengaja menjeda perkataannya.

Minho menunggu dengan diam.

"Hmm, aku. . ."

Jisung masih menjedanya.

Minho masih setia menunggu.

"Aku hamil 3 minggu!!"

Minho terlihat kaget, dia buru-buru mengambil notenya dan menulis.

Benarkah ? akhirnya aku akan menjadi seorang ayah

Jisung mengangguk.

"Aku sangat bahagia, kak," Jisung memeluk Minho dan Minho membalasnya erat sembari mengusap rambut Jisung kerap untuk menyalurkan kebahagiaan.

Minho melepas pelukannya dan menulis di notenya.

Aku mencintaimu, Lee Jisung.

"Aku juga, sangat banyak. Sampai semesta tidak dapat menampungnya. Terima kasih telah bertahan, kak." 

Mereka meneruskan acara makan dan senyum tak lepas dari bibir mereka berdua.

Mereka meneruskan acara makan dan senyum tak lepas dari bibir mereka berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






* Bagaimana saat kalian menyadari jika deskripsi, bagian 0, dan alur inti tidak nyambung? Yah kita lihat saja nanti 😎

* Gak ngerti deh mereka buat babynya gimana :(((

Labium | minsung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang