Chap 2

2.8K 453 43
                                    

Kkn-2

Naruto mengekori Sasuke di sepanjang koridor kampus. Cowok itu mendiamkannya selama dua hari, dan membuatnya merasa frustasi. Naruto butuh teman untuk berdiskusi mengenai persiapan KKN. Tapi Sasuke seolah menghilang, bahkan dia tega memblokir nomor telponnya.

"Sas, tunggu!" Naruto tertatih, langkah Sasuke terlalu cepat. Bahkan cowok itu meliriknya pun tidak.

Akhirnya Naruto menggunakan tenaga maksimalnya, menyusul langkah Sasuke lalu menghadang sahabatnya itu dengan kedua tangan.

"Stop!" Kata Naruto.

"Apa lagi bangsat!" Kata Sasuke dengan penuh penekanan.

"Santai, Sas. Lo masih marah sama gue?" tanya Naruto.

"Minggir." Sasuke menabrakkan dirinya ke bahu Naruto dan berlalu begitu saja menuju kelas.

"Ni orang emang gak bisa di alusin." Kata Naruto kesal. Ia langsung menyusul Sasuke dengan langkah menggebu.

Brak

Naruto membanting tas ranselnya di meja. Lalu ia duduk di depan Sasuke yang masih berwajah datar.

"Ayolah, Sas...jangan kaya anak kecil." katanya frustasi.

"Lo sengaja kan masukin dia ke tim kita?" Akhirnya Sasuke berbicara.

Naruto menghela nafas. Dugaannya gak salah. Sasuke pasti marah karena kejadian kemarin.

"Dengerin gue dulu. Jangan langsung marah. Dasar emosian!"

Sasuke memicing tajam. Namun ia tak berkomentar apapun. Gak ada salahnya mendengarkan penjelasan Naruto walaupun sebenarnya gak penting.

"Gue gak bisa keluarin Sakura secara mendadak." Naruto menghela nafas. "Waktu kita mepet, dan gue yakin Sakura gak bisa dengan mudah masuk ke tim lain. Lo gak kasihan sama dia?"

Sasuke belum berkomentar. Masih berekspresi sama. Mungkin sedang mencerna sesuatu.

"Jangan sampai dia gagal KKN gara-gara keegoisan lo, Sas. Ini juga demi masa depan dia. Jangan campurin masalah pribadi sama pendidikan."

Sasuke jengah. Ia paling gak bisa mendengar khotbah Naruto yang selalu menyudutkannya. Bahkan ingin menyangkal pun tak bisa. Terkadang perkataan Naruto seperti halnya magic. Mampu membuatnya luluh walau dalam hati dongkol setengah mati.

Dan itu terjadi lagi kali ini. Yah, Naruto benar. Dia hanya perlu melakukan KKN selama dua bulan. Selebihnya terserah. Jika dia mampu mengesampingkan masalah pribadi, ia rasa itu cukup untuk tidak menimbulkan masalah. Cukup diam dan jangan mengungkit hal di masa lalu. Hanya jalani dan nikmati saja jalannnya KKN nanti.

"Oke." Kata Sasuke.

Naruto tersenyum.

"Tapi-- jangan pernah merencanakan apapun lagi." Lanjutnya.

Naruto langsung mengacungkan kedua jempolnya. Hah, akhirnya si brengsek itu sadar juga.

Naruto pun mengambil tas ranselnya dan keluar kelas menuju kantin, meninggalkan Sasuke sendirian di sana. Ia butuh ramen untuk mengisi perutnya yang kosong.

Mengenai rencana, ia tak berniat membuat rencana apapun. Hanya membuat Sasuke dan Sakura berada dalam satu tim ia rasa itu cukup. Selebihnya biar campur tangan Tuhan yang mengurus mereka.

***

Seperti biasa, Shikamaru memasang tampang bosan setiap kali pertemuan. Di bawah pohon akasia yang tumbuh di halaman fakultas tenik, timnya berkumpul. Kini dalam formasi lengkap. Suara Naruto, Ino, dan Karin yang mendominasi. Banyak perdebatan kecil mengenai persiapan keberangkatan.

KKN (PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang