Chap 8

2.3K 434 82
                                    

Kkn-8

Sakura masih saja memasang tampang garang setiba di posyandu. Tak mempedulikan Naruto yang terus meminta maaf kepadanya. Sasuke juga tak bisa berbuat banyak karena dia paling anti ngadepin cewek yang lagi emosi.

"Kalau tampang lo begini, semua balita  bakalan rewel karena takut sama lo, Ra." Ujar Naruto yang terus cerewet.

"Lo mendingan balik deh. Jangan gangguin kerjaan gue." Kata Sakura sewot.

"Lhah...kita ini tim. Kalau gue mau bantu di posyandu gak masalah dong." Cowok itu tetap gak mau kalah. Sakura susah banget sih dibikin luluh.

"Gue aja yang di sini, Nar. Lo susul Sai sama Shika." Ujar Sasuke.

"Lo juga...mending pergi aja kalian berdua. Bikin ribet aja!" Sakura menatap tajam Sasuke.

Tawa Naruto seketika meledak. Apalagi saat Sasuke menunjuk dirinya sendiri. 'Salah gue apa njir'

"Hahahaha kena semprot juga kan lo....rasain!" Naruto memegang perutnya terpingkal-pingkal.

"Ck."

Sasuke dan Naruto akhirnya keluar dari tempat posyandu. Mereka duduk duduk di depan, tepatnya di teras yang ada undakan tangganya. Mereka belum ada niat untuk kembali menyusul kedua rekannya. Apalagi kalau lihat mobil tua itu, rasanya males aja bawanya.

"Di sini dulu aja ya, Sas. Perasaan gue gak enak." Kata Naruto.

"Terserah. Tapi kabarin Shika dulu." Ujar Sasuke. Sepertinya dia juga malas balik.

"Gak ada sinyal, Sas. Percuma bawa HP." Kata Naruto.

Bener banget. Percuma bawa HP canggih kalau sinyalnya gak ada. Sama aja bawa barang rongsok. Sepertinya Tuhan meridoi mereka untuk bermalas- malasan sejenak.

"Kayaknya program internet masuk desa harus kita kerjain cepet deh, Sas." Kata Naruto.

"Harus bikin proposal dulu ke pemerintah setempat, Nar."

Naruto mengangguk, "Iya juga sih."

"Belum lagi, kita butuh lahan kalau mau diriin tower. Sebenarnya program ini sangat beresiko," lanjut Sasuke.

KKN sih KKN. Tapi mereka gak mau seenaknya. Niat mereka memang baik, tapi bukan berarti masyarakat setempat langsung setuju dengan ide mereka kan? Lagipula waktu dua bulan gak akan cukup untuk menyelesaikan proyek sebesar itu.

"Jangan lupa soal dana. Lo pikir bikin server murah?" Ujar Sasuke yang sudah menganalisa lebih jauh tentang rencana ini.

Naruto langsung nyengir, "Mungkin Om Fugaku mau bantu ngucurin dana, wkwkw."

"Minta sana kalau bisa." Jawab Sasuke malas.

"Elah...ngeluarin seratus dua ratus juta bagi Om Fugaku mah cuma kaya beli gorengan kan?"

"Bangke! Bokap gue bukan Bank, Njir!"

.
.
.
.
.
Ayame membawa Sakura dan Karin bertemu seorang bidan bernama Sizune. Beliau adalah bidan yang selalu bertugas di desa Oto. Setiap bulannya, secara rutin dia akan kesini untuk melayani masyarakat. Biasanya dia membawa dua asisten medis, tapi tetap saja keteteran karena jumlah penduduk Oto yang berkunjung sangat banyak. Sebenarnya ada juga ibu-ibu PKK yang membantu, namun mereka sudah memiliki tugas sendiri-sendiri.

"Terimakasih Ayame, kamu udah bawa mbak mbak cantik ini untuk membantu saya." Kata Sizune ramah.

"Saya juga bisa bantu Ibu kalau ibu butuh tenaga saya." Kata Ayame.

"Silahkan gakpapa." Ujar Sizune senang.

Dan sinilah Bu Sizune membagi tugas. Karena yang menangani lansia terlihat kerepotan, Karin bergegas menawarkan diri untuk membantunya. Kebetulan yang sedang bertugas adalah asisten Bu Sizune yang seorang cowok muda, kalau gak salah namanya Suigetsu. Tau kan sifat Karin kaya gimana? Lihat yang bening dikit langsung melipir.

KKN (PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang