COFFEE-PART 4

64 11 4
                                    

Sekali-kali boleh saja membuat pengalaman buruk supaya terkenang di dihatimu  di hidupmu dan menjadi bingkai dari kisah mu,karena tidak setiap lembar hidup kita ini akan selalu putih pasti akan ada noda,supaya bisa belajar dan tidak melihat ke belakang lagi
¤¤¤¤

Waktu pulang sudah tiba ,Raina buru-buru mengejar angkot . Kebetulan hari ini angkot nya tidak mejeng dulu nunggu penumpang ,jadi Raina tidak perlu menunggu lama.

Hari yang melelahkan sekali baginya.Dia harus berlari mengejar angkot. Berjalan dari halte sampai portal perumahan, belum lagi ke komplek.
Nanti dia pasti akan di ceramahi oleh Lidya.

Bufthhh Rasanya ingin menarik diri dari Keadaan tidak adil ini.

Raina akhirnya sampai dia masuk dan mengucapkan salam dia langsung bersalaman dengan Tante nya.

"Kamu gak pulang bareng Lidya?kenapa?" Mendengar kata-kata itu Raina teringat tadi.

Flashback On

Dia sudah keluar kelas sedang berjalan menuju keluar gerbang. Dia melihat Om nya yang sepertinya akan menjemputnya. Namun tiba-tiba Lidya menarik tangan Raina menuju ke belakang taman.

"Lo gak usah ikut gue pulang bareng!" Tegasnya.
"Loh emang kenapa?"Rainya bertanya.
"Lo gak inget perjanjian kita,kita gak boleh sampe ketauan kalo kita ini sodara" Jawab Lidya.
"Tapi..." Raina belum selesai berbicara Lidya langsung menyambar. "lo gak sadar lo numpang di rumah siapa?" Akhirnya Lidya pun pergi,Raina menuruti perintah Lidya.

Dia pu mengirim pesan pada Om nya.

Om Rio

Om Raina gak bisa pulang bareng om sama Lidya ,Raina ada tugas tambahan,om duluan aj,nanti om juga gak usaj njemput nanti Raina pulang naik angkot.

Yakin gak apa-apa

Iya om

Ya udah kamu hati-hati dijalan jangan pulang kemaleman ya.

Raina pun hanya membaca nya dia akhirnya menunggu Lidya dan Om Rio pergi.

Flashback Off....

"kamu kenapa bengong Raina?"Tanya tantenya. "gak kenapa-napa kok tan,Raina mau istirahat ya tan" Lalu Raina pun pergi ke kamar.

Dia meletakan badanya dikasur . Kepalanya sakit. Tapi dia harus cari kerja sampingan supaya tida merepotkan tante dan omnya.

Tiba-tiba Lidya Masuk.

" Lo udah pulang masih utuh kan lo,syukur lah,oh ya gue mau hangout sama temen-temen kerjain nih PR sejarah gue nih" Ucap Lidya sambil melemparkan buku .

"Cepet kerjain pokoknya pulang sekolah lo harus udah selesain tuh tugas nya" Ucap Lidya sambil menutup pintu.

"Ngerjain PR aja gak bisa" Omel Raina.
Dia masih terbayang dengan muka Farel yang tadi ,dia mengingatkan pada seseorang yang dulu sangat dia sayangi.

Raina pun duduk dimeja belajar sambil melipat tangannya dan kepalanya pun ikut tergeletak.

"Kamu tau kenapa aku suka kamu?" katanya.
"Kenapa?" Jawab Raina. "Karena di nama kamu ada hal yang paling aku suka" Ucapnya.

"Apa?" Raina penasaran " Hujan,Rain, aku suka hujan semua masalah ku gugur waktu aku main hujan,lega rasanya terkena hujan" Ucapnya.

"Kamu tau kenapa aku suka duduk dilapangan?" Ucap Raina. " Kenapa?kamu ikut-ikut aku aja" Dia terkekeh.

" Lega rasanya waktu ada masalah duduk di lapangan liat kamu" Raina tersenyum.
"Kamu jelek" Ucapnya, Raina mengerutkan senyumanya. Kemudian mereka saling berhadapan. " Kamu jelek kalo gak di liat kamu jelek kalo gak sama aku" Ucapnya sambil mencubit pipi Raina.

Kemudian mereka berlari ditengah hujan,mereka tertawa bersama. Sambil bergandengan tangan dibawah HUJAN.

Raina merasa Baju nya basah.Lalu dia terbangun dari tidurnya. Benar saja Lidya mencipratinta dengan air.

"Lo lagi suruh ngerjain PR malah ngebo,gak sadar diri banget si kalo lo cuma numpang" Lidya dengan kesal menyiramkan semua air yang di gayung kepada Raina.

"Iya Lidya,nanti gue kerjain semuanya " Kemudian Lidya pun pergi dari kamarnya.
Raina pun mulai mengerjakannya meskipun bajunya basah.

Setelah dia mengerjakan tugas Lidya dia bergegas mandi dan bersiap untuk makan malam.

Dimeja makan Raina terlihat masih memikirkan mimpi nya tadi. Sepertinya Farel benar-benar membuat dia mengingatkan nya pada seseorang.

"Raina gimana hari pertama kamu sekolah?,Oh ya itu Jidat kamu kenapa?kamu jatuh?" Om Rio membuyarkan lamunan Raina.

"Papah apaan si perhatian banget sama Raina,lagia Raina juga gak apa-apa dia aja yang ceroboh" Ucap Lidya Sambil mengetuk-ketuk an sendoknya dipiring.

"Iya om Raina gak apa-apa ini cuma kejedot doang tadi" Ucap Raina. "Oh ya Mamah denger dari Bu Nahara bakalan ada Lomba Fisika,kamu masih ikut kan Lidya?" Tanya mamah.

"Kaya nya masih mah" Sebenarnya Lidya tidak mau tapi ini demi menutupi kenakalannya di sekolah. Lidya memang terlihat pintar tapi dia juga nakal.

"Kamu gimana Raina ikut juga Om pernay denger dari Almarhum Ayah mu kalo kamu sering menangin lomba Fisika" Ucap Om Rio.

"Iya om kayaknya Raina juga bakal coba" Ucap Raina. Lidya berdiri dari kursinya "Kalian apa an si,Lo juga" Dia pergi dari meja makannya.
" Udah jangan dipikirin Lidya emang kaya gitu" Ucap tante nya.

Makan malam pun selesai Raina juga sudah mencuci dan membersihkan meja makannya.
Kemudian dia masuk ke kamar.Di kamar dia melihat Lidya sedang memakai masker.

"Kenapa lo Liat-liat gue" Ucap Lidya.
"GE-ER banget si lo " Batin Raina.
Karena dia tidak mau ribut dengan Lidya ,Raina langsung tidur .

"Gue denger tadi lo berduaan sama Farel,lo mau jadi bullyan juga kaya Farel?" Ucap Lidya .
Raina langsung duduk.
"Apa salahnya si..." Belum selesai bicara Lidya langsung menyambar. "Lo salah iya salah lo banyak, pertama lo udah ngerebut Perhatian orang-orang rumah,kedua lo caper sama Farel,asal lo tau Farel tuh mantan gue" Ucap Lidya.

Raina pun yang sudah naik pitam dia langsung kembali tidur. Lidya pun keluar dari kamarnya.
Dia berharapa semoga saja esok pagi akan baik-baik saja tidak seperti hari ini.

Raina akan mencoba untuk tidak sakit hati atas kata-kata Lidya. Dia akan mencoba membiasakan dengan ini. Walaupun akan terasa menyakitkan memang. Dia juga akan mencoba mengerti apa yang Lidya mau.

Sudah garis hidup yang harus dijalani apapun itu . Didepan memang kita tidak tau apa-apa . Dibelakang banyak yang kita tahu yang membuat  senang ataupun Luka. Tapi tidqk bisa diulang dan yang didepan akan dihadapi tidak ada pengulangan sama sekali dalam hidup.

Seberapa keras apapun kita untuk menghindarinya itu memang harus di jalani. Seberapa keras pun kita mengatakan kita lemah kita akan terus mengalaminya. Jatuh kebawah adalah hal biasa yang harus dilalui. Untuk menuju puncak memang harus jatuh. Tapi tidak untuk dikatakan PAYAH. Jatuh tidak akan membuat kita mati PAYAH tidak akan membuat kita terpuruk. PAYAH dan JATUH itu boleh tapi jangan MENYERAH.

HWAITING RAINA.

Back Lagi sama Pania nih maap ya masih gak jelas ceritanya masih pemula. Masih belajar. Jangan lupa baca terus Vote sama Komen ya
tq:)

.../.._/_./.../..../../_./.

:):):)

ABOUT YOU AND COFFEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang