"DUA HURUF MEMBUYARKAN SEGALA HAL"
Raina kembali dari taman. Kebetulan ini habis pelajaran Pak Taat, pelajaran yang menurut teman-teman barunya menyeramkan tapi, menurut Raina sama sekali tidak. Dari kejauhan tampak cemas seseorang dilihatnya. Sambil mengigit jari dan wara-wiri kelihatan mengawasi sekeliling terlihat jelas didepan Raina. Siapa lagi kalau bukan Fasya , sahabat pertamanya yang dia temui di Sekolah ini. Raina masih terdiam di tempat, Pikirannya kembali teringat akan seseorang yang mirip dengan Fasya dia sempat berjanji banyak hal bahkan akan bersama terus namun sepertinya garis takdir berkata lain.
"Woy gila ya loo jam pelajaran coy berani-berani nya lo keluyuran?" Ucap Fasya yang membuyarkan lamunan Raina. "Habis dari mana lo ha?" . Masih setengah sadar Raina mengatakan bahwa dirinya habis dari kantin. Raina kembali berjalan ke kelas , sebelum sampai di ambang pintu Fasya menghentikan langkah Raina. "Ray, Inget kalo ditanya Sakti habis dari mana jawab dari Toilet ,Okeh" Raina yang bingung hanya mengangguk pelan. Benar saja ada seseorang yang bertanya didepan Raina. "Dari mana lo jam pelajaran?lo kira ini Indomaret apa bisa keluar masuk tanpa pamitan?" Cowo itu terdengar ketus tapi mukanya lumayan tampan , anehnya apa yang dikatakan Fasya benar. "Dari Toilet" Raina menjawabnya dengan dingin. Sempat dilirik dengan tatapan aneh Cowok it kembali bertanya "Kenapa sendirian?" Semakin geram Raina dia pun membalas" BUKAN URUSAN LO MAU GUE KE WC SENDIRIAN MAU KE KANTIN ITU BUKAN URUSAN LO, LAGIAN KALO LO GAK PERCAYA GUE KE TOILET KAPAN-KAPAN DEH GUE KE TOILET BARENG LO" Raina tampak kesal dengan pertanyaan Cowok itu.
Raina kembali ketempat duduknya. Perdebatan tadi tidak ada yang memperhatikannya karena masing-masing di kelas sedang sibuk. "Ray?Ray?Ray? " Fasya memanggil Raina sedari tapi Raina sepertinya sedang sibuk dengan Yakultnya. Namun tiba-tiba Raina berbicara "Sya cowo tadi siapa siii? Sok banget deh" Muka polos Raina mengucapkan hal seperti itu sontak membuat Fasya terkejut. Pasalnya selama ini belum pernah ada yang berani melawan Sakti Dwitama AKA Seksi kedisiplinan ini. "Lo gak tahu ya Ray, dia itu seksi Kedisiplinan kelas, kalo lo berani-berani sama dia, dia juga bakalan laporin lo ke bu Devi , wali kelas kita." Raina masih bingung kenapa ada Seksi kedisiplinan dikelas ini, kan ada ketua kelas." Emang gue ngapain tadi, kan gak ngelakuin kesalahan" Jawab Raina tanpa bersalah. "Gue tau lo dari kantin tadi sama Miko kan?gue sempet liat lo di depan pintu perpustakaan, gue mau ngingetin kalian tapi gue sibuk ngalihin perhatiannya si Sakti biar dia gak liat kalian, Lo tau sedekat apapun sama Sakti kalo salah juga bakal dilaporin, gue juga pernah gak nyangka dia pernah ngelaporin Armiko ke bu Devi gara-gara dia pernah keluyuran ke gudang belakang sekolahan." Fasya mengatakan ini dengan hati-hati biarpun mereka berdua duduk dipojokan dan tidak ada siapapun yang melihat tapi Fasya tetap waspada dia tidak mau catatan sejarah nya duduk di SMA akan ternodai karena membicarakan Aib Seksi kedisiplinannya ini.
Waktu sedang asik-asiknya mengobrol, tiba-tiba Bu Devi datang bersamaan dengan Miko. Raina sempat canggung atas kejadian tadi, namun dia tidak mau hal itu terjadi dia tetap bersikao biasa saja karena tempat duduk Miko persis di depan tempat duduk Fasya dan Raina. Bu Devi datang bukan saat jam pelajarannya , semua anak penasaran , apakah ada masalah dengan anak MIPA 1 ini atau ada hal Urgent yang perlu di diskusikan. "Okh anak-anak berhubung saya masuk dibukan saatnya jadi singkatnya, Study Kunjungan akan diadakan 3 bulan lagi" Semua anak sempat terkejut dengan kata-kata yang diucapkan Bu Devi. Belum beberapa minggu atau hari mereka sekolah sudah ada Study Kunjungan. "Karena jangka waktu yang agak lama, Ibu berpesan kalian agar mempersiapkan nya sejak awal, mulai dari Spanduk kelas, Baju kelas, dan apa yang akan kalian lakukan disana karena akan ada beberapa agenda lomba yang akan diadakan disana, mungkin cukup itu dulu pengumuman lain akan disampaikan dikemudian hari, ada pertanyaan?" Salah seorang anak perempuan yang duduk didepan mengangkat tanganya untuk bertanya "Bu siapa yang akan memegang uang spanduk dan baju kelas?" tidak salah lagi pertanyaan itu membuat semua murid menatap seseorang di pojok depan . "Seperti biasa putri fisika kita , Bella ? kamu gak keberatan kan buat jadi bendaharanya?" Tanya bu Devi. Bella hanya mengangguk, jelas saja ia terpilih menjadi bendahara sudah kaya,cantik, pintar dengan julukan putri fisika jelas saja dia pintar dalam hal fisika.
"Itu saingan Lo Sya?" Tanya Raina pada Fasya , tentu saja Fasya menatap tajam Raina, "Dih maaf banget saingan gue gak kaya dia yah" Fasya melipat tangannya di dada " Ya dia di level ini(sambil menaikan tangannya ke atas) dan Lo ada di tingkat ini (sambil menurunkan tangannya kebawah) hahahah" Sontak Fasya langsung menunduk dan melipat tangannya di meja. "Kenapa siii Feren bisa suka orang kaya dia?" Keluh Fasya. "Bukannya si Feren itu pangeran Biologi yah?" Tanya Raina "Kata siapa Lo?" Fasya berbalik tanya ,dari mana Raina tau julukan Feren. Belum sempat menjawab Raina dipanggil bu Devi.
"Raina?kamu tahu kan siapa bendaharanya?" Raina yang bingung karena sedari tadi dia diajak ngobrol oleh Fasya. "Iya bu tahu ,namanya Bella kan bu?" Bu Devi pun mengangguk pelan. Setelah setengah jam bu Devi masuk dan ceramah dilanjut oleh pelajaran lainnya sampai Pulang. Menurut Raina hari ini sangat melelahkan.
Bel pulang pun berbunyi semua anak-anak berhamburan keluar kelas ,parkiran motor pun menjadi ajang geber-geberan motor dan parkiran mobil menjadi ajang pamer bagi anak-anak kalangan Elite. Fasya sudah pulang duluan dia sudah dijempu oleh Bunda tercinta nya, Maklum Fasya anak terakhir Kakaknya kuliah di luar negeri jadi dirumah dia menjadi anak satu-satunya. Tanpa sadar semua anak dikelas sudah keluar kecuali satu anak Miko,tapi dikelas hanya Tas nya saja, Orangnya entah kemana. Dengan inisiatif Raina keluar dan membawa kan Tas dan jaket Miko. Raina menunggu Miko datang, bukan untuk pulang bersama tapi menunggu tas Miko diambil. Sambil menunggu Miko , Raina membuka handphone nya mencari lowongan pekerjaan yang ringan untuk mengisi kegiatan nya supaya tidak gabut dan tidak terlalu bergantung pada uang saku tante dan om nya. Tanpa dia sadar seseorang sedang melihat dan memperhatikan kegiatan Raina. "Gue tau Lo bisa kerja paruh waktu di Kafe mana" Ucap seseorang dibelakang Raina, Tentu saja itu mengejutkan Raina. "Gue gak cari kerjaan kok" Jawab Raina dingin, karena dari tadi Miko juga dingin kepadanya. "Lo mau ikut gue gak?"Tanya Miko,belum sempat Raina menjawab Miko sudah menariknya ke parkiran. Entah mengapa ketika Miko memegang tangan Raina dia merasakan aneh dalam dirinya jantungnya seakan meledak. Raina baru saja sadar Miko sudah tidak marah lagi , namun dia masih bersikap cuek.
Dia melihat penampakan aneh, Miko ganti motor lebih rendah bukan motor yang biasanya lagi dia pakai yang tinggi, yang membonceng pasti harus menutupi Roknya. "Looo..." Raina tampak terkejut ."Iya niii gue ganti motor ,bukan ganti sii lebih ke beli lagi ,secara kalo gue pake motor yang gede ganteng gue tuh kelewatan, ntar kalo loe kelwatan gak naik motor gue lagi dong, kasian juga Lo kalo naik motor gede gue, Lo harus nutupin rok Lo pake jaket gue plus nantinya gue masuk angin" Sontak Raina memukul kepala Miko, untungnya Miko sudah memakai helmnya. Raina merasa sifat Miko menyenangkan dia cerdas,tinggi, Cowok Lapangan,Sombong, terlebih dari itu dia tampan dan tinggi, membuat siapapun tidak teralihkan. "Lo mesti lagi mikirin gue yang keren nya gak ada yang nyaingin" Wajah Miko mendekat ke arah Raina. Blushing? Tentu saja Raina merasakannya ,wajahnya seketika panas. " Lo gak ngelakuin apapun kan Na?" Entah apapun yang terjadi hari ini rasanya Raina ingin terbang dan pergi ke Green Land supaya tidak ada yang , melihat muk merahnya ini."Ngelakuin apa? Nggak tuh" Raina mencoba untuk tidak tersenyum. "Muka Lo Na" Raina langsung merasa jika wajahnya pasti ada yang salah. " Kenapa muka gue? Da yang salah?" Tanya Raina ." Lo ngeblushing Na" Langsung Miko buru-buru memegang stang motornya. Sontak Raina yang malu dia langsung memukul punggung Miko. " Ra lo gak ikut Ekstra Taekwondo apa Karate aja si Na, Lo ada bakat loh" Miko semakin meledek Raina. "Cepetan atau gue gak jadi ikut" Miko pun menuruti permintaan Raina. Mereka berdua pun pergi membelah udara dan jalanan.
Pandangan Miko tidak teralihkan pada spion kanannya. Dia melihat Raina yang dari tadi memegang dan mengipas-kipskan tangnnya ke wajah dan pipinya, sepertinya dia berusaha menyembunyikan muka merah mudanya.
"Miko tadi panggil apa? Na? Beda banget gak kaya biasanya"
YANG GABUT YANG KAUM REBAHAN YANG TUKANG DRAKOR YOKK JANGAN LUPA BACA NIH PART BARU , OH YA JAGA KESEHATAN , KEBERSIHAN JANGAN LUPA, STAY HOME,STAY SAVE AND STAY WITH ME TETEP JAGA JARAK AMAN YAH YANG PENTING GAK JAGA JARAK SAMA DIA,EAAAA
HAPPY READING GUYSSS
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT YOU AND COFFEE
Teen FictionKenapa si Kopi banyak banget rasanya padahal satu warna?, Ya sama kaya hati, cuma satu kan?tapi banyak perasaannya Langsung baca aja jangan kebanyakan deskripsi!!!