🍃Ketika orang lain membencimu tanpa alasan yang jelas, ingatlah bahwa Allah mencintaimu tanpa syarat🍃
--HAPPY READING--
***SMA PELITA BANGSA, Sekolah elite yang tidak sembarangan menerima Siswa. Hanya Murid yang berpotensi dan berbakatlah yang bisa masuk ke Sekolah tersebut. Itupun masih harus di test dengan beberapa ujian yang tidak mudah.
ADARA FARADILLA beserta sepupunya, NAYLA AURORA termasuk salah dua dari sekian Murid bertalenta lebih yang diterima di Sekolah itu. Sayang. Para Murid disana tak pernah bisa menerima kehadiran Dara dengan baik.
Apalagi Nayla, dari dulu dia memang tidak pernah bisa menerima kehadiran Dara di rumahnya, Dan semenjak Dara memutuskan berhijab, sikapnya yang judes semakin menjadi, bahkan Nayla tak segan ikut-ikutan mengejek dan menjelekkan Dara di depan temannya yang lain.
Dara sendirian. Dihina dan dicemoh tanpa ada pembela. Dia hanya berteman buku yang dia pegang dan perpustakaan. Sebenarnya Dara tertekan. Tapi Dia selalu teringat ucapan Bibinya yang selalu bisa punya cara memberinya kekuatan.
"Gak usah dengerin kata orang Dara. Kalo ada yang bilang sama kamu, gak usah munafik, percuma pake jilbab. Gak usah caper, atau apalah gitu. Kamu tutup kuping aja. Senyumin dan bilang pada mereka 'pilih mana hijab atau kain kafan duluan yang nutupin tubuh kamu. Jangan sampai kain kafan menjadi penutup aurat pertama dan terakhirmu."
"Bibi sih ingin Nayla kayak kamu juga Dara, tapi dianya justru tidak mau. Pamanmu juga sudah memaksa dia untuk berkerudung sambil menakut-nakuti dia, tapi yah itu nak. Nayla keras kepala. Mau dibilangin kayak apapun juga dia tetap tidak mau. Bibi harap kamu selalu istiqomah dengan pilihan kamu Dara. Yakinlah bahwa semua yang kamu korbankan saat ini akan mendapat nikmat tak terhingga suatu saat nanti."
Ucapan itu terus menjadi penguat untuk Dara mempertahankan hijabnya. Memang dia sempat goyah. Dara sempat ingin membuka hijab. Tapi ketika teringat ucapan sang Papa, ditambah nasehat dari Bibinya, cukup bisa membuat Dara kembali yakin dengan pilihan yang Dia putuskan sendiri.
***
Istirahat pertama.Dara masih berdiam diri di kelasnya. Menunggu sampai seluruh murid di kelas itu keluar. Nayla beda kelas dengan dia. Nayla Anak Bahasa, sedang Dara Ipa.
Kelas Dara sudah sepi. Dia pun bangkit sambil membawa buku yang dia pinjam dari perpustakaan.
Dara berjalan di koridor. Menunduk dalam dan tak mau tau dengan ejekan orang-orang yang mulai menyerangnya. Tapi...
'BRUUUK'
Dara terjatuh. Seorang cewek feminim sengaja menjulurkan kakinya saat Dara hendak lewat.
Seluruh murid yang berada disekitar Dara tertawa. Sama sekali tak peduli pada Dara yang tengah tersungkur malu dilantai.
Dara mengutip kembali bukunya, Lalu kembali bangkit.
"Ternyata bukan hanya tampangnya doang yang bego, otaknya juga dungu gak bisa mikir mana jalanan mana kaki orang."
"Mungkin matanya terhalang sama jilbab kebanggaan yang menutupi wajahnya."
"Jilbab kebanggaan yang menyebalkan."
"Dasar bodoh."
"Di jaman bebas begini masih aja mau pake jilbab."
Dara terus berjalan lurus. Melewati mereka yang sama sekali tak peduli apa dia sakit hati atau tidak.
Dara memasuki perpustakaan. Duduk disalah satu kursi kosong yang lumayan sepi dari murid sekitar. Dia tumpahkan genangan air dimatanya yang sejak tadi dia tahan. Dara Terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEADED FOR LILLAH✔
Espiritual_______________________ Jika mencintai dia bisa membawa gue pada Taat, gue terima(:(:(: --ROMAN ISLAMI MODERN-- --TEEN FICTION ISLAMIC-- @hak cipta dilindungi undang-undang.