🍃Ketika setetes air mata jatuh, yakinlah akan ada seribu senyuman yang mengikuti🍃
--HAPPY READING--
***Usai pelajaran berakhir, Zulfan pergi menuju area IPA Kelas Sepuluh. Maksud Dia mampir ke Daerah itu hanya ingin menunggu Dara dan mengajaknya pulang bersama. Meski hanya kenal kemarin lalu, Zulfan sudah yakin kalo Dara adalah gadis baik yang bisa Dia jadikan Teman.
Zulfan tidak tau Kelas Dara yang mana. Dia hanya mencoba mengintip dari Kaca Jendela dan akhirnya Kelas Gadis yang Dia maksud ketemu juga.
Seperti biasa. Dara selalu keluar belakangan. Dia masih menunggu seluruh Murid di Kelasnya keluar, lalu Setelah sepi dia pun juga keluar.
"Zulfan?" Dara hampir tak percaya begitu melihat Zulfan sudah berdiri didepan Kelasnya.
Zulfan melempar senyum ramah.
"Kamu... dari tadi disini?" Tanya Dara.
"E...e...e...e..." Seperti biasa. Zulfan memperagakan gerakan yang Dara tak mengerti maksudnya.
Dara menepuk jidat lantas tergelak sejenak. Zulfan mengkerut.
"E...e...e...e...?" Dia tentu tak paham melihat Dara malah tertawa.
"Besok-besok Aku kursus bahasa Kamu deh, biar gak selalu pake pen dan buku buat ngertiin gerakan Kamu." Ujar Dara sembari tersenyum renyah.
Zulfan mengangguk setuju seraya mengacungkan jempolnya.
"Pulang yuk, keburu Bisnya lewat." Ajak Dara.
Zulfan kembali mengangguk. Memang itu maksud Dia menunggu Dara sejak tadi.
Mereka berjalan beriringan. Melewati lorong Kelas yang berderet rapi, melangkah di koridor, lantas berjalan santai di halaman Sekolah.
"Woyyy...!!"
Dara dan Zulfan bersamaan menoleh. Ternyata itu suara Fian. Dia dan kedua temannya sudah terlihat stand by disamping Mobil. Ada juga seorang cewek di antara mereka.
"Nayla???" Dara hampir tak percaya begitu tau kalo sepupunya sendiri justru sedang bersama mereka.
Nayla terlihat tersenyum miring melihat Dara menatap aneh ke arahnya.
"Ya ampun, si Gagu dan si Norak itu ternyata pacaran guys, really a matching pair, hahaha." Alex, teman terbaik Fian, berseloroh sembari tertawa keras.
"Haduh, sok romantis amat sih. Kalo udah gagu gak usah alay woy. Pake pacaran segala lagi. Basi lu, hahaay." Teman Fian yang lain, Andra, ikut menambahkan juga.
Dara menghela nafas perlahan. Di saat suasana begini sabar dan tenang memang pilihan terbaik. Dia sendiri tak habis pikir, Zulfan dan Fian adalah orang yang sama, tapi malah punya sifat yang sangat jauh berbeda.
Dara dan Zulfan kembali berjalan. Melangkah menuju gerbang yang jaraknya sudah tak jauh lagi, dan Menganggap apa yang Mereka dengar tadi hanya angin lalu yang tak perlu di tanggapi.
"Wah... kayaknya harus dikasih perhitungan tu orang. Liat, songong amat mereka. Kita di cuekin men." Fian geram.
"Sayang... Mereka memang harus kita kasih pelajaran. Terutama buat si Cewek Norak itu. Heh, baru punya pacar Gagu aja udah belagu Dia ama kita." Tambah Nayla. Masalah tadi pagi, membuat dia begitu amat dendam pada Dara.
"Definitely Dear, mereka akan tau akibatnya karna udah sok belagu ama kita. Terutama buat tu si cewek norak. Gua bakal bikin dia kapok dan gak mau lagi sok soan ama kita." Imbuh Fian.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEADED FOR LILLAH✔
Espiritual_______________________ Jika mencintai dia bisa membawa gue pada Taat, gue terima(:(:(: --ROMAN ISLAMI MODERN-- --TEEN FICTION ISLAMIC-- @hak cipta dilindungi undang-undang.