8. Capek

49K 2.6K 291
                                    

Mysha mengambil alih agar ia yang menangani Kinara, kini, wanita itu duduk didepan Aldito. Kinara belum juga sadar, ia sudah ditangani tadi sebagian oleh Mysha.

"Jadi, gimana Sha?"

"Harusnya, Ibu hamil harus hati-hati biar gak jatuh waktu berjalan, dikamar mandi, maupun waktu naik kendaraan. Jatuh bisa buat goncangan pada perut ibu hamil. Walaupun jatuhnya gak terlalu keras dan gak mengenai perut langsung, kemungkinan gak akan mengganggu janin karena janin sendiri terlindungi oleh cairan ketuban, otot rahim yang kuat, dan otot perut. Tapi kalo jatuh dengan keras atau benturan langsung kena perut, goncangan tersebut bisa berbahaya bagi janin misalnya memicu keguguran, kelahiran prematur, kontraksi, dan terlepasnya plasenta atau ari-ari." jelas Mysha pada Aldito.

Aldito mengangguk mengerti. "Syukurlah kalo Kinara gak apa. Lo, gak capek? Langsung pulang aja Sha."

"Iya, ini mau pulang."

"Makasih Sha, padahal, lo sendiri lagi hamil. Makasih banyak," ujar Aldito.

"Jadi, anak gue terselamatkan?"

"Iya. Jangan buat kondisi si janin lemah. Itu sangat amat beresiko, To. Apalagi, Kinara hamil muda dan usia kandungannya masih cukup rentan kenapa-napa."

"Usahain jangan banyak pikiran, jangan capek, jangan panik. Lo sebagai suami pasti tau gimana sifatnya Kinara, apapun itu, turutin selagi gak membahayakan dia. Dia lagi hamil, perasaannya sensitif, susah ngembaliin mood-nya lagi, pasti dikit-dikit marah, lo kalo ngasih tau juga pelan-pelan." kata Mysha.

"Yaudah, gue tinggal dulu. Gue mau susul Shilla, kasihan dia dititipin diruangan main anak." Mysha pun keluar ruangan tersebut.

"Erlangga udah bisa dihubungin?" tanya Aldito sebelum Mysha benar-benar keluar.

Mysha menggeleng.

"Gue harus kasih dia pelajaran!"

"Jangan To, gue lagi capek, males ribut."

"Gue harus kasih pelajaran buat Erlangga! Suami macam apaan lo!" Gumam Aldito setelah Mysha pergi.

Mysha menghampiri Shilla yang tengah bermain diruangan main anak. Ia pun mengajak Shilla untuk keluar dari sana dan bergegas untuk pulang.

"Pulang ya Nak, kamu belum istirahat dari tadi pagi ke Mall terus lanjut ikut Mama kesini," kata Mysha.

"Iya Mama, Cilla juga capek,"

Mysha pun menggendong Shilla ke dalam mobil, Ia menidurkan Shilla disana. Dengan pikiran yang tenang, Mysha mengemudikan mobilnya menuju pekarangan rumahnya.

****

Mysha💛 (32 miss called)

"Astaga! Gue gak buka ponsel daritadi." gumam Erlangga terkejut melihat panggilan dari Mysha.

"Yar, gue balik ya, Mysha nyari."

"Yah Lang, padahal masih mau ngobrol." ucap Yara kecewa.

Ya, Yara sudah sadar! Tetapi Fabian belum.

"Sorry, lain kali, cepet sembuh.." Erlangga pun berlari menuju parkiran, ia melajukan mobilnya menuju pekarangam rumahnya.

Sesampainya dirumah, ia terkejut. Mengapa mobil Mysha ada diluar? Mysha pergi kah tadi?

Erlangga memasuki rumahnya, ia terkejut melihat pakaian Mysha penuh darah. Mysha melepas pakaiannya dan hendak ia taruh ke dalam mesin cuci. Wanita itu ingin mandi, sangat panas.

"Sha.. Kamu––"

"Shilla! Sini Nak," panggil Mysha memotong ucapan Erlangga. Sumpah, ia sangat kesal dengan suaminya itu.

"Mama mau mandi, Shilla jangan kemana-mana, oke?" Mysha pun berdiri dari duduknya lalu pergi berjalan menuju kamar mandi tanpa menghiraukan Erlangga. Sungguh, ia masih kesal. Karena apa? Karena Erlangga tak pernah seperti ini sebelumnya.

Erlangga melihat Shilla yang menatapnya, lalu ia menghampiri putri kecilnya itu. Erlangga mengusap rambut Shilla lalu bertanya, "Mama kenapa?" tanya Erlangga lembut, Shilla hanya diam.

"Mama kenapa, Cilla?"

"Onti Kinala beldalah, Om jelek sama Mama nangis tadi Cilla ikut ke lumah sakit. Mama kakina klam, Papa di telpon gak bisa," celoteh Shilla.

"Terus? Sekarang Aunty dimana sama Om?"

"Lumah sakit. Mama kilim pesan ke Papa, Papa gak jawab! Shilla malah!" Shilla kesal dengan Erlangga, pasalnya Papanya itu selalu saja sibuk.

"Maafin Papa.. Tadi Papa––" Erlangga menggantung ucapannya. Ia segera memeluk Shilla. "Shilla udah makan? Shilla bobok ya? Naik sana dikasur Papa. Nanti kalau kita mau jenguk Om sama Tante Cilla Papa bangunin."

"Ya Papa," Shilla pun nurut dengan apa yang diperintahkan oleh Erlangga. Ia naik ranjang milik kedua orang tuanya. Lalu tertidur di atas sana dengan dengkuran kecilnya.

Erlangga pun mengganti pakaiannya dengan kaos hitam biasa, ia menunggu Mysha keluar dari kamar mandi. Ingin menjelaskan semuanya pada Mysha.

Klek

Panjang umur! Baru saja ditunggu wanita itu sudah keluar dari kamar mandi, Mysha pun berjalan menuju lemari.

"Sayang.."

Mysha menoleh, "Kamu manggil aku?" kata Mysha. Erlangga mengangguk. "Maaf tadi ponselku gak aku nyalain. Aku abis dari rumah sakit tadi. Yara minta tol–"

"Iya Lang, aku ngerti."

"Sha, ini aku beneran dia minta tolong bu–"

"Iya Erlangga. Please, aku capek, gak mau ribut."

"Aku tau, kamu marah Sha. Maafin aku, please. Ini sepele Sha.."

"Sepele kamu bilang?! Biasanya kamu selalu stay handphone Lang. Kinara pendarahan, aku kocar-kacir bawa dia kerumah sakit berdua Aldito, bawa Shilla! Shilla rewel, aku mau nanganin Kinara masa Shilla aku bawa-bawa?"

"Niatnya aku mau minta tolong kamu buat jaga Shilla. Tapi karena kamu gak bisa dihubungin entah ngapain, aku titip Shilla di ruangan main anak rumah sakit."

"Oke aku salah, please maaf Sha.. Jangan kayak gini, hukum aku Sha, tapi gak dengan kamu diemin aku. Please, bilang, apa yang harus aku lakuin?"

"Aku maafin, aku harap kamu gak ngulangin. Stay handphone, kamu punya istri yang lagi hamil, dan punya anak kecil. Tolong, ubah sikap yang kayak gini." tegas Mysha.

"Iya-iya, jangan marah.."

"Ya."

"Kamu mau–"

"Gak mau apa-apa, mau tidur!" Erlangga terkekeh, ia pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.


JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!

Hayo siapa yang lagi ulangan? kita samaaaa😋

Terimakasihhhh💗

Mysha 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang