10. Kondangan

53.9K 2.7K 239
                                    

"SAHH!"

Kedua mempelai tersebut sama-sama tersenyum, lalu saling menatap dan sang suami mencium kening sang istri. Mysha dan Erlangga ikut bahagia melihat mereka sudah benar-benar sah menjadi sepasang suami dan istri.

"Mama! Cilla mau es klim!" pinta Shilla pada Mysha, Mysha tersenyum kecil. "Nanti ya sayang?"

"Emang kenapa Mama?" tanya Shilla seraya mendongak keatas agar wajah sang Mama terlihat olehnya. Kini Shilla berada dipangkuan Mysha.

"Kalau acaranya udah selesai, kita ke depan beli es, okey? Tunggu dulu ya anak pintar?" Shilla mengangguk mengerti membuat Mysha tersenyum lalu fokus akan kegiatan di depannya ini.

"Papa! Menikah itu apa?" tanya Shilla tiba-tiba.

"Hmm––Nanti Cilla juga tau kok," kata Erlangga.

"Nanti Cilla juga menikah gak Papa?" tanya Shilla lagi. Erlangga terkekeh, "Iya, tapi nanti kalau udah besar." jawab Erlangga.

"Cilla menikahnya sama siapa dong?"

"Sama jodoh Cilla."

"Siapa Pa? Abang Gio?"

Erlangga terkekeh, lalu menggeleng. "Kalian saudara, mana mungkin sayang.."

"Telus? sama siapa dong?"

"Udah ih kamu ngapain nanya kaya gitu, ayo katanya mau beli es." kata Mysha.

"Sabal dong Mama! Lok Cilla nyangkut ini," Shilla kesal, gadis kecil itu menghentak-hentakkan kakinya ke lantai.

"MAMA!" teriak Shilla nyaring, membuat Kinara datang. "Ada apa sayang?" tanya Kinara.

"INI LOK CILLA NYANGKUT!" geram Shilla. Gadis itu terus saja menarik-narik gaunnya yang menyantol di kursi. Dibantu oleh Mysha, barulah gaun itu bisa terlepas.

"Uu-uh! Cilla gak mau duduk situ lagi!" omel Shilla pada si kursi. Lalu gadis kecil itu berjalan kearah Mysha yang sudah jalan terlebih dahulu.

Mysha, Kinara dan Shilla kini sudah berada diluar gedung. Kedua wanita cantik ini menemani Shilla yang terus merengek meminta es krim. Untungnya, tukang es krim itu belum pergi. Jadi, Mysha tidak perlu jauh-jauh dan repot mencari Minimarket.

"Lima libu?" Shilla nampak kebingungan, gadis kecil itu masih saja memegangi es krim yang sudah disedikit mencair. "Hayo lima ribu itu yang mana?" tanya Mysha kepada Shilla seraya menyodorkan uang dua ribu rupiah, lima ribu rupiah dan lima puluh ribu rupiah.

Dengan ragu, Shilla menarik uang berwarna biru itu. "Ini Mah, ini lima puluh libu. Kalau lima libu yang itu, tapi kan kita beli tiga jadinya gak cukup pakai uang lima libu." Mysha mencium Shilla gemas, "Pinter anak Mama!"

Shilla memberikan uang itu kepada tukang es krim tersebut, "Makasih neng cantik, kamu pintar sekali.." ucap tukang es krim tersebut, lalu memberikan kembalian kepada Shilla.

Mysha, Kinara dan Shilla pun masuk lagi ke dalam gedung. Mata Mysha memicing ketika melihat Revan dan Meira disana tengah mengobrol bersama Erlangga. Iapun langsung menghampirinya.

"Hai Om!" sapa Shilla pada Revan. "Hello Onti!" kini beralih pada Meira.

"Eh Cilla, abis beli es krim?" tanya Meira.

Shilla mengangguk, "Iya Onti, just one! Kata Papa kalau banyak nanti batuk. Kalau Onti mau nih beldua sama Cilla," Shilla menyodorkan es krim tersebut. Meira menjilatnya diujung, "Makasih, baby!"

"Sayang, masuk yuk? Fabian nyariin kamu tadi." ujar Erlangga.

"Oh ya? ngapain?" tanya Mysha seraya memakan es krim yang ada di tangannya.

"Kangen sama kamu," celetuk Erlangga.

"Dih Erlangga cemburuan, ya elah bini lo gak akan berpaling!" kata Revan.

"Tau! Lagi juga si Fabian udah nikah, masa dia berani bilang gitu di depan Yara." kata Aldito.

"Berani aja, tadi." ucap Erlangga.

"Lah? konyol amat."

"Soalnya Yara juga ngelakuin hal yang sama kaya Fabian ke gue."

Deg

****

"Lo terlalu jujur bro, kalo Mysha sakit hati gimana?"

"Gue tau. Tapi kan Fabian juga bilang gitu, lo pikir gue suka gitu?"

"Beda Lang. Lo denger langsung dari Yara yang jelas-jelas Mysha gak denger, sedangkan Mysha dengernya dari lo. Ubah pola pikir lo." ujar Revan seraya menghisap putung rokok yang ada di tangannya.

Erlangga pun masuk bangkit dan masuk kedalam gedung, melihat Mysha dan Shilla tengah bermain ponsel. Erlangga yakin mereka berdua tengah bermain games diponsel. Itulah kebiasaan Mysha dan Shilla jika tengah bosan.

Erlangga menghampiri mereka, dan duduk disebelah Mysha. Mysha terlihat tengah tertawa dan sedikit kesal karena ia kalah dalam permainan bersama Shilla.

"Eh Sayang.." ucap Mysha saat melihat Erlangga ada disana, tetapi matanya fokus pada games itu.

"Yah kan! Mama kalah! Cilla serang musuhnya cepet! Mama dari ulang nih!"

"Oke Mama!"

"Yah hahahaha!"

"Sukulin mati!"

"Sha.."

Mysha menoleh sebentar, "Ya?"

"Sorry."

"Santai aja Lang. Yara kan sahabat kamu." kata Mysha yang masih tetap fokus pada games tersebut. "Tapi kalo kamu mau marah sama aku gara-gara Fabian, gak apa, aku terima." Mysha menyelesaikan permainannya.

Erlangga menggeleng, lalu tersenyum. "Gak adil." ucap Erlangga.

"Maaf selama ini aku egois akan kamu Sha, aku bakal buktiin aku bakal jadi lebih baik lagi Sha. Jangan tinggalin aku." kata Erlangga dengan nada lirih.

"Kamu kenapa sih? Kesambet apa Lang? Aku bilang gak papa ya gak papa, lagi juga wajar kan sahabat sendiri kangen?"

"Iya, aku salah."

"Jangan begitu, kamu kaya gitu seakan-akan aku yang paling jahat."

"Maaf."

"Udah ah, yuk kita pamit pulang." kata Mysha akhirnya. "Sayang, panggil Om sama Onti. Bilang kita mau pulang," suruh Mysha pada Shilla.

"Oke,"

"Kamu aja yang pamit. Aku tunggu sini." ucap Erlangga.

"Yaudah terserah kamu."

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!



Mysha 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang