PELUK

3.1K 466 75
                                    

Aku rekomendasiin baca part ini sambil denger lagu Pelukku unyuk Pelikmu by Riersa Besati yaaaa 😊

***
**
*
*Happy Reading*

Felix hanya mengaduk mangkuk bubur ayamnya yang masih penuh dengan tatapan tak minat. Bahkan saat Daehwi dan Yuna sudah selesai dengan sepiring Siomay dan Nasi gorengnya masing-masing, Felix masih dengan pikirannya yang rumit.

"Haahhh" hela nafas panjang Felix entah sudah keberapa kalinya dari pagi ini.

"Makan dulu, Fel. Otaknya di istirahatin dulu. Bisa-bisa pingsan lo!" Ucap prihatin Yuna yang mendapat tatapan kasihan dari Daehwi juga.

Felix tersenyum lemah. Alih-alih memasukan sesendok bubur ke mulutnya, Felix lebih memilih mendorong ke samping mangkuk buburnya.

"Aku ke ruang BEM dulu ya. Mau benerin proposal. Kalian ada kelas kan? Nanti selesai kelas susulin aku ke sana aja" Felix mengemasi map berisi revisi proposal ulang tahun kampus juga tas punggung hitamnya.

Belum sempat Daehwi dan Yuna mencegah, Felix sudah terlebih dahulu berlari keluar dari kantin.

"Temen lo Hwi, Hwi! Nggak ada kenal istirahat apa ya?!" Yuna menggeleng prihatin.

"Lagian kenapa sih pak Aziz minta revisi mulu. Mana ini udah keempat kalinya juga. Dikira gampang apa ngelobi artis-artis sama vendor!" Sungut Daehwi yang tak kalah kesal dengan Pak Aziz, pembina BEM.

"Kalo sampai temen gue semaput, gue bakar tuk kantor si kumis kuda!" Sumpah Yuna. Tak tega dia dengan sahabatnya. Sudah badan kurus, sekaramg tambah kurus karna acara ulang tahun kampus mereka.

"Dah yuk cabut dulu. Bentar lagi bu Susi masuk nih!" Daehwi menggendong tas punggung biru tuanya dan menenteng laptop yang akan ia pakai saat presentasi.

"Yuk!" Yuna mengikuti kemudian.

"Eh, bentar!" Daehwi memungut benda hitam yang ia lihat ada di kolong meja makan mereka.

"Loh! Ini kan hp si Felix!" Ucap Yuna.

"Duh, gimana nih Yun? Kalo kita kasih sekarang, bisa-bisa kita telat masuk kelas. Tapi kalo nggak dikasih sekarang, ntar Felix kalo nyariin gimana?"

Yuna ikut berfikir. Tapi ia dan Daehwi tak menemukan solusi selain menyimpan hp sahabat mereka lalu masuk kelas. Akan mereka berikan nanti saat selesai kelas.

Mana mungkin mereka telat di kelas bu Susi yang terkenal pelit memberi nilai. Apa lagi untuk anak-anak yang tidak disiplin dikelasnya.

***
**
*

Felix meregangkan kedua tangannya ke atas begitu selesai mengoreksi halaman terakhir proposal. Tak sengaja, matanya menatap jam dinding yang tergantung di atas pintu ruang Bem.

15.27. Berarti sudah tiga setengah jam kurang lebih ia mengerjakan revisi keempat proposal ulang tahun kampus.

Kruuyuukk..

Perutnya berbunyi keras. Untung saja tak ada yang mendengar selain kupingnya sendiri. Ah, benar saja. Terakhir ia makan tadi pagi. Itu juga hanya sesuap roti bakar yang dimasukan Daehwi ke mulutnya.

"Laper" rintih Felix. Tangannya menekan perutmya sendiri yang terasa melilit.

Asam lambungnya mungkin mulai naik. Sudah tak makan, ditambah stres hasil dimarahi pak Aziz tadi pagi, juga kurang tidur kematin malam karena harus mengebut tugas pak Adam yang harus sia serahkan siang tadi. Ah, juga ditambah tak makan siang. Lengkap sudah alasan asam lambungnya naik.

MY YOUNGEST BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang