Kebahagianku hanya sesaat. Tertawa lalu menangis lagi, setiap saat selalu seperti itu.
Ini menyakitkan.Angin berhembus menerpa wajahku. Rambutku menyibak kesana-kemari. Aku menghembuskan nafas perlahan, kenangan indahku berputar begitu saja seperti kaset. Setelah aku merasakannya, setelah aku sudah bahagia, dan setelah aku tidak merasa kesepian lagi,
Aku tertawa lepas mendengar leluconnya. Tidak lucu, tetapi suara dan wajahnya yang membuatku tertawa! Wajahnya yang polos seketika menunjukan wajah yang konyol, tutur kata yang lemah lembut seketika menjadi apa adanya.
"Ah, iya? Benarkah seperti itu?" tanyaku antusias.
Dia bercerita lagi dengan bebas, gestur tubuhnya mendukung untuk berperan sebagai seseorang yang konyol. Dia tidak marah saat aku meledeknya habis-habisan. Ini yang aku suka darinya! Sifatnya yang tidak tempramental membuatku nyaman.
Aku mengusap air mataku yang mengalir dengan kasar. Aku sangat merindukannya.
Dua minggu setelah aku kembali merasakan kebahagiaan, kebahagiaanku pergi meninggalkan segalanya disini.Ku hirup perlahan bunga gardenia lalu ku letakan di samping batunisan bertuliskan namanya,
"Ana, Farel sayang.." ucap bunda disertai deraian air mata.
"Ada apa dengan Farel bunda?" tanyaku tidak sabaran.
"Dia kecelakaan."
Tangisku bertambah kencang. Semua pasti hanya mimpi! Satu bulan kenal dengannya, nyaman dengannya, lalu inikah akhir dari kebahagiaanku?
Dia pergi membawa kenangan indah dan meninggalkan luka untuk ku sendiri disini tanpa ada yang membuatku tertawa lagi.
Jika dia pergi dari dunia ini, bagaimana dengan kebahagiaanku yang pergi bersamanya?
♦♦♦
Oke. Sistem vote dan comment sudah dibuka. Welcome my sad area 🍃💧
TBC!

KAMU SEDANG MEMBACA
Lose
PoesíaMenceritakan tentang sebuah kehilangan. Rasa suka yang terpendam. Dan rindu yang tidak tersampaikan. Kalian tertarik membaca tulisan-tulisan ini? Sebuah peristiwa yang tidak akan pernah terlupakan, peristiwa yang sudah lama ditunggu oleh kalian semu...