Y ang menggembirakan

11 4 0
                                    

"Aww, uuh mereka benar-benar gila"

Fred mengompres lukanya, sesekali meregangkan otot rahangnya.

"Wah, mereka melukai wajah tampanku, tak apa kau jadi tampak lebih tampan dengan luka itu Fred" ucapnya diselingi tawa kecil

Namun tiba tiba ekspresi wajahnya berubah, bukan karena rasa sakit karena berkelahi tadi, tapi karena ia teringat akan sesuatu.

"Huft, kenapa orang seperti ayahku masih ada di bumi ini, tidak cukupkah masa kecilku penuh dengan lebam seperti ini, dan ini kembali terulang. Setidaknya sekarang aku tidak akan diam saja" ucap Fred

Ya, Fred kabur dari rumahnya dan pergi datang ke panti ini 10 tahun yang lalu, karena ayahnya yang tempramental dan pemabuk itu selalu menyiksanya. Ia cukup kuat untuk bertahan dalam setuasi seperti itu.

Akhirnya Fred dan Dave jadi teman dekat.

Semakin hari kelakuan TheCR semakin menjadi-jadi, mereka sepertinya menjadikan bullying sebagai hobi, tidak ada seorang pun yang menghentikan mereka.

Fred sudah sangat muak dengan tingkah mereka, dia sangat ingin membalas perbuatan mereka, terlebih lagi siswa yang mereka bully itu siswa yang lemah, tapi Fred bingung bagaimana harus membalasnya.

Sampai suatu hari,

TheCR selalu di antar jemput oleh pengawalnya, namun hari itu Ron terlihat uring-uringan di pintu gerbang sekolah.

"Bangsat, ini yang jemput kapan datengnya sih, lama banget. Gua pecat lu"

Ponselnya berdering

Pesan Whatsapp dari supirnya, memberi tahu bahwa mobilnya mogok.

"Haduh, ada acara mogok segala, terpaksa gua harus naik taksi ini mh"

Suara pintu terbuka (kreeek)

"Halo Ron, apa kabar?" suara berat yang menyeramkan.

"Aaah, lo siapa hah? Anjir ini tangan gua kok diiket, lepasin tutup mata ini woy, gua dimana ini? Lo mau apa?" Tanya Ron berusaha melepaskan diri

Ron teringat saat sedang menunggu taksi tiba-tiba ada yang membekapnya, dan tanpa sadar dia sudah ada di ruangan ini.

"Disini gua hanya ingin bermain dengan lo, lo harus ngerasain apa yang mereka rasain" jawabnya disertai dengan tawa kecil

"Maksud lo apaan?"

"Jadi lo belum nyadar ya?, Oke gua bantu lo buat sadar"

Orang itu menyalakan rokok, lalu menghisap rokoknya dan menghembuskan asap ke wajah Ron.

"Uhuk uhuk uhuk uhuk, mau lo apa sih hah? Uhuk uhuk" tanya ron disela batuknya.

Tiba-tiba orang itu menempelkan rokoknya di pipi Ron dengan keras.

"Aaaaah panas, sakit" teriak Ron

Terus menerus pria itu menempelkan rokoknya di bagian yang berbeda, dengan menyunggingkan senyum di wajahnya, seakan akan senang melakukan semua itu.

Pria itu mengambil cutter panjang dan memainkannya di telinga Ron.

Kkkrrrrk, krrrrk, kkrrrrrk (suara cutter naik turun)

"Please, mau lo apa? Jangan sakitin gua please" pinta Ron

"Kan udah gua bilang, gua mau senang senang sama lo" jawabnya dengan tenang.

"Berengsek, lo gila ya?, Hal gini lo sebut senang-senang."

"Hmmm, lo banyak bacot juga ya" jawabnya sambil menempelkan cutter di bibir Ron

Mendapat perlakuan seperti itu membuat Ron terdiam dengan nafas terengah-engah, dan keringat bercucuran.

"Cep, cep, cep kamu gerah ya?, Tunggu sebentar ya!" tanya pria itu

Pria itu datang dengan seember air es, dan dengan santai menumpahkannya ke tubuh Ron. Tubuh Ron basah kuyup dan mengigil kedinginan.

"Tolong, tolong, tolong gua" teriaknya dengan tubuh mengigil

"Disini gak ada siapa-siapa Ron, cuma kita berdua, hahaha."

"Maafin gua kalo gua punya salah sama lo, please lepasin gua"

"Hah?Maafin? Buat apa? Lo gak punya salah sama gua Ron, disini gua emang seneng aja memperlakukan lo seperti ini"

Pria itu kembali menyeret Ron, dan memasukkannya kedalam bathub, menidurkannya, dan menyalakan air.

"Sekarang lo mau ngapain, please lepasin gua" rengek Ron dengan air di bathub yang semakin terisi

"Tenang gua akan lepasin lo dalam 10 menit"

"Hah? Ini air udah nyampe leher gua, lo mau bunuh gua" jawabnya dengan air yang sudah mulai masuk ke mulutnya

Ikat penutup matanya terlepas, dan Ron melihat wajah pria itu.

"Jadi, lo yang ..."

belum sempat menyelesaikan ucapannya, pria itu memegang wajahnya dan mendorongnya.

"Sorry Ron, karena lo udah liat wajah gua, lo harus berakhir disini. Kenapa juga lo ikut-ikutan sama geng berandal itu, ya jadi gini dah akibatnya, tenang gak lama temen lo juga nyusul kok" dengan santainya pria itu bicara pada Ron tanpa melepaskan tangannya.

Ron terus meronta-ronta karena kehabisan nafas.

"Hah, ini cukup melelahkan, tapi gua seneng, haha. Makasih Ron udah mau main" ucapnya sambil melepas ikatan di tangan dan kaki Ron.

Pria itu meninggalkan Ron yang sudah tak bernyawa disana, dengan air keran yang masih menyala.

I'M A ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang