Di pagi yang cerah, ditemani merdunya suara burung, aku terbangun, dilihat matahari telah menunjukkan jati dirinya, terlihat kegelapan telah berganti menjadi cahaya. Aku menyibak selimut yang menutupi tubuhku dan berjalan untuk membuka tirai jendela dan memasuki sudut kamarku. Aku tersenyum tipis , setelahnya aku menuju kamar mandi untuk bersiap-siap sekolah.
Dua puluh menit berada di kamar mandi aku mengambil handuk dan melilitkannya ditubuh mungilku kemudian memasuki walk in closet dimana semua perlengkapan aku ada di dalam sana.
Selesai dengan semuanya aku dengan penuh semangat mengambil tas sekolah yang sudah aku simpan di meja belajarku. Begitu membuka pintu kamar aku dikejutkan oleh kehadiran seseorang yang seperti ingin memasuki kamarku.
"Baru aja Kaka pengen bangunin , ternyata udah bangun. Pinternya adek Kaka!" Ucap nya tersenyum
Marryena Quenzea Orlando, dia adalah Kaka perempuan ku yang sering sekali aku panggil kak Zea. Kaka aku yang ini sangat berlebihan jika itu menyangkutku, aku tidak masalah karena apapun itu aku tetap menyayanginya.
"Iya dong kak, kan hari ini aku pertama masuk sekolah masa mau terlambat kan gak lucu" ucapku cemberut
Marcheline Berliana Orlando, itu nama aku. Aku anak terakhir dari tiga bersaudara, aku di panggil Liana oleh orang terdekatku.
"Yuk ke bawah dek, yang lain udah pada di bawah" ucap kak Zea sambil menggenggam tanganku lembut dan membawaku ke lift.
Lift? Ya di mansion ku memang disediakan lift, khususnya untukku. Tidak hanya untukku si untuk yang lainnya juga boleh kok, tapi kata Papa lift ini khusus untukku agar aku tidak menggunakan tangga dan berakhir membuatku lelah. Em , aku memang berbeda dengan kedua Kaka ku itu karena aku lahir dengan daya tubuh yang lemah jadi wajar saja jika mereka sangat mengkhawatirkan aku.
Ting....
Aku langsung mengikuti kak Zea yang membawaku keruang makan. Di sana aku bisa melihat Mama , Papa dan Abang yang menyambut aku dan kak Zea dengan senyum hangatnya.
"Selamat pagi semua!" Sapa ku pada mereka
"Morning sayang...
"Morning dek....
"Morning anaknya Mama....
Aku tersenyum dan mencium pipi mereka satu persatu begitupun dengan kak Zea melakukan hal yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREEDOM OF LIFE
Teen FictionPengen gak sih kalian hidup layaknya orang-orang yang bisa melakukan aktivitas apapun yang kalian mau tanpa di awasi oleh siapa pun? Pastinya dong siapa sih yang pengen hidup bebas tanpa adanya aturan-aturan yang membuat hidup kalian merasa sangat t...