Setelah kedatangan Daniel tiba-tiba keduanya menghabiskan waktu bersama meskipun hanya menonton tv dan mengemil makanan itu saja cukup untuk membalas semua rindu yang selama ini mereka pendam. Tapi waktu mereka terganggu ketika Daniel di telefon ayahnya untuk segera pulang. Meskipun malas Daniel harus terpaksa meninggalkan kekasihnya.
"Kak Zea , katanya tadi sore ada kak Niel ya?" Ucap Liana yang baru saja menyelesaikan makan nya
"Kamu tau dari siapa dek?" Sahut Zea pelan
"Dari mama, kak Niel nya sekarang mana?aku mau ketemu" rengek nya
"Kak Niel nya udah pulang dong dek, besok lagi kan bisa ketemu sama kak Niel kan kalian satu sekolah loh" ucap Sarah cepat tidak ingin membuat putri bungsunya sedih
"Em ya udah deh" ucapnya lesu
Tama mengelus kepala putrinya lembut. "Udah selesai dek makannya?minum obat ya?"
"Gak mau, aku bosen minum obat terus gak enak rasanya pait" tolak Liana cepat
"Kok gitu dek?mau bikin Mama sedih Hem?" Ucap Sarah lembut
"Enggak aku enggak mau bikin Mama sedih. Tapi aku gak mau minum obat"ucap nya kekeh
Marchel menatap adiknya yang mulai rewel. "Gak boleh ngebantah ucapan orang tua loh dek, kamu mau dosa?"
"Enggak mau" ucapnya cemberut
"Ya udah sekarang minum obatnya ya?" Ucap Marchel membujuk
"Kalo di minum obatnya nanti ada hadiah loh buat kamu" ucap Zea ikut membujuk
"Hadiah?" Ucap Liana senang
"Iya , apalagi hadiahnya dari kak Niel. Gimana mau di minum gak obatnya?"
"Mau" ucap Liana senang
"Bi, tolong ambilin obat Liana ya" ucap Sarah pada lima , kepala maid.
"Baik nyonya" ucapnya langsung menuju tempat obat-obatan
Setelah meminum obatnya mereka bisa bernafas lega melihat si bungsu ingin meminum obatnya. Untung saja tadi Daniel sempat memberi nya hadiah jadi mereka bisa memakai sebagai alat untuk membuat Liana meminum obatnya.
"Yuk ikut Kaka" ucap Zea
"Kemana?"
"Ke kamar Kaka, ambil hadiah untuk kamu"
Liana langsung mengangguk senang dan memeluk kakanya erat.
"Ma , pa ,bang aku sama Adek ke kamar dulu ya, selamat malam" ucap Zea mencium pipi mereka satu persatu
"Selamat malam semua" ucap Liana riang dan mengikuti apa yang Zea lakukan
Sampainya di kamar milik Zea , Liana langsung duduk di kasur milik kakanya dan duduk bersila menunggu hadiah miliknya.
"Mana kak hadiahnya?" Ucap Liana tak sabar
Zea menggeleng pelan dan mengambil sebuah bungkusan dan ia berikan pada adiknya.
"Wah , apa itu hadiahnya?" Ucap Liana senang
"Buka aja, Kaka juga enggk tau apa" jawabnya
KAMU SEDANG MEMBACA
FREEDOM OF LIFE
Fiksi RemajaPengen gak sih kalian hidup layaknya orang-orang yang bisa melakukan aktivitas apapun yang kalian mau tanpa di awasi oleh siapa pun? Pastinya dong siapa sih yang pengen hidup bebas tanpa adanya aturan-aturan yang membuat hidup kalian merasa sangat t...