" Eoma apa kau merasa lebih baik hm? " Minhyun kini menatap ibunya sambil mengengam tanggannya.
" Eoma sudah merasa lebih baik, apakah eoma bisa pulang? " ibunya pun kini berbalik bertanya.
" Dokter bilang masih ada pemeriksaan untuk eoma kemungkinan eoma bisa pulang besok. " Minhyun mengusap tanggan ibunya dan sesekali mencium tanggan ibunya dengan penuh kasih sayang.
" Minhyun..... " panggil ibunya dengan suara yang sangat lirih.
" Ya eoma? " respon Minyun dengan lembut.
" Apa kau tidak ingin mempunyai anak sendiri? " pertanyaan ibunya membuat ekspresi Minhyun berubah.
" Kenapa eoma menanyakan hal itu? "
" Tentu wajar jika eoma bertanya seperti ini padamu, kau tidak sadar berapa usiamu sekarang? Apa kau tidak ingin mengendong bayimu sendiri? " ucap ibunya dengan sedikit kesal.
" Junho sudah cukup bagiku. " respon Minhyun dengan yakin.
" Kau tidak normal Minhyun, dia bukan anak kandungmu!!! " bentak ibunya.
" Memang, tapi Junho sudah ku anggap anak kandungku eoma. " tatapan Minhyun mulai serius menggapi ucapan ibunya, dia tahu ibunya tidak suka saat dia berbicara seperti itu.
" HWANG MINHYUN!!!! " teriak ibunya yang membuat Minhyun hanya bisa menghela nafasnya dengan kasar.
" Dengarkan eoma, eoma ingin kau memiliki seorang anak dari Minkyung. " lanjut ibunya yang membuat Minhyun mulai geram dan perlahan melepaskan tanggan ibunya yang sedari tadi dia gengam.
" Eoma ingin sisa akhir hidup eoma bisa menggendong seorang bayi, darah dagingmu Minhyun!!! " ibunya memberikan penekanan pada kalimat terakhirnya sehingga Minhyun makin tersulut oleh emosinya.
" Sampai kapanpun permintaan eoma tidak bisa aku turuti. " ucap Minhyun dengan tegas.
" KAU BENAR BENAR INGIN EOMA MATI!!!! " bentak ibunya lagi.
" DAN EOMA BENAR BENAR INGIN AKU HIDUP MENDERITA SEPERTI INI? " Minhyun membalas bentakan ibunya dan ini pertama kali baginya menentang keinginan ibunya yang selalu menuntutnya menjadi anak yang paling sempurna.
" Aku muak dengan kepalsuan ini eoma, aku akan menceraikan Minkyung karena selama lima tahun aku tidak pernah bisa mencintainya dan kau telah membuat Minkyung menderita. " ucap Minhyun dengan suaranya yang cukup normal dan keras, Minhyun pun keluar dari ruang rawat ibunya.
Minkyung yang berada di samping pintu rawat ibunya hanya bisa menunduk saat melihat Minhyun yang menatapnya sekilas saat dia membuka pintu.
Rasa sakit yang dirasakan oleh Minkyung mungkin Minhyun tidak akan pernah tau atau peduli sedikitpun.
Minhyun pun mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, sesekali pria itu memukul stir kemudinya.
" SIAL!!!! "
" Aku benar benar muak!!!! "
" ARGHHHHHHHH!!!! "
Minhyun mengumpat dan akhirnya, dia memberhentikan mobilnya dan perlahan mengatur nafasnya, dia tidak ingin terlalu jauh menyetir dalam keadaan emosi.
Ponselnya pun menyalah, dia segera membaca pesan dan membalasnya dengan singkat.
Pria itu pun teringat sesuatu, dia pun kemudian menelepon seseorang.
Tak lama Minhyun pun kembali menyetir dan berhenti di sebuah perumahan, dia memakirkan mobilnya agak jauh dari rumah yang dia incar.
Sekilas dia melihat sosok wanita yang baru saja menutup pintu rumahnya, tampak jelas sosok wanita itu adalah Sihyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destiny (Hwang Minhyun x Kim Sihyeon)
RomanceDalam hubungan sebuah keputusan adalah hal yang paling penting maka dari itu sebelum mengambil suatu keputusan harus di pikirkan dua kali terlebih resiko yang akan di hadapi. Hidup tidak selamanya baik dan bersahabat, bagaimana caranya bertahan? Bag...