Penyelamatan (4)

8 1 0
                                    

     Brecht bergegas membebaskan pria dan wanita yang diikat itu. Pria itu langsung berkata, "Tolong jangan bunuh saya dan istri saya juga, dua anakku masih membutuhkan kami! Kami tidak punya barang berharga apapun untuk diberikan kepada Anda." Brecht menjawab, "Jangan takut, Tuan. Saya hanya akan membawa barang-barang berharga milik orang-orang ini. Pulanglah kembali pada anak-anak Anda. Mereka pasti khawatir akan keselamatan kalian." 

     Pria itu pun mendekati Brecht. Ia berkata, "Terima kasih, Tuan Brecht. Nama saya Luc, dan ini Florence. Saya tidak bisa memberikan apapun pada anda selain hutang budi saya pada Anda. Semoga Tuhan melindungi Anda." Istrinya pun juga berterima kasih pada Brecht. Brecht hanya tersenyum dan meninggalkan rumah itu. Brecht pun berjalan sambil memperhatikan pohon-pohon yang ada untuk menemukan Margoton, tetapi ia tidak menemukannya. Ia pun pergi ke jalan raya. 

      Di tengah perjalanan, seorang perempuan berkerudung menariknya ke pinggir jalan. Perempuan itu membuka kerudungnya dan ternyata ia adalah Margoton. Ia bertanya "Apakah Anda tidak apa-apa? Aku sangat takut bilamana Anda tidak selamat, Tn. Brecht." Brecht menjawab, "Puji Tuhan, aku berhasil menyelamatkan orang tuamu. Ibumu mendapat beberapa luka memar, tetapi ayahmu masih bisa membawanya pulang. Menurutku kita harus pergi sebelum kita mendapat masalah dengan tentara kerajaan."

     Margoton mengintip dari pinggir rumah yang disana. Ia bisa melihat ayah dan ibunya yang berjalan tertatih-tatih dan beberapa warga yang datang menolong mereka. Ia pun memandang Brecht yang sedang melepaskan bayonet dari musketnya. Ia pun berkata pada Brecht, "Ayah dan ibuku mungkin akan pulang terlambat. Agar Anda bisa istirahat, mari kita pergi ke daerah yang lebih tenang dahulu."  "Baik, kalau itu maumu," jawab Brecht.  

     Brecht memasang pelana kudanya. Pada saat yang hampir bersamaan, muncullah beberapa penunggang kuda. Margoton mengamati para penunggang tersebut. Beberapa terlihat mengenakan seragam militer, dan diantaranya ada seorang pria yang berpenampilan menarik. Ia mengenakan seragam militer juga, tetapi didesain dengan sangat glamor. Terdapat pula sejumlah lencana pada bajunya. Anehnya, pria tersebut menatap Brecht dengan sinis, kemudian Margoton. Pria itu pun memacu kudanya.

    "Ayo kita berangkat, sepertinya hari ini kita kurang beruntung. Aku sendiri tidak menyangka ada bangsawan yang lewat ke daerah ini. Karena itu, kita harus pergi sebelum mereka menyelidiki kejadian di tempat perkumpulan itu," ujar Brecht. Mereka pun berangkat meninggalkan Brammebon dan berkuda menuju suatu katedral melewati ladang terbuka.

1711Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang