Kening Zaqy mengerut melihat penampilan Markonah yang terlihat janggal. Tunggu. Markonah itu OG di Perusahaan Pak Rayhan, lalu bagaimana ceritanya Markonah bisa ada di hadapannya sekarang? Apa mungkin Markonah merangkap sebagai asisten rumah tangga di rumah Pak Rayhan?
"Ehehe.. Mas Jaja ya? Kok bisa ke sini?" sapa Markonah kikuk.
"Jaja?" Siapa Jaja? Namanya Zaqy, sejak kapan jadi Jaja?
Markonah mengangguk cepat. "Mau cari siapa, Mas?"
"Zaqy, nama saya Zaqy," ralat Zaqy menatap lekat Markonah. "Saya mau bertemu Pak Rayhan, kamu juga kerja di sini? Atau bagaimana?" Manik hitam Zaqy mengikuti gerak-gerik Markonah yang terlihat gelisah. "Ada apa, Onah? Ada masalah?"
"Siapa, Mbak?"
Zaqy memiringkan kepalanya ikut mengintip saat Markonah buru-buru menoleh ke belakang. Kok sikap Makonah aneh sekali?
"Em.. Ini, Bu. Ada yang mau ketemu Bapak," jawab Markonah membuat Zaqy terdiam beberapa saat.
"Ona-"
"Eh, kok nggak langsung disuruh masuk sih, Sya?"
Natasya memejamkan mata, belum juga satu hari. Kok identitasnya mudah sekali terbongkar?
"Sya?"
Natasya menoleh, mengembuskan napas berat. "Aku tanya dia mau ketemu sama siapa nggak jawab, Bun." Natasya menyisi, mendekati Zaqy. "Makanya, Mas. Kalau ditanya itu jawab," Natasya memasang raut wajah tak bersalah.
"Sa- aduh!" Zaqy melirik Markonah heran, sedangkan wanita yang tadi muncul menatap Markonah tajam.
"Kenapa, Mas?" Natasya tersenyum kecil, penuh niat terselubung.
"Kaki saya kok kamu injak?"
Natasya menegang, melirik bundanya yang menatapnya penuh peringatan. "Natasya, nggak boleh begitu," tegur bundanya membuat Tasya meringis.
"Maaf ya? Kamu yang ditungguin suami saya, kan?"Zaqy bingung sendiri mendengar nama Natasya. Siapa wanita di hadapannya ini? Natasya atau Markonah? Kok rasa-rasanya wanita itu memang sengaja ingin mengerjai dirinya? "Iya, Bu." Zaqy melirik Markonah yang mendelik padanya. "Bapaknya ada?"
"Ada. Mari masuk." bunda Natasya melebarkan pintu. "Ada tamu langsung dibawa masuk ke dalam dong, Sya."
Natasya menyingkir, mendengkus pelan memilih berlalu dari sana.
"Maaf ya, Natasya memang begitu anaknya," ujar wanita paruh baya itu pada Zaqy.
Zaqy tersenyum, lebih tepatnya bingung sendiri. "Itu Markonah atau Natasya, Bu?"
Seketika Ibu itu berhenti, berbalik menghadapanya. "Markonah?"
Zaqy mengangguk. "Iya, Bu. Namanya Markonah waktu bertemu dengan saya. Apa mungkin Natasya itu nama panjang Markonah?" ditegas-tegas memang Markonah mirip sekali dengan Ibu di hadapannya sekarang.
"Em.. Silakan duduk, biar saya panggilkan suami saya dulu."
Zaqy duduk di sofa ruang tamu, melirik sekitar dan betapa terkejutnya mendapati poto Markonah yang terpajang di sana. Ada juga yang bersama keluarga Pak Rayhan. Tunggu. Kepala Zaqy mendadak vertigo menebak siapa Markonah sebenarnya. Tadi Markonah bilang ibu, berubah jadi bunda. Oh.. Zaqy paham, Markonah ingin mengerjainya.
"Diminum, Mas." Zaqy mendongak, melihat jelas ketidaksukaan Markonah padanya.
"Nama kamu sebenarnya siapa?"
Sebelah alis Natasya naik. "Saya udah bilang kalau nama saya itu Markonah."
"Siapa Markonah?" Natasya memejamkan mata mendengar suara ayahnya. Celakalah dirinya yang sudah memainkan drama demi mencari kepuasan semata. Zaqy segera berdiri, mengulurkan tangan sembari tersenyum tipis. "Selamat malam." Natasya mundur beberapa langkah berharap bisa menghindari perkenalan yang tidak diinginkan. "Kenalkan ini anak saya Natasya."
Ah, wanita cantik nan manis yang membantingnya ingin mengerjainya toh. "Halo, saya Zaqy."
Kalau tidak ingat dosa, ingin sekali Natasya mengutuk ayahnya yang menghancurkan kesenangannya. Tersenyum paksa, Natasya mendekat berdiri di samping ayahnya. "Natasya."
Zaqy mengangguk sembari berdeham. "Maaf, Pak. Putri Bapak ini punya kembaran?" tanya Zaqy membuat sebelah alis Pak Rayhan naik menatapnya tak mengerti.
"Kenapa anda bertanya seperti itu?"
Natasya menggigit bibir bawahnya melihat rekasi ayahnya, bisa diceramahi habis-habisan lagi dirinya kalau sampai Pria di depannya mengatakan ulahnya."Iya, karena tadi ada yang wanita yang sangat mirip dengan putri Bapak mengenalkan diri dengan nama Markonah. Atau memang nama panjangnya Markonah Natasya?"
Rayhan mendelik pada putrinya. "Sejak kapan nama kamu jadi Markonah, Sya?"
Natasya mendengkus. "Sejak Oma berubah jadi muda lagu," gerutu Natasya kesal.
Zaqy tersenyum kecil, kadal kok mau ngadalin buaya. Batinnya puas. Sekarang Zaqy tahu siapa wanita yang sudah berhasil membuatnya terlihat seperti orang bego sebanyak dua kali itu. Puaslah dirinya.
"Diminum tehnya," Natasya menoleh pada ayahnya. "Nanti ceramahnya. Tasya ke belakang dulu." Natasya berlalu dari ruang tamu, berjalan cepat kemudian bersembunyi di balik pembatas dinding. Menyeringai saat melihat Pria songong itu duduk, bercakap-cakap dengan ayahnya. "Ayo minum dong ah," dumel Natasya tidak sabaran.
"Ayo diminum tehnya."
Senyum Natasya semakin lebar saat melihat Zaqy mengangguk, meraih cangkirnya kemudian menyuruput teh yang tadi disodorkan olehnya. "Yes!" girangnya melihat perubahan yang kentara dari ekspresi Zaqy.
"Ada masalah?"
Zaqy menahan napas merasakan lidahnya terbakar karena rasa pedas dan juga asin yang ia rasakan dari tehnya. Ekor mata Zaqy menangkap Natasya tengah bersembunyi, saat itu juga Zaqy tersedak kepanasan sampai hidungnya.
Natasya tergelak puas, membuat Rayhan menoleh menatap tajam Natasya. "Finish!" Natasya bertepuk tangan, lalu tanpa bersalah berlalu begitu saja.
Zaqy menggeleng, perasaannya dirinya tidak jelek-jelek amat. Tapi mengapa Natasya begitu julid terhadapnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love Story (Tamat)
RomanceKover by MaylaR3 *** Sifat dan sikap mereka sangat jauh berbeda. Natasya yang masuk dalam kategori tengil tanpa batas, sedangkan Zaqy yang masuk dalam kategori pendiam, pilih-pilih dalam bergaul. Natasya tidak masuk dalam kriteria wanita yang layak...