12

194 24 22
                                    

Chapter ini disponsori oleh lagu ini :

Happy reading

Wheein pikir kesialannya dua hari yang lalu di pantai itu sudah berakhir. Namun seolah cobaan tidak kunjung bosan mengganggunya. Terpaksa dia harus bersembunyi dibalik mobil orang lain hanya agar bisa menghindar dari orang-orang aneh yang mengikutinya sedari tadi.

Wheein bukan tiba wanita seperti Yoona yang langsung menghampiri orang yang menurutnya sudah begitu mengganggu privasi orang lain. Wheein lebih suka menyelidiki terlebih dahulu lalu bertindak. Seperti sekarang ini. Dia masih mengitip dua orang pria yang salah satunya adalah pria yang dilihatnya berada di club malam waktu itu.

"Bagaimana ini? Apa aku harus memberitahu Taehyung?" guman Wheein. Ditatapnya sekitarnya, lalu melihat seorang petugas parkir cafe tempatnya memarkirkan mobilnya untuk mengecoh kedua pria yang mengikutinya itu.

"Ada apa nona?" tanya petugas parkir itu.

"Aku menitip mobil tua yang ada di parkiran sebelah kiri," ujar Wheein. Petugas parkir itu pun mengedarkan pandangannya dan langsung menemukan mobil tua Wheein.

"Ini." Wheein memberi tiga lembar uang kertas pada petugas parkir itu. "Ini masih kurang nona," ujar si petugas parkir.

Wheein kesal. Padahal dia sedang berhemat akhir-akhir ini. Tapi apa boleh buat, Wheein harus meninggalkan mobilnya, agar jejaknya tidak diketahui kedua pria asing itu.

"Ini! Nanti akan ku tambahi saat aku menjemput mobilku," ujar Wheein dan untungnya petugas parkir itu mau, walaupun terlihat sekali masih ingin protes minta tambahan.

Wheein memperhatikan sekelilingnya, setelah merasa aman, dia mengendap-endap menjauh dari cafe itu. Kebetulan sekali ada taksi yang lewat. Wheein langsung menghentikan taksi itu.

Didalam taksi, Wheein menghela napas lega. Dia mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sesuatu. Tapi belum sampai tangannya menyentuh tombol kirim, dia baru sadar hampir saja dia mengirim pesan pada Tae.

Dengan cepat Wheein menghapus pesan yang tadi sudah diketiknya. Dia tidak bisa mengandalkan Tae saat ini dan mungkin untuk seterusnya. Hubungan mereka sedang tidak baik. Lebih baik menjauh daripada semakin merasakan sakit.

Tujuan Wheein saat ini adalah rumah orang tuanya. Entah mengapa tiba-tiba ibunya mengirim pesan dan memintanya pulang sebentar. Sangat langka karena Wheein tidak pernah mendengar kedua orang tuanya memintanya pulang sejak dia menjadi asisten Nara. Sebenarnya Nara juga jarang pulang. Tapi bukan seperti dirinya yang diabaikan, tapi lebih pada Nara yang jengah ada ibunya yang sangat suka mengatur dan ikut campur akan pekerjaan Nara.

"Kenapa kau lama sekali?" ujar suara seorang wanita paruh baya. Wheein baru saja sampai dan baru membuka pintu dan langsung mendengar suara kesal ibunya.

"Maaf omma, tadi aku sedang ada pekerjaan di kantor agensi," bohong Wheein. Dia bisa melihat wajah kesal ibunya setelah mengatakan alasan keterlambatannya.

"Sudahlah, tidak waktunya membuat alasan. Segera bantu omma di dapur," ujar Nyonya Jung. Wheein pun menoleh ke ruang tamu. Ada ayahnya dan beberapa tamu yang membawa anaknya juga. Hal ini membuat rumahnya begitu ramai dan cukup berisik karena ulah anak-anak yang hyperaktif itu.

Didapur Wheein bisa melihat banyak makanan enak. Seketika dia merasa lapar. Dia belum sempat sarapan maupun makan siang tadi karena semua pekerjaannya begitu tiba-tiba. Wheein menatap ibunya yang sibuk memotong kue dan Wheein langsung mencuri kesempatan itu untuk mencomot dua potong kue dengan ukuran sedang dan langsung memasukkannya ke dalam mulut. Dia takut ketahuan ibunya sudah mencuri kue.

MODERATO LOVE #SG2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang