14

197 31 13
                                    

Merasakan rasa sakit disekujur tubuhnya, jika disuruh memilih mati atau bertahan, Wheein memilih mati saja. Sungguh dia sudah tidak memiliki tenaga lagi. Tubuhnya seperti mati rasa sekarang. Tapi memikirkan akan mati membusuk di tempat tidak diketahui seorang diri, itu bukanlah sebuah pilihan yang baik. Setidaknya jika dia memang ditakdirkan untuk mati sekarang, dia ingin jasadnya dikubur dan didoakan dengan baik. Karena itulah Wheein masih bertahan hingga detik ini.

Setelah siksaan yang hampir tak berujung tadi, akhirnya kedua pria yang membekap Wheein kelelahan dan melepasnya. Penutup mata Wheein sudah dibuka dan Wheein dilemparkan ke dalam ruangan besar seperti gudang.

Wheein merintih kesakitan pada bagian kepala belakang, wajah, mata dan terkhusus bagian perutnya yang tadi dipukul dengan benda keras. Dia bahkan bisa mencium bau amis darah yang berasal dari sekujur tubuhnya.

Wheein masih sedikit bersyukur saat ini. Karena dia tidak mengalami pelecehan seksual. Namun dia tidak memungkiri siksaan fisik berupa kekerasan di tubuhnya juga sangat menyakitkan. Wheein tiba-tiba teringat dengan perkataan Taehyung setelah pulangnya dari club malam waktu itu.

Tae tidak habis-habisnya memarahinya karena terlalu ceroboh dan tidak suka dengan sifat Wheein yang terlalu suka ikut campur dan mudah penasaran. Dan inilah yang didapatkannya sekarang. Terlalu ikut campur urusan orang lain akibatnya adalah petaka.

Wheein mencoba menggeser tubuhnya agar merapat pada dinding. Rasa dingin dan perih langsung dirasakannya pada luka yang menempel pada dinding itu. Dia merintih keras, namun sayangnya mulutnya masih dibekap dengan lakban. Kaki dan tangannya pun masih diikat, sehingga dia harus mati-matian mengangkat tubuhnya dengan mengandalkan otot perut.

Tapi baru sedikit saja bergerak, Wheein sudah kembali terjatuh, menempel pada lantai kotor itu. Dia tidak punya tenaga lebih lagi. Bahkan matanya mulai berkunang-kunang akibat benturan dikepalanya.

Wheein sekuat tenaga berusaha tetap dalam keadaan sadar. Dia tidak boleh mati dalam keadaan seperti ini. Setidaknya dia harus berpamitan atau melihat orang-orang yang disayanginya untuk terakhir kalinya. Bukan mendekap dalam ruang gelap dan kotor seperti ini.

Tapi sekuat apapun Wheein menahan sakit dan pusing dikepalanya, hal itu tidak bisa memberi efek lebih. Kesadarannya semakin hilang dan semua pun gelap.

Tolong... selamatkan aku.

* * *

Untuk pertama kalinya Taehyung merasa dirinya benar-benar tidak berguna. Bagaimana dengan bodohnya dia mabuk saat kondisi tidak tepat. Karena kecerobohannya itu dia kehilangan Wheein.

Awalnya Tae pikir wanita itu memang sudah pergi. Tapi setelah mendengar pembicaraan Eunji dengan Han ajumma tadi pagi, dia mulai merasa ada yang tidak beres. Menurut Tae tidak mungkin Wheein pergi begitu saja tanpa sepengetahuan Yoona maupun Eunji.

Karena itu disinilah Tae sekarang. Didalam kamar sewaan yang sangat sempit, menunggu seorang pria yang sedang mandi dibalik kaca buram. Kamar yang sangat tidak nyaman dan sedikit bau bumbu kari.

Ketika pintu kamar mandi itu terbuka, mata Tae langsung membesar dan dengan cepat memalingkan wajahnya. Yoon Jeong Han – si pemilik kamar sewa itu sudah selesai mandi dan dengan santainya keluar dari kamar mandi hanya berbalut handuk dipinggangnya. Pria dengan rambut sepanjang bahunya itu bahkan tersenyum miring melihat tingkah Tae yang seperti anak remaja yang malu-malu.

"Sikap mu itu membuat ku gemas dan ingin menerkammu Taehyung-ah." Ujar Jeong Han dengan senyum menggoda. Sedangkan Tae langsung menoleh menatap pria itu dengan melemparkan tatapan tajamnya. Dan apa tadi, Jeong Han menyebut namanya seolah-olah mereka akrab. Padahal sebenarnya tidak.

MODERATO LOVE #SG2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang