2. Yang Mulia?

1.1K 115 6
                                    

"Musim gugur telah tiba" suara sendu terdengar pagi itu,

Dengan pria berkulit tan masih tertidur sembari memeluknya,

"Ini sudah pagi,

Aomine-kun, urusan kita sudah selesai kau bisa pergi" ucap Kuroko tanpa ekspresi, setelah semalaman dia melayani sang jedral dari Rakuzan ini.

"Enghh, wakatta wakatta, Tetsu" ucap Aomine sang pelanggan tetap.

BUKKK

Tiba tiba pintu di buka menampilkan seseorang,

Baju bak bangsawan kelas atas, dengan mata heterokrom yang mengkilat bagai matahari dan bulan di taruh sejajar.

"Well well, apa yang dilakukan,

Jendral kepercayaan ku disini?" suara bariton itu seketika membangunkan, pria berambut navy blue dengan panik.

"Ya-yang mulia!?" ucap Aomine segera menutupi tubuhnya, mencari pakaiannya dan beranjak meninggalkan Akashi dan Kuroko dalam satu ruangan.

"Sama dengan yang mulia akan lakukan" ucap Kuroko tanpa ekspresi, ia berjalan dengan santai tanpa takut pada sang raja.

"Kau mau kemana?

Kuroko Tetsuya?" ucap Akashi berjalan dan mulai duduk di salah satu kursi di ruangan besar milik Kuroko itu,

"Membersihkan tubuhku" ucap Kuroko menghilang di balik pintu kamar mandi,

.

.

.

Pintu kamar mandi di buka menampilkan Kuroko yang sangat wangi akan vanilla,

"Sebaiknya aku mengganti seprei nya terlebih dahulu" ucap Kuroko tanpa menghiraukan Akashi yang masih setia, menunggu di kursinya,

"Sebaiknya aku mengganti seprei nya terlebih dahulu" ucap Kuroko tanpa menghiraukan Akashi yang masih setia, menunggu di kursinya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kuroko berpakaian, lalu menurunkan sepre nya lalu menggantinya dengan yang baru,

Dan Akashi hanya memperhatikan dengan seksama, setiap apa yang pria kecil itu lakukan.

"Apa kau tidak takut,

Membuat seorang raja menunggu?" ucap Akashi akhirnya bersuara.

"Di tempat ini, baik raja maupun  jendral,

Baik orang biasa maupun orang kaya,

Adalah sama di mataku" ucap Kuroko dengan mata Aquamarine nya yang sudah meredup itu,

"Yah, kau benar.

Di tempat bordil seperti ini,

Tentu saja semua terlihat sama,

Hanya mencari kepuasan semata~" ucap Akashi yang sudah berada di belakang Kuroko,

.

.

.

Semenjak hari itu, tak ada yang berani memesan Kuroko lagi selain Akashi yang setiap minggu datang,

Akashi akan datang dan memberi Kuroko berbagai macam hadiah,

Lalu Kuroko menjual setiap hadiah yang dia terima dan menyumbangkan nya pada panti asuhan, dengan nama phantom.

Akashi yang kesal mengapa tak ada satupun hadiahnya yang tidak di jual Kuroko,

Dikamar mereka memadu kasih, si pelacur no satu di Rakuzan dan sang raja nya.

"Tetsuya, mengapa hadiah ku selalu kau jual,

Tidak kah ada satu pun yang kau sukai, hmp?" ucap Akashi masih menimpa tubuh Kuroko agar tidak pergi kemanapun,

Tidak kah ada satu pun yang kau sukai, hmp?" ucap Akashi masih menimpa tubuh Kuroko agar tidak pergi kemanapun,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang mu-  mnh?" ucap Kuroko sebelum sempat ia mengatakan sesuatu,

"Kubilang panggil aku Seijuuro" ucap Akashi menghentikan bibir Kuroko dengan bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kubilang panggil aku Seijuuro" ucap Akashi menghentikan bibir Kuroko dengan bibirnya.

"Huft~ ( menghela nafas kasar)

Ada orang bijak kalau dia mengenal seorang wanita paling dermawan di kotanya,

Membunuh 3 anak kandungnya demi uang jaminan asuransi mereka,

Lalu dia mengatakan lagi,

Ada orang paling kejam dan jahat di kotanya (Kuroko menatap Akashi, seolah mengatakan seperti mu)

Dia justru menyisihkan hampir setengah penghasilannya untuk anak anak di jalan an" ucap Kuroko menatap Akashi lurus,

Akashi pun sedikit kagum dengan pengetahuan seorang pelacur di depannya ini,

"Kutipan dari Sherlock Holmes kah,

Aku tidak tahu kau membaca novel juga?" ucap Akashi.

"Sei-kun tidak tahu apapun tentang ku" ucap Kuroko menatap Akashi dingin.

"Wah wah, kau bahkan langsung memanggil namaku" ucap Akashi menenggelamkan wajahnya pada perut Kuroko.

"Apa tidak suka?" ucap Kuroko sebenarnya juga tidak perduli,

"Aku menyukainya,

Hanya Tetsuya yang boleh memanggilku seperti itu" ucap Akashi kini bangkit dari posisinya,


"Kau sudah mau kembali?" ucap Kuroko, merasa tidak biasanya.

"Ya, Nijimura Shuzo dan permaisuri nya mau datang berkunjung" ucap Akashi mulai memakai pakaiannya satu persatu,

Kuroko bukannya membantu sang raja, dia justru berjalan menjauh ke arah beranda kamarnya dan melihat keramaian jalan,

Bagi rakyat yang ingin melihat kedatangan sang raja dari tanah sebelah,

Nijimura Shuzo, sang raja diktaktor dari Teiko.

TBC

#untuk cerita ini pada dasarnya dikit hanya deja vu saja tapi gak sebanyak chapter di cerita saya sebelumnya.

Harus banget nonton dej vu dari dreamcaster atau mv dari video lain yang jepangnya tapi lagu deja vu pasti suka

Ano hi no hanashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang