perpisahan kakak beradik yang akhirnya akan menggerakkan kedua belah negara, menjadi peperangan atau perdamaian
#gara gara dengerin lagu Dejavu jadi tiba tiba dapet inspirasi sepotong
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam di jalanan lalu lintas sangat padat Pintu penumpang aku buka, turun dari kereta Suaramu menahan dan bunyi kereta, Lautan lampu kereta diriku selami
Sudah tak bisa kembali Kesucian akan kubuang Sampai kapan pun Ucapan manis Tak akan bisa kuucap
Bagaikan Akulah malaikat hitam Aah... Melepas sepatu dan berjalan Tak seorang pun tahu Aku punya wajah satu lagi Akulah malaikat hitam Aah... Jatuh di kegelapan malam Cinta dipenuhi dusta Nee... Sendiri tinggalkan diriku
Hancurkan saja diriku Sudah lupa cinta murni Hanya sok dewasa Intrik ini Nantinya akan jadi apa
Di pipi Kelebat air mata hitam Aah... Cepat terhapus tak disadar Haus akan kasih sayang Yang mampu mengubur sepi ini Kelebat air mata hitam Aah... Menghilang di tengahnya angin Seperti cinta anak kecil Sudah sangat lelah dengan semuanya
.
.
.
"Sei!?
Apa maksudnya kalau dia adalah pelacur?" ucap Nijimura mencoba mengalihkan pemandangan Akashi Seijuuro dari Kuroko.
"Ahh, dia mengatakan padaku agar aku membunuh mu agar dia mau menikah denganku dan tinggal di sini" ucap Akashi lalu menatap Nijimura tersenyum grin.
"Ka-kau pasti bercanda-
Egh!?"
Setetes demi setetes, darah segar mulai turun dari perut Nijimura, dimana pisau belati Akashi menancap dalam,
BRUKKKKK
Tiba tiba Nijimura menghantam meja di depannya keras, semua menjadi riuh dan para penjaga mengusir para tamu dan undangan,
"Nijimura-san!?" ucap Chihiro panik mencoba mengangkat tubuh sang suami yang sudah tak sadarkan diri,
"Chihiro-san kau tahu,
Mulai hari ini, Kuroko melarang mu memanggilnya Tetsuya kau tahu kenapa?" ucap Akashi menatap Chihiro rendah,
". . ."
"Dia sangat membencimu, bahkan aku memanggilnya seperti kau memanggilnya pun dia tak mau,
Kaulah yang mengkhianatinya ingat itu" ucap Akashi berbisik dengki,
"EGH!????" sebuah pedang menembus ke jantung Chihiro dari belakang tubuhnya,
"Ini semua terjadi karena nii-san yang salah" ucap Kuroko selaku pelaku penusukan Mayuzumi Chihiro.
"Tet-suya?" ucap Chihiro dengan susah payah membalikkan tubuhnya menghadap ke Kuroko, dengan darah yang semakin mengalir dari tubuhnya,
Dengan gemetar Chihiro menyentuh wajah Kuroko lembut,
"Kalau saja nii-san mencari ku!!!!
Kalau saja nii-san tidak melupakkan ku!!!
Aku tak harus membuang semuanya dan menjadi pelacur seperti ini!!!
Nii-san pernah membayangkan!?
Bagaimana aku harus melayani pria dan wanita yang berbeda setiap harinya!?
Pernahkah kau bayangkan!?" Ucap Kuroko meluapkan kemarahan dan kekecewaannya.
"Tetsuya, gomen nee~" ucap Chihiro menyentuh wajah Kuroko lembut bak seorang kakak,
"Nii-san no warui!!!" ucap Kuroko mencabut pedang itu dan memeluk Chihiro kembali yang sudah penuh darah,
Dan semua menjadi gelap gulita~ .
.
.
di kala musim gugur tiba,
"Eh?
Nii-san?" ucap anak muda itu hendak berlari ke dalam panti namun,
"Ini?
Apa maksudnya?" tubuh Kuroko kecil dimana dahulu dia bermain di bukit yang terletak di belakang panti,
Kuroko kecil pun berlari menuju panti, namun dia tahu di sini ada dua orang pria dewasa yang akan menangkapnya dan menjualnya seperti waktu itu, jadi dia mengambil rute lain ke panti,
Sedang di tempat lain,
"Egh!?
Ini!?" ucap Nijimura melihat sekitar, tempat dimana beberapa tahun yang lalu ia ke kerajaan Rakuzan dan bertemu dengan Chihiro istrinya,
"De javu kah?
Hmp" ucap Akashi yang berada tak jauh dari Nijimura, tiba tiba mengatakan hal yang membingungkan,
"AKAAASSSHIIIII
SEEEIJUUURRROOOO!!!!!" ucap Nijimura meninggikan suaranya mengingat kalau Akashi di pesta itu berani beraninya membunuhnya.