Tahap Awal

104 8 0
                                    

Lagi-lagi pagi yang cerah di bangunkan oleh suara speaker yang keras sekali sehingga Dimas  terbangun dari tidurnya. Ia menggeliat sebentar setelah itu ia bangkit dan berbicara di microphone yang telah tersambung dengan dapur.

"Selamat pagi tolong jangan antar makanannya ke kamar ya, saya mau makan bareng aja sama ayah"

Setelah itu ia menuju ke kamar mandi setelah selesai ia menghela nafas panjang karena bingung harus memakai baju apa

"Pakek baju apa ya pakek yang formal atau biasa ya? Ahh saya benar-benar tidak tau dunia perkuliahan"  keluh Dimas sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan bisa mengira kalo itu ayahnya

"Dimas. Kok belum juga pakek baju?"

"Bingung yah mau pakek apa gak tau dunia perkuliahan yah"

"Huftttt ini semua salah ayah nak. kamu pakek jas sama kaos aja udah cukup kok"

"Hehehe oke klo gitu"

Setelah itu Dimas segera mengambil stel-an jas. kaos dan jeansnya ke kamar mandi.

"Kamu sudah siapin tas nya belum Dim!" Teriak ayahnya

"Belum yah saya bener-bener gak tau harus bawa apa!" Jawab dimas

Malik tersenyum sedih mendengar pernyataan dari anak satu-satunya itu

"Maaf kan ayah mu ini nak. Karena ayah kamu jadi tersiksa seperti ini" Malik pun segera mempersiap kan perlengkapan yang akan di bawa Dimas.

Dimas pun keluar. Kali ini ia memakai stelan jas berwarna abu-abu, kaos polos hitam dan memakai jeans warna putih dan itu menyita perhatian Malik.

"Wow! keren juga anak ayah, pasti cewek-cewek di kampus akan tertarik dengan mu. mungkin bentar lgi kamu juga akan merasakan Cinta"

"Cinta?"

"Hehehehe ntar kamu juga akan merasakannya, ayah jamin itu.." 

"Hehehehe gimana yah sudah siap tas nya?" Kata Dimas mengalihkan pembicaraan.

"Udah kok, nih. kalo gitu yok ke bawah sarapan dulu. Biar tambah semangat!"

Mereka pun menuju ke meja makan yang berada di lantai bawah. sesampainya di sana mereka sudah di hidangkan beberapa menu makanan favorit mereka.

"Oh..ya Mas Herman juga ikut kuliah, bareng sama kmu"

"Iya yah Dimas udah tau kok"

"Bagus deh kalo gitu.."

"Oh ya. udah jam setengah 7 ayah harus segera berangkat, ayah berangkat dulu ya, nanti kamu satu jurusan kok sama mas herman jadi tenang saja. oke ayah berangkat dulu"

"Iya yah"

Malik pun keluar rumah untuk berangkat ke kantor. setelah makannya Dimas habis ia segera menuju ke luar rumah.

Setelah melihat mobilnya sudah terparkir di depan rumah. Ia pun segera menuju ke dalam mobil. Ternyata di dalam sudah ada mas Herman yang sudah siap. Mas Riyan pun segera mengendarai mobil dan menuju ke kampus.

"Oh ya Mas Herman kata ayah saya kita satu jurusan emang kita ambil jurusan apa?"

"Lohhh emang den Dimas belum di kasih tau?" kata Mas Herman yang terkejut

HIV(Hari Indah bersama Verra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang