Ka Leo! Tolong!

3.3K 297 0
                                    

Just my imagination.
Don't Judge.
Leave this work if you don't like it.
Don't copas.


PLAY


🎧 ZION.T - YANGHWA BRIDGE 🎧

Seusai memarkirkan motornya di dalam garasi, Brian berlari ke depan pintu rumah dalam keadaan basah kuyup. Sepulangnya dari sekolah, langit tiba-tiba merintikkan hujan yang cukup deras disertai dengan kabut yang menutupi jalan. Entah kenapa ia jadi teringat kejadian saat ayah dan ibunya meninggal. Situasinya sangat mirip. Ia pun memasuki rumahnya dengan perasaan kacau.

Crash

‘Air?’ –batin Brian.

Ya ampun ia lupa tadi pagi menyalakan air keran.

Ahh seingatnya tadi ia melihat sepatu adiknya di depan rumah. Mengabaikan hal tersebut, ia pun buru-buru menuju kamar sang adik untuk menyuruhnya membersihkan kekacauan yang dibuatnya.

BRAK

Brian menendang pintu kamar Kevin dengan kencang. Ternyata tidak dikunci.

Dilihatnya Kevin yang sedang menutup telinganya sambil terduduk di tempat tidurnya. Ekspresinya penuh dengan rasa takut. Brian mengernyitkan dahinya bingung. Tak mau ambil pusing, ia pun berteriak pada Kevin.

“Bersihkan air dibawah sekarang!”

JGERRR

Disaat yang bersamaan, suara petir menerpa indera pendengaran Kevin. Ia pun semakin menutup telinganya. Nafasnya tersenggal-senggal.

“LO DENGER GUA GA SIH? GA USAH ACTING! CEPET BERSIHIN”

Setelah mengatakan hal tersebut, Brian meninggalkan Kevin yang semakin menjadi-jadi. Setega itukah kakanya? Traumanya sedang kambuh. Tapi apa yang kakaknya perbuat?

‘Tahan aku pasti kuat… Aku harus bersihin air dibawah sebelum ka Brian makin marah’ ucap Kevin dalam hati.

Kevin hanya bisa memberi ketenangan pada dirinya sendiri. Walaupun badannya masih bergetar tapi ia tetap melaksanakan apa yang diperintahkan kakaknya. Ia tidak ingin kakaknya semakin membencinya karena tidak menuruti perkataannya.

Omong-omong soal trauma. Kevin tidak pernah bilang pada kakaknya jika ia memiliki trauma semenjak kehilangan kedua orangtuanya.

Ia pernah mencoba untuk memeriksakan dirinya saat ia merasakan hal tersebut untuk pertama kali. Kata dokter yang ia temui, ternyata ia memiliki trauma terhadap suatu hal yang sangat ia benci. Hujan, kabut, dan petir. Ia membenci hal tersebut karena menurutnya merekalah yang telah merenggut kedua orang tuanya.

Sebenarnya tadi ia terkejut Brian melihatnya dalam keadaan seperti itu. Tapi syukurlah Brian tidak menyadarinya. Ia takut kakaknya akan khawatir. Walaupun itu tidak mungkin. Kevin hanya dapat berharap.

“Yang bener bersihinnya! Kenapa loyo banget sih lu! Lu tuh cowo bukan banci!”

DEG

Sakit tapi tak berdarah. Itu yang Kevin rasakan sekarang. Kevin sedang tidak mood untuk menanggapi kakaknya saat ini. Ia lebih memilih untuk diam dan terus melanjutkan bersih-bersihnya.

Diam-diam ia melirik sang kakak yang sedang duduk di meja makan sambil memainkan ponselnya. Ia jadi teringat perihal Brian yang merokok di sekolah. Ia ragu tapi ia harus membicarakan ini demi kebaikan kakaknya.

“Ka” panggil Kevin tapi Brian tak bergeming sedikitpun.

“Ka Brian aku mau ngomong sama kakak” ucapnya lagi.

Bad Brothership [Brian - Kevin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang