Teman

2.7K 249 4
                                    

Just my imagination.
Don't Judge.
Leave this work if you don't like it.
Don't copas.

- Bad Brothership -

Kevin berjalan di koridor sekolah dengan lesu. Tadi hampir saja ia telat. Beruntung ia lumayan cepat dalam berlari. Jadi satu menit sebelum gerbang ditutup, ia sudah sampai.

Kelas yang ramai terasa memekakkan telinganya. Wajahnya yang pucat, menjadi pusat perhatian anak sekelasnya.

“Vin muka lu pucet. Kenapa masuk?” ucap salah satu teman sekelasnya.

Sebenarnya banyak yang ingin dekat dengan Kevin. Tapi karena Kevin yang terlalu menutup diri, orang lain jadi enggan menerima penolakannya.

“Aku gapapa ko”

Kevin memberi seulas senyum pada teman sekelas yang ia ketahui bernama Dean. Dia adalah orang yang sama yang memberitahukan perihal perkelahian Brian dengan Rion.

Kevin duduk ditempatnya seperti biasa. Salah satu anak perempuan yang duduk di belakang dirinya merasa terganggu melihat wajah pucat Kevin. Ia mencolek bahu Kevin dengan pensil yang dipegangnya. Kevin menoleh untuk melihat sang pelaku.

“Ya? Eeuu…” Kevin menggantungkan ucapannya saat tak mengenali nama si pelaku.

“Queen.. Parah lo ga tau nama gue” ucap Queen sambil bersandar di bangkunya.

“Ah iya maaf Queen”

Kevin menunduk merasa bersalah. Ia memang tidak terlalu mengenal teman-teman sekelasnya. Hanya beberapa orang saja. Itupun ia mendengar nama-nama tersebut karena sering dilontarkan teman-temannya.

“Eh? Gue bercanda ko. Tenang aja" Queen tertawa setelahnya. Kevin jadi salah tingkah. Queen terlihat feminim namun terlihat kuat disaat bersamaan. Kevin jadi merasa minder. Dirinya bahkan terlihat sangat lemah jika dibandingkan dengan Queen.

“Gua udah lama pengen ngajak ngomong lo, tapi lo selalu ngehindar kalo gua tatap. Lo ada masalah sama gue?”

Kevin terkejut. Memang benar apa yang diucapkan oleh Queen. Dia menghindari eye contact dengan Queen karena ia merasa takut dengan auranya. Tanpa sadar, Queen malah mencubit kedua pipi Kevin yang terlihat chabi.

“Vin lo kenapa lucu banget sii.. Pengen gua makan pipi loo awkk” Queen berucap seolah-olah akan memakan pipi Kevin.

“Aw sshh sakit” Kevin merengek pada Queen tanpa ia sadar.

“Ya ampun vin gue ga tau kalo lo bisa semenggemaskan ini. Gua kan jadi pengen lindungin looo.. Sini sini sama kakak, uuu sayang sayang” Queen memeluk Kevin sambil mengusap-usap kepalanya.

Ia merasakan kehangatan dalam pelukan Queen. Rasanya seperti Brian yang memeluknya.

‘Tidak Kevin. Kau terlalu mendalaminya. Tidak. Kumohon jangan menangis!’ Kevin berkecamuk dengan pikirannya sendiri. Sampai akhirnya ia menangis dipundak Queen.

Queen pun melepaskan pelukannya saat merasakan basah dipundaknya. Ia terkejut bukan main saat melihat wajah Kevin yang berlinang air mata.

“Eh? Ko nangis? Gue meluk lo kenceng banget ya? Sorry sorry Kevin jangan nangis. Aduh gue bisa dimaki abis-abisan sama kakak lo”

“Aku gapapa ko hiks kamu tenang aja, yang kamu takutin ga akan terjadi” Kevin mengusap cepat air matanya.

Kepalanya terasa pusing karena menangis. Ia pun hanya merebahkan kepalanya di meja. Selanjutnya ia tidak tau apa-apa. Ia hanya mendengar suara bising yang memanggil-manggil namanya sambil berteriak. Tapi entah kenapa matanya sulit untuk dibuka.

Bad Brothership [Brian - Kevin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang