"Morning ma"
Rutinitas setiap pagi dua putri dari keluarga kim ini akan mencium pipi sang mama, dan jennie adalah yang paling rajin. Jisoo selalu menjadikan itu bahan mengejek adik kecilnya,
"Dasar bayi besar, Kekanak-kanakan sekali"
Jennie menatap jengah pada sang kaka yang sok keren. Padahal kemarin hanya karna ayam gorengnya dimakan papa dia menangis bahkan sampai tidur memeluk mama.
Cih,
Jennie pov.
Aku membuang nafas kesal, kenapa aku se-berdebar ini hanya karna ingin bertemu chaeyoung.
Ini bukan pertama kali aku mengejar seorang gadis, tidak usah dipikirkan secara berlebihan. Aku tau chaeyoung itu untukku.
Dari sudut pandang paling pintar seorang jennie kim alias aku sendiri, chaeyoung itu memang jodohku.
"Ayolah jen, jangan gugup begini"
Tok tok
"Selamat pagi"
Author pov.
Jennie dengan buru buru turun dari mobil. Memberikan senyum paling hangat untuk calon mertua.
"Selamat pagi"
"Jennie, kamu begitu bersemangat ya"
Tuan park ini tau saja, jennie tertarik sampai ingin mati rasanya pada chaeyoung.
"Ini alamatnya, aku titip putriku padamu"
"Aku pastikan dia sampai dengan selamat"
Okey, jennie pamit.
Jam 7:30 pagi jennie menemui tuan park setelah awalnya sudah menelpon terlebih dahulu. Hanya untuk selembar kertas berisikan alamat apartemen milik chaeyoung.
Sebenarnya bisa saja lewat handphone, tapi jennie ingin lebih sopan sekalian untuk menciptakan keakraban dengan tuan park.
Chaeyoung pov.
Sudah jam 8:30.
Seperti biasa, aku berniat keluar membeli sandwich dan meminum susu di restoran yang bersebelahan dengan apartemen. Tapi saat berjalan melewati lobby, aku yakin melihat sosok gadis sedang duduk sambil memainkan handphone.
"Kenapa dia disini?"
Okey, tidak masalah kan jika bertanya.
"Morning"
'Senyum itu lagi, aku tidak mengerti kenapa aku sangat menyukai senyum jennie'
Author pov.
Jennie tersenyum sumringah disapa oleh chaeyoung selembut barusan.
"Morning"
"Em, aku baru melihatmu disini"
Chaeyoung serius kaku. Tidak tau mau bersikap seperti apa didepan jennie yang super keren dan klimis pagi pagi begini.
"Mulai sekarang kamu akan sering melihatku"
"Kamu tinggal disini?"
Jennie menggeleng dengan wajah polos, lalu mengangkat tangan kirinya yang memakai smart watch.
"Yuk"
Pergelangan tangan chaeyoung digenggam lembut. Jennie luar biasa mengerti caranya memperlakukan wanita, chaeyoung merona.
Mereka berjalan berdampingan, seberani apapun jennie, tetap saja di pipi gembulnya itu ada semburat merah jika dia sedang bersama dengan gadis park yang manis ini.
"Aku tidak tinggal disini, tapi gadisku yang tinggal"
"..."
"Ini hari pertama aku resmiin kamu jadi gadis aku, kamu cukup ikut aja"
Jennie kim ini bisa saja
Dia sama sekali tidak menyebut nama tapi hati chaeyoung sudah tidak karu karuan. Jelas kalimat luar biasa manjur barusan ditujukan untuk anak tuan park yang kini tengah di genggam tangannya.
Dua kalimat manis dambaan setiap gadis diluar sana menurut chaeyoung. Dan hari ini dia diberi asupan itu pagi pagi rasanya luar biasa menarik.
Tapi, ada titik dimana chaeyoung masih takut. Ada cemas terselip di pikiran.
'Aku tidak mengerti jen, aku sebenarnya sudah siap atau belum'
Tbc.
:(
L