Jennie didampingi lisa memeriksa dengan cermat ruangan besar itu guna memastikan tidak ada yang terlewat. Benar selesai dalam satu bulan, jadi mereka bisa menghemat dana yang awal digadang-gadang akan besar.
"Terima kasih lili"
"Aku dibayar untuk ini"
Ya walaupun lisa sering mencampurkan urusan pribadi dengan pekerjaan, terkadang kurang profesional tapi itu tidak masalah. Karna awal dia mengajak lisa bekerja bersamanya agar bisa bertemu setiap hari, dulu.
"Bagaimana keadaanmu?"
"Seperti yang kamu lihat"
Huh,
Jennie menarik tangan lisa lembut kearah sofa."Jangan seperti ini"
"..."
"Lisa, aku mendengar semuanya dari mami"
"Kembali-lah seperti dulu jen"
Lisa sudah menunduk hampir menangis. Dia kacau akhir-akhir ini.
"Apa yang hilang dariku hm? Aku masih jennie-mu yang dulu"
Lisa menggeleng tidak setuju dengan kalimat barusan.
Jennie menunggu tapi tidak ada kalimat lain dari mulut lisa. Yang dia tangkap hanya bahu yang bergetar karna menangis.
"Li-"
"Jennie-ku yang dulu itu memperhatikanku bukan yang lain, jennie-ku yang dulu mencintaiku bukan chaeyoung"
"Aku ingin jennie yang dulu"
Si kim melihat wajah lisa yang memerah hebat, sesuai dugaanya pasti akan seperti ini.
"J-jawab aku"
"Tidak ada lagi yang tersisa lisa, maafkan aku"
<
"Haii"
Jennie tersenyum girang memeluk lisa yang sedang make up di meja rias.
"Apa aku cantik?"
"Jangan bertanya hal bodoh ah"
Bibir bawah jennie dicubit gemas. Tidak bisa apa langsung menjawab 'iya' ?
"Jawab jen"
Si kim mengendus wangi rambut lisa lalu menangkup pipinya dari belakang dengan lembut.
"Wajahmu ini tidak ditakdirkan jelek, jadi berhenti bertanya hal itu lagi dan jadilah pacarku"
Pipi lisa terbakar rasa malu, memperhatikan si kim itu yang sudah merebahkan diri diatas kasurnya.
"Serius?"
"Apanya?"
Si manoban menghela nafas lalu kembali sibuk menyisir rambut sambil sesekali mencuri pandang pada jennie lewat cermin.
"Lili"
"Hm?"
"Kamu tidak menyukaiku?"
"Suka"
"Yasudah ayo pacaran"
Lisa terkekeh, segampang itu memangnya? Dia bangun dan berjalan menuju jennie yang sedang duduk diujung ranjang.
"Mau kan?"
"Kamu ini pemaksa sekali"
"Dari dulu"
"Bangga?"
"Hha-rush"
Pipi mandu itu ditangkup lisa sampai bibirnya mengerucut, jennie mengernyit tidak senang karna lisa menertawakannya.
"Duh jangan, nanti aku jelek"
Jennie kembali terlentang setelah lisa meninggalkannya untuk memakai sepatu.
"Mau tidak sih?"
"Mau apa si jennie-kuu, hm?"
"Jadi pacarku"
"Nanti ku pikirkan ya, ayo berangkat"
>
"Waktu beberapa tahun ini menghapus semua rasamu untukku?"
"Lis, menunggu iya atau tidak dari kamu yang selalu ada di depan mataku itu sulit"
Tangan lisa berkeringat, jennie dengan sabar mengelusnya lembut.
"Aku tidak mengerti kenapa kamu selalu menyepelekan perasaanku dari dulu padahal kamu tau betul aku bukan orang yang suka main-main"
Setelah terdiam beberapa saat, lisa lebih dulu bersiap untuk pergi. Jennie menahan dengan memeluk lisa erat.
"B-baiklah jen, aku paham"
"Jangan pergi"
Badannya semakin dirangkul. Lisa memaksa untuk diberi ruang, melihat jennie yang ikut menangis sambil menunduk.
"Aku memang terlambat"
Blam
Lisa menghilang dari pandangan jennie yang kabur karna air mata.
Si kim ini kesal berniat menghantam tembok dengan kepalanya yang terasa pusing.
"JENNIE NO!!"
Dalam hitungan detik kepala jennie sudah dirangkul sambil diusap lembut rambutnya oleh sosok yang berwangi bunga.
"Ssh, aku bersamamu"
Lengan jennie dituntun untuk merangkul pinggang gadis itu.
"Pulang kerumah?"
Wajah kecilnya menggeleng tidak setuju.
Si gadis berbau bunga ini tidak berhenti mengelus lembut kepala jennie. Sesekali berusaha melirik kearah wajah si kim yang menempel erat pada ceruk lehernya.
"Kerumah ku?"
Jennie mengangguk sedetik setelah ditanya.
"Em, kamu kenal aku siapa kan jen?"
Takut jennie hanya asal mengangguk padahal tidak tau siapa yang mengajak.
...
Dia mengangguk,
"Chaeyoung"
"Gadisku"
Tbc.
Pilih jennie apa chaeyoung el?
👽kalo bisa dua kenapa harus satu?L