Chapter 3.

22.5K 770 5
                                    

Esoknya Della sudah berada di Sekolah dengan wajah yang lesu. Pasal-nya semalam dia begadang mengerjakan tugas Kimia dan dengan tega abangnya tidak mau membantu karena masih dalam mode uring-uringan.

"Hey, Dellaa!!"

"Eh Vanny. Ada apa.?" Jawab Della dengan malas.

"Tadi Lo berangkat naik angkot? Abang Lo mana? Tumben-tumbenan gak nganterin." Tanya Vanny heran.

"Mulai sekarang dan seterusnya gue gak dianter jemput lagi, terpaksa naik angkot."

"Emang kenapa?"

"Ah, gak taulah. Abang gue itu resek! Perhitungan. Bisa darting gue ngadepin dia."

"Owh.. eh gimana tugas Kimia?"

"Udah selesai. Udah ah yuk kekelas"

Mereka berdua melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Dari arah depan Della tak sengaja melihat Daffa yang sedang berdiri diruang OSIS dengan sekertaris-nya. Naomi.

"Emm, Van gue mau ke toilet dulu ya. Tiba-tiba kebelet pengen pipis hehe.. nih, sekalian titip tas ya, Lo kekelas duluan gih."

Vanny mendengus kesal, sahabatnya ini emang kebiasaan pagi-pagi sudah beser.

Sekarang Della sedang berada didalam toilet. Padahal ia tidak ingin pipis hanya sebuah alasan agar ia bisa menghindari Daffa.

"Duh gue malu banget. Daffa masih inget kata-kata kemaren gak yah? Pasti dia ilfil deh, ngira gue cewe macem-macem."

Dok! Dok! Dok!

"Woy.. cepetan, ngantri nih!"

Della dengan terpaksa membuka pintu dan benar saja diluar sudah banyak siswi yang mengantri. Maklumlah toilet wanita disekolah-nya ini hanya 2 pintu yang bisa digunakan.

Della berjalan lagi dengan ragu takut berpapasan dengan Daffa. Dia merutuki nasib kelasnya yang dekat dengan ruang OSIS sekaligus bertetangga dengan XII IPS 1, yaitu kelas Daffa.

XII IPA 6. huffh! Akhirnya nyampe juga. Beruntung nya, Della tidak bertemu dengan Daffa. Tapi disaat ingin masuk ke kelas dan..

"Del, ikut gua sebentar!" Sebuah tangan mencekalnya, dan itu adalah Daffa.

"E- eh Daffa, mau ke mana?" Tanya Della shok.

Della menurut saja mengikuti Daffa dari belakang. Dan sekarang ia tau Daffa mengajaknya kemana? Yaitu ruang OSIS.

Ceklek.

"Masuk."

"Kenapa dikunci pintunya Daf? Kita mau ngapain disini?" Tanya Della heran.

Daffa melangkah lebih dekat lagi sehingga jarak diantara-nya dengan Della hanya beberapa senti. Dengan perlahan Daffa mengelus rambut Della lembut, lalu menggenggam tangan nya.

"Lo mau jadi pacar gua?"

"Hah? A-a apa Daf, pacar? Della gak salah dengerkan?"

"Iya pacar."

Seketika Della jadi bimbang. Daffa sadarkan mengucapakan cinta nya? Apa Daffa sedang kerasukan sehingga tidak sadar menembak Della untuk jadi pacar nya.

"Del, Lo tinggal jawab iya atau enggak? Gampang kan." Ucap Daffa dengan tersenyum.

"Iya Daf. Della mau jadi pacar Daffa."

Daffa langsung memeluk erat Della dan sesekali mencium rambut nya. Della yang diperlakukan seperti itu tentunya baper tingkat dewa. Akhirnya kisah cinta Della seperti di novel-novel yang sering ia baca, yang berakhir bahagia.

"Tapi gua mau kita backstreet." Ucap Daffa pelan.

"Kenapa harus backstreet? Kamu malu ya punya pacar kayak aku?"

Daffa menguraikan pelukannya, namun tangan nya masih setia menggenggam ke dua tangan Della.

"Aku ngajak kamu backstreet itu demi kebaikan kamu Della. Aku gak mau kamu jadi bahan omongan orang-orang. Dan kamu percaya aku, walaupun kita pacaran diem-diem, tapi cinta aku ke kamu itu tulus dari hati."

Daffa mengarahkan tangan Della menempel ke dada kiri-nya. Della bisa merasakan jantung Daffa berdetak cukup kencang sama seperti jantungnya saat ini.

"Iya Daf kamu bener. Kamukan idola sekolah banget, banyak yang mengagumi kamu. Kalo orang lain tau hubungan kita, pasti banyak yang enggak suka sama aku. Secara akukan cuma siswi biasa yang cuma numpang pulang dan pergi doang." Ucap Della sedih.

Daffa memeluk Della lagi. Bahkan Lebih erat dan mencium rambut nya berulang ulang untuk menyalurkan ketenangan kepada kekasihnya ini.

"Yaudah kamu ke kelas gih. Bentar lagi bel nanti kamu bisa dihukum."

"Oh ya ampun! Sekarang mapel Kimia! Gaswattt.." Ucap Della sambil menepuk keningnya.

Daffa hanya tersenyum melihat tingkah perempuan yang sudah resmi menjadi miliknya. Ia lalu membukakan pintu OSIS yang sempat ia kunci tadi.

"Della ke kelas dulu ya, Daffa juga ke kelas belajar yang rajin. Bye pacar Della.."

Semenjak tadi Vanny dibuat heran dengan tingkah Della yang tersenyum terus seperti iklan Pepsodent. Biasanya jika pelajaran Kimia Della paling tidak suka, dan akan memasang wajah lesu nya. Ini malah berbeda.

"Kenapa sih, dari tadi gue liatin Lo senyum-senyum sendiri? Kesambet neng?"

"Hehe.. Oh iya, Van gue liat unsur periodik nya dong."

Bukan nya menjawab Della malah mengalihkan pembicaraan.

"Lo mau ngerjain soal ini, emang Lo bisa?"

"Yaelah Van, nyoba dulu napa hehe.."

Vanny jadi semakin curiga. Sahabat-nya ini memang harus dibawa ke RSJ kayak nya.

📌📌

Vote ya gengs..

Kalau bisa sih komen jg🤗

DELDAF [Sweet couple]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang