Chapter 23.

11.7K 321 2
                                    

Saat ini Della tengah sibuk mencari keberadaan Vanny. Ia sudah mencari dari mulai Kantin, Perpus, Lab IPA, Ruang MPK, Ruang Seni, hingga Ruang Guru pun sudah ia cari, tapi keberadaan Vanny belum saja Della temui. Ia takut sahabatnya itu marah padanya, karna ia tau betul sifat Vanny itu judesnya sudah mendarah daging.

"Tuh anak kemana sih.? Kalo dilihat dari absensinya dia hadir, tapi kemana coba malah ngilang gitu aja." Ucap Della kesal.

Satu-satunya tempat yang belum Della cari adalah taman sekolahnya. Semoga saja Vanny benar ada disana, kalau tidak Della harus mencari kemana lagi coba.

'Ke Seoul? Gak mungkin, Della gak punya uang untuk kesana.' pikirnya.

"Tuh kan anaknya ada disitu.!" Ucap Della semangat.

Della melihat Vanny yang sedang duduk dikursi taman, sambil membaca buku Biologi nya. Della langsung berjalan menghampiri sahabatnya itu.

"Van gue cari-cari ternyata Lo ada disini." Ucap Della tersenyum senang.

Vanny tak menjawab ucapannya, dia malah sibuk membaca bukunya. Tanpa menghiraukan keberadaan Della disampingnya, dengan sengaja Della menarik buku biologi itu.

"Vanny Aprilia Lo dengerkan, gue lagi ngomong?!!" Ucap Della kesal.

Vanny melirik kearahnya dengan malas. "Kenapa Lo kesini? Pergi sana mending urusin mantan Lo itu.!" Ucapnya ketus.

"Lo kenapa sih Van.? Lo marah ya sama gue, kalo gitu gue minta maaf."

"Ya iyalah gue marah. Waktu kemaren Lo tinggalin gue gitu aja! Lo lebih milih Daffa mantan kekasih Lo itu, dari pada gue sahabat kecil Lo Della.!!" Ucap Vanny kesal.

"Bukan gitu Van, gue sayang sama kalian berdua. Tapi waktu itu posisinya beda.. Daffa sedang kritis Van, disana." Ujar Della meyakinkan agar Vanny tidak marah lagi padanya.

"Dell, semenjak Lo pacaran sama Daffa Lo jarang ada waktu buat gue.!! Setiap jam istirahat Lo selalu pacaran sama Daffa, setiap pulang sekolah Lo bareng terus sama Daffa, weekend juga Lo jalan terus sama dia..!! TERUS KAPAN ADA WAKTU BUAT GUE DELLA.?!!" Bentak Vanny, dia benar-benar terlihat emosi saat ini.

Della menangis, baru pertama kali melihat Vanny se-emosi ini. "Hiks..hiks maafin gue Vanny, gue bakal luangin waktu buat Lo, hiks.. hiks." Ucap Della sedih.

"Udalah gue pusing ngeliat Lo nangis terus. Gue mau ke Ruang Seni, awas Lu kalau ngikut.."

Vanny pergi meninggalkan-nya sendiri, Della sangat sedih melihat itu. Kenapa disaat semua masalah yang Della hadapi selesai sekarang malah muncul masalah baru lagi.

"Hiks.. hiks Della bingung harus gimana lagi Tuhan.?" Ucapnya menangis.

**

"Woy gimana.?" Tanya Ryan kepada seorang perempuan yang baru saja memasuki tempat ini.

"Lo udah lakuin yang kita suruh kan?" Ucap Rafael.

Vanny tersenyum mengangguk. "Gue udah bikin Della mewek tadi. Ih gue gak tega banget anjirrrr..!!" Jelasnya sedikit kesal.

"Gak apa-apa Van. Biarin ajaaa hahaha..." Ucap Rafael senang.

"Jadi nih ya, rencana kita selanjutnya adalah pergi kerumah sakit sekarang. mumpung lagi bebas juga bisa izin lah. Kita jugakan belum ngedekor ruang inap nya si Daffa nih, kita harus gerak cepat.." Ujar Ryan kepada Rafael dan juga Vanny.

"Gila Lo Yan, baru kali ini gue liat orang ngasih surprise dirumah sakit.!!"

"Hahaha.. biarin men unik gitu." Ucap Ryan tertawa.

DELDAF [Sweet couple]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang