DUA PULUH DUA

40.2K 2K 1K
                                    

Part ini berjumlah lebih dari 4500 kata. Tapi aku potong. Versi lengkapnya hanya ada di KaryaKarsa, ya 😇

 Versi lengkapnya hanya ada di KaryaKarsa, ya 😇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mark harus menepi. Karena jika dia terus mengemudi dalam keadaan hati dan pikirannya yang kacau, dia bisa saja mengalai kecelakaan.

Seluruh adegan tadi telah merusak akal sehatnya. Bagaimana bisa mereka (Baekhyun dan Yemi) melakukan hal sampai sejuah itu?! Yemi bilang dia tidak memiliki hubungan apapun dengan Baekhyun. Lalu yang dia lihat tadi?! Sebisa mungkin Mark untuk membuat dirinya tetap positive thinking bahwa mungkin saja ada alasan di balik mereka melakukannya. Namun itu tetap saja sulit di terima oleh akal sehatnya

"Park Yemi...." Mark menyebut nama itu dengan nada lirih. Dadanya sesak. Dan matanya berkaca-kaca. Dia tidak tahu akan sehebat ini sakitnya.

Di lain situasi

Entah berapa waktu yang terbuang karena menangis di kamar mandi. Ini lebih menyakitkan daripada habis putus cinta meskipun Yemi belum tahu bagaimana rasanya. Karena saat dia mencoba untuk berhenti menangis, yang ada dia malah semakin tertekan. Bayangan Mark yang memergoki perbuatan hinanya dengan Baekhyun. Ekspresi terkejut lelaki itu. Yemi bisa merasakan bagaimana kecewanya Mark Lee. Bagaimana dia akan menghadapi pria itu nanti? Atau setelah ini Mark tidak mau melihat wajahnya lagi. Dan tidak akan mau memiliki hubungan meski hanya sebatas pertemanan. Jangankan Mark yang mungkin sekarang membencinya. Yemi pun membenci dirinya sendiri

Tok Tok

"Cepatlah keluar! Aku juga butuh kamar mandinya!" Di luar sana Baekhyun sudah habis kesabaran yang sejak tadi menunggu. Atau lebih tepatnya dia penasaran apa yang dilakukan Yemi selama itu di dalam Toilet.
Ya. Mereka masih berada di rumah Baekhyun yang lainnya. Rumah yang rencananya akan dijual Ayahnya. Selama rumah itu belum laku, Baekhyun bisa datang kapan saja tanpa sepengetahuan sang Ayah

Yemi mengusap matanya yang memerah lalu membasuh wajah di wastafel. Setelah itu dia lekas menuju pintu. Di luar sana Baekhyun menatapnya dengan mimik bertanya-tanya. Wajahnya yang terlihat sehabis menangis tidak dapat membohongi laki-laki itu. Dia menduga Yemi menangis karena masih tidak terima diculik serta dilecehkan.

"Aku memesan Pizza." Baekhyun bicara.

"Aku mau pulang." Dan Yemi tidak begitu memedulikannya.

"Tidak. Setidaknya hargai apa yang sudah aku lakukan," tukas Baekhyun mulai egois lalu meleset ke dalam Toilet.

Mereka pun berakhir setelahnya di meja makan dengan sekotak Pizza yang masih hangat.

Yemi yang masih terperangkap dalam perasaan galau, sehingga dia belum menyentuh sedikitpun pizza di depannya itu. Hanya menatapnya kosong dengan pikiran rumit seperti tidak berselera melakukan apapun. Lalu meneteskan air mata.

Baekhyun pikir kesedihan Yemi amat sangat berlebihan jika itu benar karena dirinya.

"Yemi. Makan."

Yemi menyedot ingusnya serta mengusap kucuran air matanya. Dari tadi dia masih enggan menatap wajah Baekhyun.

𝐁𝐘𝐔𝐍 𝐁𝐀𝐒𝐓𝐀𝐑𝐃 [𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang