25. Don't touch me

3.6K 430 101
                                    

"Oommm Iz!"

Zhizi menyambut dengan teriakan nyaring kekanakannya, begitu Faiz memarkirkan mobilnya di depan garasi rumah Mama. Bibir Faiz begitu saja mengembangkan seulas senyum melihat gadis kecil yang selalu ceria itu.

Diambilnya kotak berukuran sedang yang terbungkus oleh kertas kado dan sebuah boneka kelinci berwarna merah muda yang diletakkannya di kursi penumpang di sebelahnya. Gadis kecil itu sudah berdiri di samping mobilnya dengan raut wajah tidak sabar.

Disodorkannya boneka itu ke depan wajahnya begitu dia membuka pintu mobil.

"Hallo, namaku Pinkie," ucapnya pada Zhizi yang tersenyum geli. "Kamu siapa?"

"Aku Zhizi, salam kenal Pinkie."

Zhizi mengambil tangan boneka yang diulurkan Faiz untuk menjabat tangannya sebagai salam perkenalan. Tangan kecilnya langsung bergerak mendekap pinkie yang ukuran tubuhnya lebih besar dan gendut dari ukuran tubuhnya sendiri itu dengan gemas. Tubuh mungil Zhizi malah kelihatan tenggelam di kelebatan bulu-bulu halus Pinkie.

"Terima kasih, Om Iz." matanya berbinar ketika menatap ke arah Faiz.

Faiz yang masih duduk di kursi mobilnya ikut tersenyum. "Iya, Sayang." Diulurkannya kembali kotak di tangannya ke tangan Zhizi. "Ini dari Om Ian."

"Whoaah, kado dari Om Ian..." mata Zhizi makin berbinar terang saat menerima kotak itu. "Kok Om Ian-nya nggak ngasih sendiri ke Zhizi?"

"Om Ian masih sakit, Sayang. Lagi istirahat. Nggak boleh kemana-mana dulu." Faiz mengelus kepala Zhizi dengan lembut. "Om Ian titip salam aja buat Zhizi biar tambah pinter, tambah cantik, tambah sayang juga sama Om Ian. Sama titip cium buat Zhizi." Faiz mencium dahi dan kedua pipi sehat merah merona milik Zhizi itu dengan sayang.

"Terima kasih Om." Zhizi bergerak memeluk tubuh Faiz dengan Pinkie yang menghalangi gerakannya.

Faiz tertawa sambil mengacak lembut rambut Zhizi setelah melepas pelukannya pada Zhizi dan Pinkie.

Gadis kecil itu berulang tahun dua hari yang lalu. Zhizi sendiri yang menelepon Faiz, memintanya untuk datang di acara ulang tahun yang dibuat oleh bunda-nya dengan mengundang teman-teman sekolahnya.

Faiz tidak bisa datang karena sedang menunggu Julian yang sedang dioperasi saat itu. Zhizi kembali meneleponnya dan protes keras karena ketidak hadirannya. Dia juga memaksa bicara dengan Julian saat tahu Faiz sedang menemani Julian.

Kekasihnya yang baik hati itu hanya tersenyum lemah menerima protes Zhizi dan membungkam protes kecilnya itu dengan iming-iming hadiah.

"Zhizi boleh buka hadiahnya, Om?" tanya Zhizi saat mereka sudah duduk di sofa di teras.

"Boleh dong, itu kan memang buat Zhizi." angguk Faiz sambil tersenyum lagi.

Dengan cepat tangan Zhizi membuka kertas kado yang membungkus kotak itu.

"Waah. Om, jam tangan handphone,"

Zhizi berteriak gembira ketika melihat gambar di cover kotak itu. Jari-jari kecil tangannya kembali membuka kemasan kotaknya untuk mengeluarkan jam tangan dari sana yang berwarna ungu muda.

Julian tidak memberitahu apa isi kotak yang terbungkus kertas kado itu. Tahu-tahu saja tadi kekasihnya itu memberikannya sudah dalam keadaan rapi terbungkus kertas kado. Dari ukuran kotaknya, Faiz bisa menduga itu jam tangan tapi tidak menduga kalau yang diberikan pada Zhizi adalah sebuah smart watches dari brand terkenal.

"Zhizi suka?"

"Suka banget, Om." Zhizi mengangguk penuh semangat. "Zhizi mau bilang sama Bunda dulu." katanya sambil berdiri lalu berlari ke dalam ruang tamu sambil memegang kotak itu.

Fallen Deeply In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang