Pada dasarnya, Jeon Jeongguk adalah anak yang pemalu. Itu sebabnya ia tidak mendekati Taehyung pada semester pertama, faktor lainnya ialah karena ia harus beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Semester keduanya, Jeongguk harus menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran. Pada semester ketiga, ia terlalu sibuk memperbaiki diri, dari merawat wajahnya sampai memperbaiki proporsi tubuhnya. Semester berikutnya ia justru terlalu sibuk meraih prestasi untuk dimasukkan ke dalam undangan universitas nantinya.
Jeongguk adalah seorang siswa SMA. Siswa pada hakitat tertingginya ialah belajar. Belajar untuk menjadi lebih pintar dan lebih baik kedepannya. Sekolah beserta jejeran gurunya menjadi sarana untuk membantunya menata masa depannya. Jeongguk adalah seorang siswa. Ia tau prioritas tertingginya ialah dirinya sendiri. Jeongguk adalah seorang siswa. Bukan berarti ia tidak bisa menikmati masa mudanya. Oleh karena itu, pada liburan menuju semester kelima, berbagai pertanyaan mulai muncul dibenaknya.
Sampai kapan?
Sampai dia dimiliki orang lain?
Memangnya mau?
Sudah berubah sebegini jauh, masa gak mau berjuang?Jadi, munculah resolusinya untuk tahun ajaran ketiganya itu,yaitu mendapatkan hati Taehyung.
Iyalah. Masa dia stuck di tempat aja ngelihatin si manis diambil orang lain? Mana rela. Harus gerak sebelum dipepet orang lain dong.
Jeongguk tahu sudah menjadi rahasia umum bahwa berbicara lebih mudah dilakukan dibanding bertindak. Ia juga tahu sudah lewat 4 minggu sejak dimulainya semester kelima, tapi ia belum melakukan satupun langkah untuk mendekati Taehyungnya itu.
Sama seperti manusia biasa, Jungkook takut akan banyak hal. Salah satunya tentang harapan. Harapan membuat ekspetasi terlalu tinggi, dan ekspetasi adalah awal dari segala rasa sakit. Ia takut menggantungkan harapan pada orang yang salah. Ia takut jika Taehyung adalah orang yang salah.
Tapi disinilah Jeongguk, sedang sok pamer bersama kawan setimnya di lapangan. Berusaha tampak super agar dilihat oleh Taehyung seorang walau Taehyung sendiri tidak tahu-menahu kalau Jeongguk sedang berusaha keras untuknya.
Di tengah pertandingan, Jeongguk menyempatkan diri melirik Taehyung yang duduk di kursi penonton. Sedang tertawa dengan beberapa temannya yang lain.
Sial, Taehyung makin manis aja. Bikin gak fokus, batin Jeongguk.
Pikirannya melalang buana menghayalkan banyak pengandaian, seperti bagaimana rasanya berpacaran dengan Taehyung, bagaimana rasanya diberi minuman lalu keringatnya diseka setiap break pertandingan, bagaimana rasanya pulang berboncengan saat malam.
Jeongguk menggelengkan kepalanya dan berusaha memusatkan perhatiannya pada bola yang sedang di dribble sang lawan. Ini semua gawat, otaknya semakin pintar untuk ngayal babu melambungkan hati walaupun nyatanya hatinya patah ketika mendengar perkataan kawan sang pujaan di lorong kantin sepulang latihan basket.
"Park Jimin di lapangan tadi keren banget gila!" celetuk Jeon Somi yang langsung disusul oleh Taehyung dengan semangat penuh kesetujuan.
Jeongguk yang sedang merapikan isi tasnya terdiam sejenak, berusaha meresapi pembicaraan tersebut. Ia kemudian mengikuti arah langkah Taehyung beserta temannya itu di belakang dengan tetap menjaga jarak. Berharap agar namanya sekali saja tersebut. Tapi telinganya justru semakin panas mendengar isi pembicaraan ketiga orang di depannya.
Jimin ganteng banget pas ini, Jimin seksi banget pas itu. Hilih kinthil. Jeongguk juga bisa keren banget pas ini itu. Bukan Jimin saja.
Dalam hati, jungkook menghujat kawan setimnya sekaligus sahabatnya itu. Sialan jim kok malah elo sih saingannya.
Sungguh disayangkan karena Jeongguk memutuskan untuk langsung menuju motornya, sebab ketika Taehyung melihat sebuah motor melaju di depannya dan mengetahui siapa yang mengendarainya, ia berdaksa penuh binar menghadap kawannya.
"Ya tapi gue lebih suka Jeongguk sih," dilanjutkan dengan, "gaya mainnya bagus, lebih gesit juga dibanding yang lain. Energinya juga gak langsung habis kayak bang Namjoon tadi. Terus pas three point juga gila! Jimin aja belum tentu bisa."
Setelahnya, Taehyung memuji Jeongguk lagi dan lagi dihadapan kawannya. "Apalagi tadi minum sambil keringetan, rasanya pengen lari terus ngelapin tuh muka, sambil muji yang di atas karena telah menciptakan mahluk kayak dia."
Yahhh, sungguh sangat disayangkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
sederhana
Fiksi PenggemarTaehyung hanya lah siswa biasa di sekolahnya. Dan Jungkook yang notabenenya casanova malah jatuh hati pada Taehyung.