Bonchap

1.2K 126 24
                                    

Sudah seminggu Taeyong menginap di rumah Sojin.

Kenapa menginap? Karena Taeyong memang tidak memindahkan barang-barangnya ke rumah Sojin. Taeyong sebenarnya ingin membawa Sojin dan Jeno tinggal di rumahnya, namun Sojin menolak dan justru meminta Taeyong dan Mark untuk tinggal di rumahnya.

"Sojin..." panggil Taeyong sambil duduk di sofa di sebelah Sojin.

"Hm? Aku gak mau pindah ya Tae..." jawab Sojin karena ia sudah tahu kemana arah pembicaraan Taeyong.

Mungkin Sojin tak mau pindah karena rumah Taeyong pernah ditinggali oleh Haera. Sojin mana sudi untuk kembali kesana? Jadi dari semalam Taeyong sudah berpikir dan memutuskan satu hal.

"Engga, aku gak mau nyuruh kamu pindah ke rumahku kok..."

"Oh? Bagus lah..."

"Tapi kita sama-sama pindah rumah ya? Beli rumah baru. Yang deket sini aja. Tapi yang sedikit lebih besar."

"Untuk apa?"

"Kita butuh yang minimal ada 4 kamar, karena aku butuh satu untuk ruangan kerja. Jadi aku bisa kerja dari rumah juga. Dan aku kasian, kamar Mark disini gak sebesar kamar dia sebelumnya. Emang sih dia bilang gapapa. Tapi tetep aja... Gimana?"

Sojin tampak menimbang usul Taeyong. Benar juga. Rasanya tak adil kalau Mark mendapat kamar tamu yang bahkan lebih kecil dari kamar Jeno. Setidaknya mereka harus memiliki kamar dengan ukuran yang sama dan dengan fasilitas yang sama.

"Oke... Tapi jangan terlalu besar ya?"

"Deal. Rumahku dan rumah ini kalo kamu gak keberatan, mau aku daftarin ke agen properti untuk dijual. Nanti uangnya bisa kita masukin ke tabungan Mark sama Jeno buat masa depan mereka. Gimana?"

"Oke, gak masalah."

###

Tidak butuh waktu lama. Satu minggu setelah Sojin setuju untuk membeli rumah baru, Taeyong dan Sojin sudah menemukan rumah baru yang sesuai keinginan mereka dan langsung dibayar lunas oleh Taeyong.

Tempatnya hanya berjarak 3 blok dari rumah Sojin yang lama. Dan satu minggu setelahnya, tepatnya hari ini, akhirnya barang-barang sudah berhasil dipindahkan ke rumah baru. Tak banyak barang yang dibawa. Sebagian barang mereka jual dan mereka beli yang baru dengan desain dan warna yang sesuai dengan rumah baru mereka.

Saat ini Sojin sedang membantu Taeyong menata ruang kerjanya, sedangkan Mark dan Jeno sibuk merapikan kamarnya masing-masing.

"Sojin, kamu jadi nyari kerjaan di tempat lain?" tanya Taeyong.

"Aku boleh kerja?" tanya Sojin memastikan.

"Boleh sih... Anak-anak juga udah gede, gak perlu repot-repot dijagain tiap jam tiap menit. Tapi, kamu kerja di tempat aku aja gimana?" usul Taeyong.

"Jadi apa?"

"Jadi bos,"

"Aku serius..."

"Aku juga serius. Emangnya aku mau suruh kamu jadi apa? Asisten aku? Kamu istri aku, bukan asisten aku. Itu perusahaan punyaku, berarti punya kamu juga. Kita sama-sama handle aja,"

"Oke kalo gitu,"

"Serius nih?" Taeyong memastikan.

Sojin tertawa.

"Ya kan tadi kamu yang ngasih usul begitu..."

"Iya sih... Tapi kamu bener setuju kan? Gak terpaksa?" tanya Taeyong lagi.

Terlepas dari status Sojin yang sekarang adalah istri Taeyong, siapa orang yang akan menolak untuk mendapatkan jabatan tinggi kalau ditawari?

"Iya Tae..."

UNFIXEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang