07 - Confrontation

817 111 20
                                    

Keesokan harinya, Sojin beristirahat di rumah sesuai usul Jaehyun. Mungkin Jaehyun benar, Sojin butuh istirahat untuk menenangkan pikirannya. Dan cuti sehari memang cukup membantunya menenangkan pikiran.

Sojin pikir ia akan benar-benar bersantai sepanjang hari itu, kalau saja Taeyong tak datang ke rumahnya di sore hari.

Sojin segera menghampiri Taeyong di luar rumahnya sebelum Taeyong sempat masuk ke rumahnya.

"Ada perlu apa?" tanya Sojin ketus.

"Kamu kenapa?" tanya Taeyong balik.

"Seharusnya aku yang tanya. Kamu kenapa? Kenapa masih berani dateng kesini?"

Taeyong menatap Sojin bingung.

"Aku? Aku cuma khawatir. Kamu gak angkat telepon aku. Gak jawab sms aku. Gak ada kabar sama sekali--"

"Bukan kewajiban aku untuk kasih kabar ke kamu. Jadi mulai sekarang tolong jangan ganggu aku."

Taeyong berusaha mendekat namun Sojin segera menepis tangan Taeyong saat tangan Taeyong hendak memegang pundaknya.

"Sojin, kamu kenapa sih?! Gak ada kabar entah berapa lama dan sekarang aku dateng tiba-tiba kamu marah? Aku salah apa?"

Sojin menghela napas.

"Salah kamu apa? Kamu bohong kan waktu kamu bilang kamu gak pernah ketemu Haera lagi? Aku udah ketemu dan ngomong sama Haera. Jadi mulai sekarang tolong jangan muncul di hadapan aku lagi--"

"Kamu ngomong apa sih? Kamu tiba-tiba gak jawab pesan aku, dan sekarang kamu juga gak ngasih aku ijin untuk dateng nemuin kamu. Tolong kasih aku alesan yang jelas."

"Karena aku gak pernah minta kamu untuk nemuin aku. Aku gak pernah ganggu kamu, dan aku bahkan gak pernah minta rujuk sama kamu! Jadi kalau kamu mau rujuk sama Haera ya silahkan. Jangan anggep aku yang halangin kalian karena aku gak pernah larang kalian untuk rujuk!" tanpa sadar Sojin membentak Taeyong.

"Maksud kamu apa sih?"

"Maksud aku apa? Maksud KAMU apa? Jelas-jelas kamu yang bohong, Lee Taeyong!"

Taeyong terkejut mendengar tuduhan Sojin. Memang dia pernah bertemu Haera. Tapi diluar itu, semua tuduhan itu bohong.

"Kamu lebih percaya sama Haera daripada aku?"

"Karena emang dia gak bohong! Kamu bener ke bar kan waktu dia ngasih tau aku kalau kamu ada disana?! Apa itu salah? Bahkan sekarang Mark juga ikut bohong sama aku,"

Taeyong tak menjawab Sojin. Memang hal itu benar adanya. Tapi kenapa hanya itu yang dipermasalahkan?

"Udah lah Tae, aku capek. Tolong jangan pernah dateng lagi. Kalau mungkin sebelomnya kamu mikir ada kemungkinan kita untuk rujuk, sekarang udah gak ada. Lupain aja. Kalau alasan kamu mau ketemu Jeno, temuin dia di tempat lain."

Sojin hendak masuk ke rumahnya namun Taeyong menahan lengannya.

"Papa... Mama..." panggil seseorang tiba-tiba.

Taeyong menoleh ke sumber suara, "Mark?" gumamnya.

Begitu Taeyong menoleh ke arah Mark, Sojin segera menarik lengannya dari genggaman Taeyong.

Tanpa Taeyong dan Sojin sadari, Mark sudah berdiri disana dan sempat mendengar sebagian percakapan mereka.

"Ma, aku minta maaf..." ucap Mark dengan cepat.

"Jangan ngomong sama mama dan jangan dateng kesini sampe kamu bisa bersikap jujur. Tapi kalo kamu emang lebih milih bohong untuk ngedukung papa kamu, silahkan. Mama masih punya Jeno," ucap Sojin sebelum masuk ke rumahnya dan mengunci pintu rumahnya dengan cepat.

UNFIXEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang