10 - She Cares

828 120 12
                                    

Taeyong baru menyelesaikan pekerjaannya sekitar pukul 7 malam.

Taeyong terkejut melihat Haera yang sudah menunggunya di lobi. Ini adalah pertama kalinya mereka bertemu setelah pertemuan terakhir mereka di bar.

Haera sudah menunggu Taeyong dari pukul 5 kurang yang artinya sudah lebih dari dua jam ia menunggu.

"Yong..." panggil Haera sambil menghampiri Taeyong yang berusaha mengabaikannya.

"Masih berani kamu dateng kesini? Mending kamu pulang dan jangan pernah temuin aku lagi." usir Taeyong dengan tegas sambil berjalan ke parkiran mobilnya.

"Aku cuma mau minta maaf, Yong..."

Taeyong menghentikan langkahnya tepat setelah dirinya melewati pintu keluar.

Taeyong menoleh dan menatap Haera tajam.

"Maaf kamu gak akan bikin Sojin maafin aku. Maaf kamu gak akan bikin Sojin percaya sama aku. Maaf kamu gak akan bikin Sojin mau nerima aku lagi. Maaf kamu gak akan bikin keadaan jadi lebih baik. Apa kamu belum puas ngerusak keluargaku?! Simpen maaf kamu. Kalo emang kamu merasa bersalah, pergi dari sini dan jangan temuin aku, dan aku akan anggep itu tanda permintaan maaf kamu."

Haera menarik napas.

"Oke... Aku harap Sojin mau maafin kamu dan nerima kamu lagi," ucap Haera sebelum pergi dari kantor Taeyong.

Taeyong menatap Haera bingung.

Kenapa Haera tiba-tiba justru mendoakannya dengan Sojin?

Taeyong memilih untuk tidak peduli. Ia tak butuh maaf, doa, atau apapun dari Haera. Taeyong hanya menginginkan Sojin kembali. Meskipun itu terdengar sulit. Sangat sulit.

###

Hari Jumat pagi, Sojin mengecek kembali daftar belanjaan yang ingin ia beli di supermarket.

Tidak banyak. Sojin hanya membeli sabun dan beberapa keperluan sehari-hari yang kebetulan habis, dan juga beberapa makanan ringan pesanan Jeno.

Setelah memastikan semuanya lengkap, Sojin membawa keranjang berisi barang belanjaan tersebut ke kasir sambil membuka tasnya untuk mengambil dompet.

Bugh!

"Maaf--"

"Sojin?"

Sojin tak sengaja menabrak seseorang di dekat kasir karena tak melihat jalan dan Sojin terkejut saat melihat siapa orang yang ia tabrak.

"Taeyong?"

Ya, Taeyong. Seharusnya Sojin ingat, supermarket yang ia datangi kali ini memang tidak terlalu jauh dari rumah Taeyong dan Taeyong sering datang kesini.

"Eh, silahkan..." Taeyong memberi jalan pada Sojin dan membiarkan Sojin membayar lebih dahulu.

Taeyong meletakkan barang belanjaannya di meja kasir di belakang barang-barang Sojin. Sojin melirik sekilas.

Obat-obatan. Obat batuk, obat flu, obat demam, dan lain sebagainya.

"Siapa yang sakit?"

Sojin tak bisa menahan dirinya untuk tak bertanya.

Taeyong tampak ragu untuk menjawab.

"Mark. M-maaf, aku kemarin... Beberapa hari ini aku sibuk banyak kerjaan jadi aku--"

"Sakit apa?" potong Sojin.

Taeyong menarik napas. Taeyong yakin Sojin akan marah padanya kalau tahu Mark sakit dan Taeyong tidak menjaganya dengan baik. Taeyong bahkan tak tahu apa penyakit Mark. Itulah kenapa Taeyong membeli banyak obat. Taeyong tak tahu obat mana yang diperlukan Mark.

UNFIXEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang