Chapter 15 : Penolakan

44 2 0
                                    

Selamat malam, Selamat beraktivitas 😊
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
" Tunggu!! Bagaimana kamu mengantarku kakakku akan memarahiku nanti, aku pulang jalan kaki saja " Serena mengambil belanjaanya kemudian segera melesat pergi dari kedai. Lucas tersenyum melihat Serena yang terlihat terburu, wanita itu sangat menghargai kakaknya.

Tadinya boneka itu akan diberikan besok tapi berhubung sudah bertemu ya sekalian saja. Lucas membayar kemudian keluar dan segera melesat pulang. Lucas bisa menghargai apa yang diucapkan oleh Serena dan yang pasti dia tidak merasa terganggu, ya tadinya merasa aneh tapi sekarang sudah biasa.

Lucas sampai dirumah, sepertinya gerbang rumahnya sudah ditutup. Lucas memencet bel akhirnya dibuka. " Loh tuan baru pulang?"

" iya, memangnya ada apa?" Tanya Lucas karena melihat penjaganya nampak terkejut. " Tidak tuan muda, hanya saja saya kira anda sudah pulang tadi " Lucas masuk kedalam. " Tidak, oya apa mama sudah pulang ?" Tanya Lucas

" ada tuan sudah dari jam empat sore tadi " Lucad masuk kedalam rumah, kemudian menuju kamarnya karena hari ini dia ingin istirahat sebentar. Besok Lucas ada acara dengan Serena.

Setelah membersihkan dirinya, Lucas mengambil handuk dan mengusap rambutnya kemudian salah satu tanganya mengambil ponsel melihat apa ada pesan masuk. Dan ternyata Britnie sudah menghubunginya selama 20 kali. Tapi Lucas hanya mengabaikanya saja tanpa ada niat untuk menghubunginya kembali.

***
Disisi lain Serena tengah berdiri mendengar ocehan Samuel yang tidak ada hentinya. Ya karena Serena tidak pulang-pulang padahal janjinya hanya sebentar. "Iya....iya... Sam udah bicaranya? Pegel tau berdiri " Kakanya itu seolah tau tapi masih saja mengomel. " Huft.. dasar bandel sekarang masuk, lama-lama lelah aku ngomel "

Dengan senang hati serena masuk kedalam rumah, tidak hanya itu Serena bahkan mengabaikan bibinya dan langsung masuk kedalam kamar. Samuel memijat pelipisnya kemudian duduk disofa. " Dia sudah besar Sam, kamu harus paham itu dia butuh seorang teman "

" Iya, tapi aku tidak bisa membiarkan dia berteman dengan Lucas " Bibi Sane bisa mengerti sikap Samuel hanya saja disisi lain Serena juga membutuhkan seorang teman. Karena selama ini tidak ada sosok teman lain selain Alexa.

***

Paginya Serena sudah siap dengan tas dan juga pakaian rapi. Sebelum kakaknya berangkat Serena sudah pamit terlebih dahulu dan entah kenapa kakaknya itu mengizinkanya keluar dengan Lucas padahal kemarin malam dia dimarahi habis-habisan. Mungkin saja karena bibi Sane makanya kakaknya memberikan izin.

Serena berjalan ke arah halte yang tak jauh dari rumahnya dan disana sudah ada Lucas yang menunggunya diatas motor. Dari jauh Lucas melambaikan tanganya kearah Serena. " kita pakai motor?" Tanya Serena dengan ragu. " Iya, kenapa? Keberatan ya " Serene menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dalam hati dia ingin sekali menolak karena memang tidak seharusnya dia di bonceng oleh Lucas.

" Kalau keberatan bagaimana jika kita naik bus saja? " tawar Lucas. " Lalu motormu dititipkan dimana?" Tanya Serena. Dia setuju jika naik bus tapi masa iya motornya dititipkan dirumahnya. " Untuk kali ini aku terima tawaran naik motor tapi besok aku tidak bisa " Lucas mengacungkan jempolnya. Serena naik dibelakang Lucas memberikan helm pada Serena. Seperti biasa ada tas yang digunakan untuk menghalangi keduanya.

Lucas menamcapkan gas dengan kecepatan sedang. Tapi entah kenapa Serena begitu takut dan memegang tas Lucas sangat erat. Serena takut jatuh karena motor yang ditumpanginya sangat tinggi, seakan tau Lucas menepikan motornya. " Kenapa berhenti??" Tanya Serena dengan nafas yang sedikit tersenggal. Lucas menarik tasnya kemudian mengambil botol air dan memberikanya pada Serena. Serena nampak ragu untuk mengambilnya. " Aku tidak akan meracunimu Serena, tadi sebelum kesini aku kesupermarket membeli air " jelas Lucas.

Cahayaku Alhambra (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang