Hay.. selamat malam yang sudah menunggu part ini dengan sabar 😄 Selamat menikmati dan menilai sendiri...
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Lucas mengantar Samuel sampai di tempat parkir. Kesan pertama saat Samuel bertemu dengan Lucas, menjadi tolak ukur dia untuk kedepanya dan tentunya sebagai batas agar Serena tidak mudah dan gampang dekat laki-laki. Lagi-lagi samuel hanya menghela nafas, dia tidak tau lagi keadaanya akan bagaimana tapi yang pasti semoga saja Serena mau memaafkanya.Lucas mengambil ponselnya kemudian mengangkat panggilan masuk. " Iya, Luc baru mau pulang " Lucas menutup ponselnya kemudian, mengambil motornya dan melesat pergi. Sedangkan di tempat lain Serena hanya dia melihat laptop dan buku-buku yang berserakan. Kebiasaan yang sulit untuk di kurangi dari Serena. Kacamatanya turun sedikit, air matanya menetes karena terlalu lama menghadap laptop.
Serena melepas kacamatanya, kemudian memakan buah yang disediakan bibi untuknya. Sesekali tanganya membalik lembar demi lembar buku yang cukup tebal. Hari semakin larut Serena masih saja membaca. Sampai suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.
" Sebentar!!" Serena membereskan semua bukunya dan menatanya dengan rapi, kemudian baru lah dia membukakan pintu kamarnya. " Nih makan, oya jangan tidur terlalu malam nggak baik " ujar Samuel. Serena menyunggingkan senyumnya " Siap!!" Serena mematikan laptopnya kemudian membuka makanan yang di bawa kakak laki-lakinya.
***
Di Spanyol tidak semua muslim bisa bergerak bebas, bahkan disini adzan pun tidak bisa terdengar keras seperti di negara-negara lain. Hidup di spanyol tidak semudah yang di bayangkan bahkan dengan Serena sendiri, tidak sedikit temanya yang bertanya kenapa Serena mau memakai pakaian yang tertutup seperti itu. Tapi tetap saja jawaban Serena " Ini identitasku " hanya sepenggal kata itu yang dia lontarkan.
Kita semua tau Alhambra dulunya pernah menjadi masjid yang begitu megah bahkan indah akan tetapi tetap saja pandangan seseorang berbeda-beda. Pekerjaan yang dilakukannya tentunya juga tidak semudah itu terlebih lagi, pertanyaan yang ditanyakan selalu memojokkannya itulah yang membuat Serena terus berjalan mencari informasi yang benar-benar membuatnya mengerti bahkan paham dengan apa yang terjadi dimasa itu.
Pagi ini Serena ingin ke perpustakaan meminjam beberapa buku dan juga ingin berkeliling ke istana sebentar. Sudah beberapa hari dia libur karena masalah kemarin, Kimmy pasti sangat kerepotan karena harus menghandel kelompoknya. Jalanan agak ramai karena masih pagi. " Mau kemana non?" Tanya bibi
" aku mau keluar ke perpustakaan, tadi sudah pamit juga sama Sam" jelas Serena dengan tersenyum. " Non kalau ada apa-apa bilang, saya khawatir " jelas bibi dengan nada khawatir. " iya "
" Makan dulu, saya sudah siapkan sup kesukaan non dan juga puding " Serena mengangguk kemudian berjalan ke arah meja makan. Disana sudah tersedia makanan dengan berbagai jenis, sudah lama Serena tidak bisa makan dengan tenang. " Non, kata tuan muda non tidak makan selama lima hari dengan baik jadi saya sengaja buatkan makanan banyak untuk hari ini "
" Makasih bi, oya nanti saya akan pulang agak telat " Serena keluar dari rumahnya kemudian berjalan ke arah kanan sambil memasang aerphonenya. Jalanan cukup ramai semua orang nampak lalu lalang. Sesekali serena menyapa tetangganya karena belum keluar kompleks rumahnya. Banyak anak kecil yang betmain bahkan sedang asik makan.
Kompleks rumah bibinya memang banyak sekali orang. Bisa dibilang padat tapi tetap pada kesibukan masing-masing, tidak seharian ramai setelah magrib area komplek ini agak sepi karena penghuninya di dalam semua. Serena mengeratkan jaketnya agak dingin hari ini suhu di spanyol sekitar 9°C lumayan dingin. Lantunan irama seakan menggambarkan perasaannya sepanjang jalan. Serena sangat menikmatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahayaku Alhambra (On going)
RomanceSetiap ukir yang terlukis di Alhambra, meyimpan sejarah yang sangat rumit. Seperti saat aku bertemu dan mengenalmu sangat rumit. Setiap bangunan ku susuri sepanjang Granada dan Cordova tapi mataku seolah hanya tertarik padamu. Padamu yang saat itu i...