BAGIAN 5

771 28 0
                                    

"Baik...! Aku menyerah...!" seru Putri Naga Hitam ketika kembali merasakan tenaganya tersedot.
"Bagus! Tapi apa jaminanmu agar bisa kupercaya?" sambut Rangga dingin.
"Kedua pedangku," sahut Putri Naga Hitam.
Rangga tersenyum, lalu tiba-tiba saja menghentakkan tangannya. Seketika itu juga tubuh Putri Naga Hitam tersentak, dan kedua pedangnya terlepas dari tangan. Pendekar Rajawali Sakti mengambil kedua pedang milik Putri Naga Hitam yang melekat dipedangnya sendiri. Lalu dimasukkan Pedang Rajawali Sakti kedalam warangka dipunggung. Sementara sepasang pedang yang tadi berwarna hitam, kini kembali berwarna keperakan berkilat.
Sementara itu Putri Naga Hitam tampak cemas. Sepertinya dia kehilangan banyak tenaga ketika melawan gempuran aji Cakra Buana Sukma yang dikerahkan Pendekar Rajawali Sakti. Pandangan matanya begitu sayu tak bergairah.
"Aku sudah mengaku kalah. Lalu, apa yang kau inginkan dariku sekarang?" dengus Putri Naga Hitam masih bernada ketus.
"Hanya beberapa jawaban jujur darimu," sahut Rangga.
Putri Naga Hitam hanya diam saja. Wajahnya memberengut. Sinar matanya agak sayu, namun masih mencerminkan ketajaman seorang gadis yang sedang diliputi kekesalan.
"Sekarang, jawab pertanyaanku dengan jujur. Untuk apa kau menghadang dan menyerangku?" tanya Rangga langsung.
"Karena kau manusia iblis yang membunuh ayahku dan menculik ibuku!" sahut Putri Naga Hitam ketus.
"Aku...?!" Rangga terkejut mendengar jawaban lantang bernada ketus itu.
"Aku sudah bersumpah untuk membunuhmu, Pendekar Iblis!" dengus Putri Naga Hitam lagi.
"Nisanak! Aku tidak tahu siapa dirimu?! Dan lagi, aku tidak tahu siapa kedua orangtuamu. Dari mana kau peroleh keterangan sembarangan itu?!" sentak Rangga jadi gusar juga.
"Untuk apa kau tahu?" sinis sekali nada suara Putri Naga Hitam.
"Kau tidak perlu tanya lagi, Nisanak. Jawab saja pertanyaanku!" bentak Rangga gusar.
"Kakek Iblis Racun Merah," sahut Putri Naga Hitam pelan.
"Ibis Racun Merah...," desis Rangga.
Pendekar Rajawali Sakti itu tidak perlu bertanya lagi, karena langsung memahami persoalannya kini. Ternyata gadis yang mengaku berjuluk Putri Naga Hitam ini sedang mencari pembunuh ayahnya, dan penculik ibunya. Dan yang lebih parah lagi, rupanya dia terkena hasutan Iblis Racun Merah yang pernah dikalahkan Pendekar Rajawali Sakti.
Rangga benar-benar geram terhadap laki-laki tua berjubah merah dan berambut serba merah itu. Benar-benar licik, tidak sanggup menghadapi sendiri, sekarang malah memperalat orang lain untuk membalaskan dendamnya. Rangga melemparkan sepasang pedang bergagang kepala naga ke depan Putri Naga Hitam. Maka dua pedang itu tepat menancap di ujung jari kaki gadis didepannya.
"Kau boleh pergi mencari pembunuh ayahmu yang sebenarnya," jelas Rangga datar.
"Hhh! Kau ingin mungkir setelah membunuh ayahku...?" dengus Putri Naga Hitam sinis.
"Kau masih muda, Nisanak. Cobalah pahami dulu seluk beluk dunia persilatan. Kuharap kau tidak salah memilih jalan. Kau cukup tangguh. Sayang kalau memilih jalan yang salah," kata Rangga menasehati.
Putri Naga Hitam tersenyum sinis. Dicabut pedangnya yang tertancap ditanah, tepat diujung jari kakinya. Lalu dimasukkan kembali kedalam warangka dipunggung.
"Perlu kau ketahui. Orang yang memberimu keterangan waktu itu adalah seorang tokoh sesat. Jika ingin tahu tentang dirinya, aku yakin gurumu bisa memberitahu. Nah, aku ada urusan lain. Mudah-mudahan pembunuh ayahmu bisa kau temukan," kata Rangga lagi.
Setelah berkata demikian, Pendekar Rajawali Sakti itu langsung melesat pergi. Begitu sempurnanya ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Rangga, sehingga sebelum Putri Naga Hitam menyadari, pemuda berbaju rompi putih itu sudah lenyap dari pandangan.
“Hei, tung...!"
Teriakan Putri Naga Hitam terputus, karena Rangga sudah tidak terlihat lagi. Entah pergi kemana pemuda berbaju rompi putih itu. Putri Naga Hitam mengedarkan pandangannya berkeliling, namun Pendekar Rajawali Sakti itu benar-benar sudah tidak terlihat lagi. Dihentakkan kakinya kuat-kuat ketanah, dan wajahnya memberengut.
"Huh...! Apakah dia memang bukan pembunuh ayahku...? Lalu siapa sebenarnya pembunuh ayahku..?" Putri Naga Hitam bertanya-tanya sendiri.
Agak lama juga wanita berbaju serba hitam itu berdiri mematung, memikirkan kata-kata Rangga yang demikian tegas. Hatinya jadi ragu-ragu juga, apakah mungkin Pendekar Rajawali Sakti yang membunuh ayahnya? Putri Naga Hitam baru menyadari kalau Pendekar Rajawali Sakti masih muda. Mungkin baru berusia sekitar dua puluh lima tahun, atau mungkin tiga puluh tahun. Tidak lebih. Rasanya mustahil kalau pemuda berbaju rompi putih itu adalah pembunuh ayahnya.
Kini Putri Naga Hitam baru teringat. Ketika peristiwa itu berlangsung, usianya baru sekitar dua tahun. Sedangkan sekarang ini, dia sudah berumur sembilan belas tahun Rasanya tidak mungkin kalau pembunuh ayahnya masih muda. Jadi sekarang, paling tidak sudah berusia sekitar lima puluh tahun. Ya.... Dia sendiri tahu kalau ayahnya dibunuh dari gurunya yang juga pamannya, adik dari ayahnya.
"Hhh...! Aku harus bertanya pada Paman!" dengus Putri Naga Hitam. Wanita cantik berbaju serba hitam itu langsung melesat pergi. Cepat sekali gerakannya, dan sangat ringan. Sebentar saja bayangan tubuhnya sudah lenyap ditelan kerimbunan pepohonan.

45. Pendekar Rajawali Sakti : Satria Baja HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang