Mark 2 : Night Club

2.2K 167 46
                                    

Dentuman musik mengudara. Hingar bingar lampu sorot mewarnai gelapnya suasana malam di dalam sebuah klub bergaya futuristik. Kilauan warna menari dengan cantiknya. Menyapu setiap penjuru ruangan. Menghujani puluhan tubuh yang haus kesenangan. Pergerakan mereka terus menerus menjadi semakin liar. Inilah pesta yang mereka inginkan setiap malamnya. Untuk menguapkan segala penat yang membelenggu.

"Yo, New!" Seruan seorang pemuda berkaos hitam yang melekat erat pada tubuh proposionalnya. Dentuman musik mengiringi langkah kaki jenjang berbalut jeans ketat berwarna putih gading miliknya. Menghampiri New yang sedang duduk santai melipat kaki dengan gelas bening berisikan cairan kuning kecokelatan di tangan kanannya. Kilauan muncul setiap kali gelas kecil itu bergerak.

"Lama gak keliatan lo di sini." Sebuah tangan melingkar di pundak lebar New. Kerah jaket kulit biru gelap miliknya menjadi sedikit tertekuk ke dalam. "Ke mana aja lo?" Sambung sang pemuda lagi. Mulai memanjat naik ke atas tubuh New.

"Ish lepasin njir!" Sergah New melepaskan rangkulan sang pemuda. "Lo aja yang jarang liat gue di sini, Kit!" Risih banget dinaikin makhluk satu ini. Geli cuy.

Perawat Sangpotirat, atau Krist/Kit nama panggilannya, adalah teman Clubbing New. Mereka sering bertemu di Club malam yang didatangi. Dari itulah mereka menjadi dekat. Belum lagi fakta bahwa mereka kuliah di kampus yang sama. Hanya saja berbeda fakultas. Kit mengambil jurusan kedokteran dan sekarang ia sudah tingkat dua sama dengan New. Sungguh New awalnya tidak menyangka akan fakta itu. Dan baru percaya saat Kit menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) miliknya. Modelan kayak gini bakal jadi dokter di masa depan? What a great joke ever!

"Ya maklum gue lagi sibuk bercumbu dengan berkas-berkas tugas sialan itu." Dengus Kit kesal. Ia menyamankan diri di atas kursi putar samping New. Jenuh dia dengan pekerjaan kampus dan akhirnya memutuskan datang ke sini untuk melepas penat. "Muak gue lama-lama liatin jurnal mulu." Sambungnya dengan nada frustasi.

"Heh enjoy your pain, Kit!" New hanya menyeringai menanggapi keluhan sang lawan bicara. Kit yang sedang memesan minuman kepada seorang Bartender memutar matanya sebal. Nyebelin emang punya temen kayak New.

New mengangkat sudut bibirnya pelan dan melirik kembali ke arah lantai dansa. "Lets have some fun tonight." Manik cokelatnya menatap liar suasana di hadapannya. Ingin sekali ia turun dan bergoyang bebas di bawah sana.

"Eh wait!" Kit mencegat lengan New saat pemuda berkaos putih dengan jaket kulit biru gelapnya akan turun dari kursi yang ia duduki. Tindakan Kit mendapat delikan sadis dari sang pemilik lengan putih itu.

"Apaan sih lo, Kit?!" Sembur New kesal. Dia sudah gak tahan pengen turun ke lantai dansa. Eh malah dicegah. Kan nyebelin banget.

"Lu tuh yak gak sabaran banget, New!" Kit tetap menggengam erat lengan New. Langkah pencegahan kalau pemuda berkulit putih ini kabur lagi. Delikan sadis makin intens. Muka galak New udah gak ramah banget pokoknya.

"Iya iya sorry." Kit akhirnya ciut juga ditatap seakan akan dimutilasi detik ini juga oleh New. "Gue cuma mau nanya lu tadi dateng ke sini jam berapa? Kok gak ngabarin gue kalau mau ke RedzApple sih." Sambungnya pelan seraya melepaskan genggaman tangannya di lengan New.

New menghela nafas pelan. Iya tadi dia emang dadakan juga tiba-tiba mau clubbing. Habis nganterin Tay, dia langsung balik ke kosan. Tapi karena besok ia tidak ada jadwal mata kuliah pagi jadi tidak ada salahnya datang ke sini pada malam kerja kan. Toh walau pun weekday tempat ini masih penuh sesak dengan orang-orang yang ingin melepas penat atau cuma mencari kesenangan.

"Gue baru aja nyampe jam sebelasan tadi." New melipat tangannya angkuh. Berdiri tegap di hadapan Kit. "Gue gak punya kewajiban buat hubungi lu juga kan kalo gue mo ke sini." Muka sengaknya New emang terkadang menyebalkan. Tapi Kit sudah terbiasa dengan itu.

LOVE MARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang