Sinar mentari diam-diam menelusup ke dalam sebuah kamar bercat putih bersih. Hangat udara mulai naik kepermukaan. Belaian angin lembut menggerakan helaian gorden pembatas pada jendela kaca yang terbuka sedikit.
Bip!
Angka pada jam digital berwarna hitam metalik itu berganti.
06.15 WIB
"Mau sampai kapan kamu tidur, Sayang?"
Sosok pemuda keluar dari balik daun pintu yang terbuka. Menggosokkan handuk kecil berwarna putih pada kepala dengan surai legam miliknya yang masih sangat basah.
Handuk berwarna biru muda tersampir di pinggang tegasnya. Bagian atas tubuhnya belum mengenakan apapun. Beberapa bulir air terlihat meluncur bebas dari atas pundak lebar miliknya.
Terpampang jelas beberapa otot padat yang pas pada tubuh proposional berkulit kecoklatan itu. Bahu lebar itu bergerak saat kaki jenjang berbalut sandal bertuliskan MARVEL berwarna merah khas melangkah menuju gundukan selimut berwarna putih susu yang berada di atas kasur berukuran queen size.
"Hei!"
Sosok pemuda yang ternyata adalah Tay itu sudah duduk di pinggir kasur. Tay mencondongkan tubuhnya mendekat ke arah gundukan selimut itu. Seraya masih menggosokkan handuk kepada kepalanya, Tay menoel gundukan fabrik itu pelan.
"Mas tau kamu sudah bangun. Ayo buka selimutnya!"
Kembali suara lembut itu mengudara. Gundukan selimut itu hanya bergerak pelan. Tampaknya sosok di dalam selimut masih terlihat nyaman bergulung dan enggan melepasnya. Tay mencium lembut lapisan fabrik di bawahnya.
"Hm.. Masih ngantuk, Mas."
Tay yang mendengar sedikit nada rengekan yang berasal dari suara serak khas orang baru bangun tidur. Ia hanya mendengus pelan membalas protesan kecil sang Kekasih. Alasan saja kamu, Mbul.
"Ya udah, Mas pakai baju dulu deh."
Tay berdiri dan mulai melangkahkan kakinya menuju sebuah almari besar berwarna hitam mengkilap. Ia membukanya dan memilah pakaian apa yang akan digunakan hari ini.
"Mas hari ini ada jadwal kelas jam 9. Kelas Arsitektur Komputer."
Tangan kecoklatan itu menarik sebuah kaos berlengan panjang berwarna hitam polos dan sebuah celana jeans berwarna senada dari bawah tumpukan pakaian yang berada di dalam almari tersebut.
"Kamu kalau mau tidur ya udah gak apapa, nanti mas naik gojek aja ke kampus."
Tay mengambil deodorant spray miliknya yang terletak di atas meja belajar sang Kekasih, New yang hingga kini masih bergulung dengan selimut hangatnya.
Pemuda dengan punggung lebar itu mengangkat lengannya tinggi. Kemudian menyemprotkan benda itu ke arah kedua ketiak bersih miliknya. Wangi maskulin menyebar seketika di penjuru kamar berukuran luas itu.
"Lagian kamu masih capek juga kan."
Sedari tadi Tay seakan sedang bermonolog seorang diri. Tapi dia sadar kok kalau New sebenarnya sudah bangun dan pasti mendengarkan semua kalimat yang ia lontarkan.
Tay meratakan sedikit likuid kental dari botol hand & body lotion milik New yang memiliki aroma seperti bunga sakura dan campuran susu vanilla di kedua tangannya. Kemudian ia balurkan di sekitar lengan berotot padat, pundak tegas, punggung lebar, leher, perut kotak-kotak yang terbentuk sempurna, hingga melewati kedua kaki jenjang kokoh dan sampai ke ujung jari-jemari kaki miliknya.
"Kamu boleh tidur lagi, tapi jangan lupa sarapan."
Tay mengambil sebuah botol parfum berwarna biru dongker yang bersebelahan dengan botol berwarna hitam yang identik. Menyemprotkan pada pergelangan kedua tangannya, kemudian lipatan antara siku lengannya, lalu celah diantara kedua telinganya, dan terakhir di area sekitar dada bidangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE MARK
Fiksi PenggemarKetika suatu hubungan yang selalu ditutupi mulai menimbulkan tanda kerusakkan. Akankah kisah cinta yang telah terbangun lama akan tetap bertahan? Ataukah harus kandas dalam kesunyian? Ini lah kisah mereka. Tawan Vihokratana, yang merupakan seorang...