tiga

18 3 0
                                    

Pagi ini Juang mengajak Kinan untuk bertemu dipersimpangan jalan. Dimana tempat ini adalah tempat pertama kali Kinan bertemu dengan Juang sewaktu SMP. Pertemuan tanpa diduga dan berujung temu pada masa orientasi siswa di SMA.

Tumben sekali Juang mengajaknya jalan. Bahkan ini untuk pertama kalinya. Juang tak pernah mengajak Kinan untuk mengelilingi ramainya alun-alun kota atau ke pasar malam kemanapun tidak pernah! Juang lebih sering menghilang dari padangan.

Dipersimpangan kali ini sangat ramai, mungkin karena hari ini hari minggu. Pantas saja banyak orang yang berlalu-lalang. Kinan rasa mencari Juang sangat susah diantara keramaian. Kinan mengambil ponselnya untuk menghubungi sosok yang ditungguㅡ kemudian ia kembali teringat ponsel Juang masuk ke lubang wc bulan lalu dan hingga sekarang Juang belum bisa memperbaiki ponselnya

"Ga perlu kamu cari, sedari tadi aku berjarak 5 lanhkah darimu"

Kinan sedikit terkejut dengan tibanya Juang yang tiba-tiba. Sepertinya ia titisan Nobita, mungkin kini ia berteman dengan Doraemon? dan barusan dia meminjam pintu kemana saja. Kinan! hetikan imajinasimu yang tidak berfaedah!

"Mana aku tahu? dan mana doraemon nya?"

"Jika sekarang dipikiranmu aku adalah seorang Nobita maka di waktu itu juga kamu adalah kacamata yang sering dipakai olehnya"

"Kenapa harus kacamata? aku bisa saja menjadi Shizuka, huh!"

"Tanpamu pandanganku buyar dan denganmu pandanganku cukup jelas. cukup jelas untuk melihatmu berada di sampingku, dimasa depan."

hampir saja Kinan tersihir gombalan yang sering Juang lontarkan. Ayolah Kinan Jangan berharap, jangan semakin cinta dan hentikan jantungmu yang semakin berdebar tak karuan!

Tapi disatu sisi Kinan sangat bahagia. Tapi disisi yang lain ia takut, takut berharap pada cinta yang salah, takut jika mencintainya hanya menambah luka yang lebih parah

"Sudah sudah berhenti basa-basi." jawab Kinan

Kini mereka duduk berdampingan menyaksikan indahnya langit biru yang membentang. Kicauan burung tak kalah indah dari suara bel motor yang terdengar di trotoar.

Dua insan ini kini saling tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Pikiran dari salah satu mereka tertuju pada ujung dunia, berkelana, mendaki puncak gunung tertinggi dan menggenggam tangan gadis yang dicintai. Di pikiran yang lainnya tertuju pada sosok yang dicintai, menunggu sebuah pasti yang tak kunjung diberi.

"Apa Langit suka menggantungkan hati seorang yang sudah jatuh terlalu dalam pada pesonanya?" tanya Kinan memecah keheningan

"Jangan sepenuhnya berharap pada Langit mu itu. Jangan terlalu percaya. Manusia seringkali mengucap janji manis saja, dan jika tidak ya mungkin hanya memberikan sebuah harapan tanpa diberi suatu kepastian, yang kau maksud itu bukan?"

"Haha, benar."

Juang hanya tersenyum saja. Entah dia
merasa atau tidak tapi setidaknya Kinan
sudah menyampaikannya isi hatinya
padanya. Mungkin kali ini Juang tidak
peka dengan kodenya. Sangat menyebalkan. Sungguh dia benar tidak merasa? sedikitpun? Juang! kamu benar-benar menyebalkan!

"Jika aku langitmu. maka kamu senjaku. Hari ini masih pagi, ada waktunya mereka untuk bertemu lagi. diwaktu itu; waktu dimana mereka berjumpa. kamu akan percaya. langitmu akan sepenuhnya milikmu"

"Apa benar itu akan terjadi?"

Sudah tiga tahun. Sudah tiga tahun ini Juang belum juga memberikan kepastian. Tapi mengapa dirinya masih mampu bertahan? apa yang membuatnya betah menetap pada satu cinta yang bisa saja cinta yang salah. Mungkin Juang hanya sekedar menumpang bukan untuk tinggal.

Dan entah mengapa Kinan sedikit ragu. Namun bukankah ini sebuah kepastian yang ia harapkan? Juang hanya perlu untuk ditunggu lebih lama lagi. Seberapa lama, ia tak tahu. Mungkin sampai pada waktu yang dimaksudkan itu. Tapi kapan?

"Jika Tuhan berkata terjadilah, kenapa tidak?"

"Jika tidak?"

Juang menatapku, sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman. Senyuman yang tak bisa ku artikan dan senyuman ituㅡ senyuman yang tak bisa ku lupakan. Dia hanya diam. Ku rasa dia sedang merangkai sebuah kalimat dalam otaknya.

"Yasudah."

"Ah sudahlah, aku berhenti mengharapkan jawabanmu, huh!"

──────────────────────

tbc.

jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya!

karena cari ide itu susah huhu T_T

maafkan diriku yang malah curhat ini.

 certaintyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang