empat

18 2 0
                                    

Lagi-lagi adiknya memintanya untuk dibuatkan sebuah puisi. Kinan cukup bodoh untuk merangkai sebuah aksara menjadi bait-bait yang indah. Mana harus karya sendiri dan sekarang ia tidak punya mood untuk membuat puisi bertemakan bebas itu

Bukankah karya sendiri? tetapi mengapa malah kakaknya sendiri yang membuatkan puisi untuk adiknya? bukan pemilik tugas itu. Dasar adik. Jika bukan adikku sudah ku buang sedari subuh.

Pikiran Kinan sangat kacau, sekarang ia lebih memilih menyaksikan hujan dari balik jendela kamarnya. Ia putar lagu lagu galau kesukaannya, suasananya benar-benar tenang, menyejukkan. Tapi moodnya belum juga membaik

Disudut meja belajarnya sudah tersedia cemilan kesukaannya tapi tetap saja tidak merubah suasana hatinya. apa yang membuatnya sangat badmood hari ini? ia sendiri tidak tahu

Dering ponsel Kinan kembali berbunyi, pasti Dania lagi. "Ada apa, Ni? aku sedang malas berargumen." sahut Kinan tanpa salam lebih dulu

"Kin, aku bantuin buat puisi adikmu deh tapi nanti editin video ku ya? buat aku post di ig nih!"

"Yaya.. setuju" jawab Kinan tanpa berpikir panjang

Sambungan telepon mereka diputus begitu saja oleh Dania. Dan akhirnya Kinan bisa lega, tugas adiknya telah terselesaikan. sekarang hanya menunggu email dari Dania

Ponselnya kembali bergetar, kali ini bukan telpon melaikan pesan. Bukan pesan dari Dania melainkan Aldi, si playboy sekolah.
Tumben sekali Aldi mengirim pesan padanya biasanya langsung main ke rumah. Aldi dulu sangat sering mampir ke rumahnya, katanya biar mudah untuk meluluhkan hati orang tua Kinan. Padahal dia begitu pada semua siswi disekolah, eh bukan semua tapi hampir semua.

'aku mampir ke rumahmu ya?'

Tumben mengirim pesan terlebih dulu sebelum pergi ke rumahnya.

'mau dibawakan apa?' lanjut pesan Aldi

'gausah repot-repot.' jawab kinan, sebenarnya dia tidak ingin menerima tamu hari ini, tapi apa mungkin ia akan menolak orang yang ingin datang berkunjung? jika Kinan menolaknya ia tak enak hati dengan Aldi. Bagiamanapun sifat Aldi, dia selalu ada ketika Kinan membutuhkan bantuan.

'ga jadi deh, kata Dania moodmu sedang hancur' balas Aldi, Kinan sedikit tertawa membaca pesannya. Tapi Aldi sudah berhasil membuatnya tertawa dengan pesan yang sama sekali tak ada artinya.

'takut ya?'

'bukan takut, cuma belum siap lihat bidadari berubah jadi macan tutul.' balas Aldi lagi. Memang Aldi selalu ada, benar-benar selalu ada. Ia selalu tahu suasana hati seorang Kinara, tapi Kinan samasekali tak menaruh rasa pada setiap perhatian yang Aldi berikan.

Seseorang yang ingin sekali ia tahu kabarnya malah acapkali menghilang. Dan beberapa hari lagi hari kelulusan datang, apa setelah lulus Kinan akan masih menaruh harap pada seorang Juang? atau ia memilih pasrah saja?

──────────────────────

tbc.

jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya!

karena cari ide itu susah huhu T_T

maafkan diriku yang malah curhat ini.

 certaintyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang