LF 02

6 0 0
                                    

Aku menatap pasangan yang kini duduk dengan mesra di depanku, Fina dan Revandra.

"Maafkan aku Nana aku menyembunyikan hubunganku dengan Revandra" Fina membuka suara setelah beberapa menit mereka hanya diam dengan raut menyesal ia melanjutkan. "Aku sebenarnya tidak ingin mengatakan ini bahwa aku dan Revandra kami saling mencintai."

"Sejak kapan." Tanyaku dingin, aku berusaha untuk terlihat kuat, berusaha menahan air mataku yang akan menetes. Aku mengalihkan tatapanku pada Revandra menatap matanya yang sendu, berharap bahwa di sana masih ada cinta untukku. Tapi di sana hanya ada tatapan hina untukku

"Sejak kau mulai sibuk dengan semua pekerjaanmu," jawab Revandra tenang.

Aku mengangguk, aku sadar aku terlalu sibuk bekerja untuk menjadikan diriku pantas berdampingan dengan dirinya yang kaya raya.

"Aku butuh perhatian, dan Fina memberikan apa yang tidak kau berikan padaku, dia memperhatikan aku membuat aku nyaman." Sambung Revandra menatap sayang pada Fina yang juga tersenyum bahagia.

Aku tersenyum miring aku tidak ingin mereka melihatku lemah, aku memang miskin tapi aku punya harga diri.

"Ck ck ck aku bahkan masih tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini," aku menghela nafas menatap santai pada Fina dan Revandra. "Fifiana, sahabat baikku, ternyata seorang wanita licik yang bersembunyi di balik wajah polosnya?"

Wajah Fina memerah karena menahan amarahnya, selama 6 tahun kami bersahabat sudah cukup bagiku untuk tau bagai mana perangai seorang Fifiana.

Aku menaikkan satu alisku menatap menantang pada Fina. "Sama seperti istilah yang satu ini aku tau kau pasti sering mendengarnya. Seekor serigala berbulu domba." Lanjut ku seraya menyeringai

"Diam! Jaga bicaramu Serenna, aku sahabatmu." Ucap Fina dengan raut wajah pias

Lihatlah bagai mana seorang Fina memainkan drama nya seakan dia tidak bersalah. Seorang aktris memang sangat pintar berakting.

"Sahabat kau bilang, persahabatan kita sudah putus saat kau dengan tidak tau dirinya merebut kekasih sahabatmu sendiri." Jawabku emosi.

Raut wajah Fina terkejut melihatku yang penuh dengan emosi.lalu menyeringai licik kearah ku. Kemudian menatap polos kearah Revandra.

"Cukup Nana, ini bukanlah kesalahan Fina. Ini kesalahanmu sendiri. Kau hanya sibuk dengan dirimu sendiri, dan mengabaikan aku sedangkan aku membutuhkan perhatian dan Fina datang memberiku apa yg tidak kau berikan padaku. Berhenti untuk menyalahkan orang lain, karena ini adalah kesalahan mu." Jelas Revandra

"Jadi ini kesalahanku?" Tanyaku Revandra mengangguk dengan mantap "baik, ini kesalahanku dan kesalahanku ini akan membuat kalian berdua menyesal." Jawabku lalu berdiri mengambil jus yang belum ku sentuh lalu menyiramnya di wajah Revandra.

"Bullshithgumam ku seraya melangkah pergi dengan mengacungkan jari tengah kearah Revandra yang menatapku tajam.

                            ****

love foreverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang