5

317 42 2
                                    

" beruntung banget gue" ujar woojin lari dari ruangan Osis. Dia diberi tanda tangan percuma oleh daniel.

"Lo kenapa? " tanya guanlin heran dengan temannya itu. Mereka berencana mengerjainya tapi daniel malah langsung memberikannya tanda tangan setelah juniornya itu menyodorkan kertas diatas meja.
Bukannya menjawab daniel malah mengambil lagi ponselnya dan kembali ke game-nya. Guanlin yang jengah dengan temannya yang satu ini memilih meninggalkannya. Daniel sangat tidak seru, beradik kakak saja dengan minhyun. Mereka sama-sama garing. Yang satu sibuk pacaran dan yang satu lagi malah gak mau terbuka dengannya.

Guanlin kembali menuju kelapangan, membatalkan niatnya kekantin ketika menerima pesan dari perangkat Osis lainnya kalau waktu yang ditentukan guanlin untuk anak-anak baru itu sudah habis.

"Kumpulkan semuanya! " perintah guanlin ketika sampai dibarisan para junior itu. Mereka langsung bergesa-gesa mengumpulkannya.
"Kalian boleh masuk keruangan" ujarnya pergi meninggalkan barisan junior itu.

"Huft.. Masuk ruangan juga akhirnya" woojin menduduki dirinya dibagian belakang sama dengan junior yang lainnya yang telat tadi.

Baru beberapa menit saja woojin sudah merasa bosan mendengar celotehan guru yang berada didepan sana.
"Lebih baik berlarian diluar dari pada duduk disini" ujar woojin menopang dagunya.
"Seharusnya lo bersyukur gak panas-panasan" ujar seseorang yang duduk disebelahnya.
"Bosan itu lebih menyiksa daripada berpanasan! " ketus woojin mengalihkan pandangannya pada orang yang disebelahnya.
"Eh?  Lo lagi? " tunjuk woojin kearah orang itu setelah melihat wajahnya.
"Gue?  Kenapa? " tanyanya heran ditunjuk-tunjuk oleh orang tak dikenal.
"Lo yang disebelah gue kan?  Pas hari pertama, lo yang berdiri disebelah gue pas kena hukum" ribut woojin sambil menunjuk-nunjuk wajah orang itu.
"Gak ingat gue" dia mengalihkan pandangannya kedepan.
"Ya udahlah mungkin gue yang salah" gumam woojin ikut melihat kedepan melihat guru yang memberi ceramah.




Woojin sedari tadi tak senang dikursinya, selalu krasak krusuk di kursi yang ditempatinya. Bosan dan mengantuk itulah yang menggambarkan hal yang dirasakan woojin saat ini.

1 jam duduk didalam ruangan yang dipenuhi oleh siswa-siswi baru dan pengap tentu membuat orang ingin keluar dari ruangan itu, penyejuk ruangan pun tak terasa sejuknya sedikitpun. Sekarang woojin bukan hanya krasak krusuk tapi juga mengipas-ngipaskan tangannya.

Terkadang woojin menyesal sendiri memilih sekolah yang berbeda dari kakaknya. Setidaknya dia mengenal seseorang disana bahkan temannya pun banyak yang satu sekolah dengan jihoon.
Ah ternyata penyesalan datangnya diakhir, seperti polisi di drama-drama. TELAT!!.








Drttttt... Drttttt.....

"Eungh.... " badannya mengeliat ketika ponselnya bergetar tepat didekat kepalanya yang bertumpu pada meja.
"Halo, siapa? " tanyanya dengan mata yang masih terpejam.
"Eh, kelinci playboy!!  Kesini lo!  Bentar lagi nih anak-anak pada kelar nih! " teriak orang disebrang sana.
"Gak usah teriak juga lo, tiang!! " balasnya berteriak ketika tau siapa yang menelponnya.
"Cepat! " teriaknya sebelum memutuskan sambungan teleponnya.

Dia menjauhkan ponsel dari telinganya lalu mengucek matanya, matanya masih sangat berat untuk diajak melebar. Tapi kakinya tetap berdiri ingin berjalan. Dia mengantuk gara-gara junior yang dengan kurang ajarnya mencium pipinya semalam.

"Gadis sialan!! " gumamnya sambil berjalan sempoyongan dari ruangan Osis.






Daniel menguap ketika sampai diaula sekolah, siswa-siswi baru masih berkumpul diruangan itu.
"Gue ditipu" gumam daniel berjalan menuju guanlin yang terlihat sedang berdiri di ambang pintu sebelah Selatan.

MY LOVE STORY (NielCham)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang