7

301 40 5
                                    

"A-apa? " tanya woojin gugup ketika  wajah daniel berada didepan wajahnya.
"Ini! " tunjuk daniel kekepala woojin.
Woojin.  Woojin mengalihkan pandangannya keatas kepalanya ketika merasa tangan daniel tak menyentuh kepalanya.
"Eh??! Oh astaga!! " woojin terkejut ketika melihat apa yang berada dikepalanya.
"Apa lo gak denger pacar lo teriak-teriak tadi? " woojin langsung menatap bingung kearah daniel, pacar?  Siapa??.
"Aku... "
"Gak peduli gue, lepasin itu helm, lalu lo bersihin nih toilet! " sela daniel lalu berjalan meninggalkan woojin.
"Kak! "Woojin berteriak ketika Daniel keluar dari toilet.
"Apa!? " daniel menyembuhkan kepalanya ketika mendengar teriakan woojin.
"I-itu.. Mmmmm.. Aku... Ta-takut~" ucap woojin agak merengek.
"Apa yang lo takutin?  Takut setan lo?  Takut apa?" tanya daniel yang masih menyembulkan kepalanya dipintu.
"Ya bisa aja kan, disini banyak SETANNYA! " ujar woojin, dengan mengucapkan kata 'setan' menatap tajam kearah daniel.
"Eh?  Maksud lo apa?  Kenapa lo natap gue kayak gitu?  Lo mau bilang gue setan heh? " daniel kembali masuk kedalam toilet.
"Kakak aja yang ngerasa kali, gue gak bilang gitu tuh" jawab woojin enteng, dan mulai melepaskan helm sialan yang membuat dia malu didepan orang banyak tadi.
"Lo natap gue kyak gitu, dan lo bilang cuma perasaan gue?! " daniel mendekat kearah woojin yang masih memegang pengait helmnya.
"Terserah kakak aja!  Intinya gue gak maksud kayak itu,.. Ah helm sialan! " woojin menarik-narik pengait helm tadi dengan brutal karena tak mau lepas, woojin lupa. Biasanya jihoon yang selalu membukakannya. Tapi jihoon sekarang tak ada.

Woojin terkejut ketika tangan seseorang meraih tangannya yang sibuk menarik-narik pengait helm tadi.
"Kalau gak bisa, lo bisa minta tolong" ujar daniel membuka pengaitnya untuk woojin.
Woojin menatap lama wajah daniel yang berada didepannya seperti tadi. Dia tak pernah diperlakukan seperti ini oleh lelaki lain, selain jihoon dan papah yang pastinya.
'Kalau dilihat dari dekat dia tampan, apalagi kalau lagi diam kayak gini'  ucap woojin dalam hati.
"Udah" Daniel bukan hanya melepaskan pengaitnya saja, tapi juga helmnya dari kepala woojin.
"Makasih, kak" woojin mengambil helm yang dipegang daniel.
"Mulai cepat! " woojin mulai menarik ember yang diberikan daniel tadi. Entah lah setelah melihat daniel dari dekat tadi membuat jantung woojin tak karuan.

Woojin kaget ketika langkah kaki daniel malah mundur bukan maju. Dan itu mengenai ember yang berisi pel.
"Apa.... "
"Ada serangga~" suara daniel bergetar dengan kaki masih melangkah kebelakang.
"Serangga? " tanya woojin kaget, dia juga takut serangga. "Mana? " woojin ikut mundur mengikuti daniel.
"Disana" daniel menunjuk kearah sudut pintu yang tertutup. Woojin melihat tunjuk daniel.
"Ih!!!  Menjijikan " woojin mendekatkan badannya kearah daniel yang bergetar karena takut.
"Kak!  Usir kak" woojin menyuruh daniel sambil mendorong-dorong kecil badan daniel.
"Gue takut, lo aja" Daniel malah menyuruh balik woojin. Woojin menggeleng ribut.
"Kakak donk!  Kan laki! " tolak woojin.
"Gue takut, njir" mata Daniel membola ketika menyentuh gagang pintu salah satu bilik di toilet itu.
"Kita siram pake air aja! " daniel langsung masuk kedalam dan mengambil segayung air.

Byur..

"Gak kena kak! " ribut woojin ketika air yang disiram ke serangga tadi tak mengenai serangga itu.

Byur.....

Byur.....

Byur......



Byur....





Kriekkk










Daniel terdiam untuk beberapa saat.






"Huwe............ Mammhhh" daniel langsung mendorong dan membekap mulut woojin yang akan berteriak.
"Maaf, gue gak sengaja" daniel masih membekap mulut woojin, dengan menatap tepat mata woojin yang memerah menahan tangis. Rambut woojin sudah basah, poninya hampir menutupi matanya.
"Jangan menangis, oke? " woojin menganggukkan kepalanya, menyetujui perkataan daniel.
"S-seragam gue kuyup" kata pertama yang woojin keluarkan ketika bekapan daniel terlepas. Mata Daniel langsung turun kearah seragam yang dipakai woojin.

Mata Daniel melebar ketika pakaian dalam woojin terlihat dengan jelas. Daniel menelan ludahnya melihat bagian tubuh woojin.

Brak..

Daniel mendorong woojin masuk kesalah satu bilik.
"Ap.. "
"Diam! " woojin terdiam ketika daniel membuka kancing almamater yang dipakainya.
"Jangan berpikiran yang macam-macam lo! " woojin dorong daniel, tapi daniel tak bergeming sedikitpun. Malahan daniel semakin mendempetkan tubuhnya kearah woojin.

Daniel menarik tangan woojin.
Woojin dapat merasakan hangatnya pelukkan daniel. Membuat jantung woojin berdetak berkali-kali lipat.
"Pakai ini keluar, ganti baju lo" daniel memasangkan almamater tadi ketubuh woojin.
Woojin mengangguk lalu lari keluar dari sana.

"Eh? " woojin terkejut ketika melihat guanlin membuka lebih dulu pintu toilet itu.
"Lo kenapa?  Kuyup begitu? " tanya guanlin, bukan jawaban yang didapat guanlin melainkan sebuah dorongan.
"Selow dong, neng! " teriak guanlin melihat woojin yang berlarian keluar.
"Ish... Si daniel mana lagi" guanlin melihat kedalam. Setelah melihatnya guanlin tak melihat apapun, dia berencana akan mencari ketempat lain.
"Apa? " tanya daniel ketika guanlin hampir menutup pintu.
"Disini lo?  Ngap.... Eh mana almamater lo?  Dan...... " pikiran guanlin langsung kemana-mana, gadis tadi basah kuyup dan memakai almamater dan sekarang daniel berada di toilet yang sama dengan daniel.
"Apa? " tanya daniel ketika guanlin tersenyum aneh kearahnya.
"Lo apain tu cewek?  Ampe merah gitu mata" daniel menatap tajam kearah guanlin.
"Gue apaain?  Cuma kesiram doang kok" daniel memalingkan wajahnya. Pikirannya melayang lagi ketika melihat tubuh woojin tadi.
"Yakin lo?  Wajah lo memerah lho, niel" goda guanlin.
"Brengsek lo" daniel berjalan keluar meninggalkan guanlin yang tertawa keras didalam toilet.




































"Ngapain lo disini? " tanya daniel ketika melihat woojin berdiri didepan ruangan Osis.
"Baju ganti gue gak ada kak, gue mau izin pulang" jawab woojin.
"Minta izin sama guru piket sana" woojin memajukan bibirnya mendengar perkataan daniel.
"Izinin kek, dia yang bikin basah juga" gumam woojin.
"Apa? " tanya daniel yang mendengar woojin bergumam tapi tak jelas.
"Gak ada, kak izinin ya~masa pake pakaian basah kayak gini" ujar woojin menpoutkan bibirnya sambil menunjukkan bajunya yang basah.
"Huhhh.... Iya iya" daniel berbalik lagi meninggalkan woojin didepan ruangan osis.


















"Ngapain kamu disini?  Kamu siswi baru kan? " tanya seseorang, membuat woojin yang duduk dikursi mendongakkan kepalanya.
"Iya kak" jawab woojin sopan.
"Kok gak gabung bareng yang lain? " tanyanya lagi menatap woojin dengan tatapan lembut.
"Seragam ku basah kak" woojin menunduk, memainkan almamater yang mulai basah karena pakaian woojin yang basah tadi.
"Basah?" matanya langsung menelusuri pakaian woojin. Matanya terhenti dibagian name tag almamater yang dipakai woojin.
"Itu almamater Daniel? " tanyanya lagi. Woojin hanya menganggukkan kepalanya.

"Lalu.... "
"Minhyun? " pertanyaan minhyun terhenti ketika daniel datang.
"Eh dan, gue nyariin lo" jawab minhyun mengalihkan pandangannya ke daniel.
"Ngapain? " tanya daniel.
"Lo kan ketua Osis, dodol" minhyun menatap kesal kearah daniel.
"Oh iya, lupa gue njir" Daniel terkekeh pelan. "Woojin, lo tunggu sebentar ya. Gue bakalan balik lagi kok" daniel berjalan meninggalkan minhyun dan woojin.
Minhyun menatap woojin, sedangkan woojin melihat kearah daniel yang berjalan menjauh.
"Kamu ada hubungan dengan daniel? " woojin langsung mengalihkan pandangannya kearah minhyun.

"Hubungan? "



















TBC
















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY LOVE STORY (NielCham)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang