6

228 29 4
                                    

Mata daniel terbuka ketika gorden jendelanya kamarnya dibuka tiba-tiba.
"Kakak!!!!!  Bangun!!!! " teriak gadis itu memukul-mukul badan daniel dengan bantal guling.
"Aish.. Apaan sih, hwi!!  Berisik tau gak??! " teriak daniel mengambil bantal yang dipukul-pukuk oleh adiknya itu.
"Hehehehe.... Kak, adek pergi ama kakak ya~ kak jinyoung masih sakit" jelasnya duduk dipinggir kasur daniel.
"Salah siapa?  Pagi -pagi  udah pacaran kan akhirnya kecelakaan!! " dengus daniel mengacak-acak rambutnya sambil menguap.
"Ihhhh, kan gak tau bakalan telat" dia memanyunkan bibirnya.
"Hah~ yaudah pergi sono!  Gue mau mandi dulu" usir daniel mulai menyibak selimutnya.
"Yee!!  Makasih kak niel" dia meloncat-loncat kecil karena kakaknya itu membolehkannya pergi bersamanya.
"Hmmm" daniel mulai beranjak dari kasurnya dan langsung melesat kearah kamar mandi.












"Akhirnya hari penyiksaan selesai hari ini" woojin berdiri didepan cermin sambil menyisir rambutnya.
"Jinie!? " teriak jihoon diluar kamar woojin.
"Iya-iya, sabar napa sih! " sungut woojin mempercepat sisiran rambutnya.

"Ayok! " wajah woojin udah sepat menatap jihoon yang sedang makan dimeja makan.
"Makan dulu, sayang" ujar mamah yang datang dari counter dapur. Woojin berjalan malas kearah meja makan. Sebenarnya woojin malas untuk makan pagi ini.

"Jinie kok makannya dikit? "Tanya mamah ketika melihat woojin hanya mengambil sesendok nasi goreng yang dibuat oleh mamah.
"Males makan, mah"jawab woojin menyuap sesendok nasi goreng kemulutnya.
"Kok.... "
"Berarti jatah kamu untukku ya, jinnie" jihoon mengambil lagi nasi goreng yang masih ada.
"Rakus" herdik woojin dan mamah menatap tak suka kearah jihoon.
"Cie~ cie~ yang jadi anak sama emak" jihoon kembali melahap makanannya sambil tersenyum tak jelas kearah mamah dan woojin.
"Kau itu yang harus dipertanyakan anak siapa, kami berdua tak ada yang serakus dirimu! " jihoon langsung menghentikan kegiatan suap menyuapi kedalam mulutnya.
"Eyy.... Apa hubungannya. Lagian aku mirip mamah, jadi aku anak mamah sama papah lah, siapa lagi.kecuali mamah selingkuh" jihoon dengan tenang menyuapi sesendok nasi goreng kemulutnya, dia merasa menang dengan jawabannya.
"Kau itu anak hanyut!  Ketemu diempang oleh tetangga sebelah noh! " jawab sang mamah lagi, dia juga tak mau kalah dari anaknya itu.
"Pah~aku anak papah kan?" tanya jihoon kearah papahnya yang sedari tadi menatap datar kearah tiga manusia didepannya. Tidak anak tidak istri kelakuannya sama saja. Anak-anak!
"Makan lah cepat!!  Nanti kalian telat!! " bengis sang papah sampai berdiri, lalu duduk dengan tenang ketika ketiga manusia itu menatap horror kearahnya. Dasar manusia es batu!  Dingin!.
"Tidak bisa diajak bercanda mah sipapahnya" woojin memecahkan keheningan beberapa saat lalu karena teriakkan sang papah.
"Jinnie~sekarang lihat jam, sayang~ kamu gak bakal telat SEKOLAH?! " woojin  dan jihoon refleks menengok kearah jam dinding yang berada di sebelah nya.
"KITA TELAT, JI!!!! " woojin dan jihoon langsung terpogoh-pogoh berlari keluar dari ruang makan kearah keluar. Mereka sudah telat 10 menit. Pantas saja wajah papah mereka sudah sepat untuk dipandang.
"Dasar anak-anak" mamah tersenyum melihat kearah pintu yang dilewati oleh anak-anak mereka.
"Mereka sudah besar ya, pah" papah menganggukkan kepalanya setuju dengan ucapan mamah. Tak terasa usia mereka sudah tua saja. Bahkan anak-anak mereka sudah beranjak dewasa.
"Tak terasa, waktu itu mereka masih menangis dan sekarang mereka sudah bisa berteriak-teriak, rumah ini seperti masih memiliki bayi-bayi" papah tersenyum ketika mengingat betapa rewelnya kedua anak itu, mereka sangat manja dan ingin diperhatikan. Mereka sering berkelahi bahkan sekarang.
Mereka tak bisa dipisahkan, mereka saling melengkapi.



















"Elah bangsat!  Gue pake telat lagi" woojin berlari meninggalkan jihoon yang masih duduk diatas motor. Padahal yang seharusnya mengumpat itu jihoon bukan woojin. Sekolahan jihoon masih jauh, sedangkan woojin sudah sampai.
"Eh!jinnie! " teriak jihoon ketika mengingat sesuatu. Tapi woojin tak memperdulikannya, dia terus berlari kedalam area sekolah. Dia masih bersyukur gerbang belum tertutup kali ini.











Woojin hanya berjalan canggung menuju barisan, memang dia telat tapi kenapa semua menatapnya seperti itu? Apa yang salah.

Woojin memperhatikan semua yang dipakainya, lengkap. Semuanya lengkap lalu apa?  Tas?  Woojin meraba kearah belakang tubuhnya dan dia bisa merasakan tas itu bersampir di punggungnya lalu dia salah apa?.
"Bodo lah! " woojin menegakkan wajahnya berjalan menuju barisan.

"Woojin lingga nangsa?!" teriak seseorang dari arah depan. Woojin yang baru masuk barisan langsung menegakkan badannya ketika namanya dipanggil.
"Hadir kak! " teriak woojin mengacungkan tangannya.
Semua menangok kearah woojin, awalnya mereka menatap heran lalu tiba-tiba.

"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH" tawa menggelegar dilapangan sekolah, woojin langsung ciut. Kenapa ini?  Tadi mereka manatap aneh, sekarang menertawakan. Apa yang salah sebenarnya?.

"DIAM! " teriak seseorang menghentikan tawa semua murid baru itu. Woojin menegakkan kepalanya, melihat siapa yang berteriak itu.
Lapangan yang tadi dipenuhi tawa, sekarang sepi senyap. Bahkan jarum jatuh pun akan terdengar. Karena semuanya terdiam dan takut melihat kearah Ketua Osis mereka yang berdiri tadi.

"Woojin lingga nangsa!  Kesini! " jalan otomatis terbentuk untuk woojin, woojin melangkahkan kakinya menuju kearah ketua osis.
Woojin gugup sebenarnya, semua mata melihat kearahnya. Seakan dia membuat sebuah kesalahan, apalagi orang-orang berbisik-bisik disepanjang perjalanan woojin kearah ketua osis.






"Kesini" woojin mengikuti daniel, dia menunduk disepanjang perjalanan. Woojin gugup ditambah pikirannya melayang kemana-mana. Apa dia akan dihukum lagi?  Apa dia akan dihukum yang tidak-tidak?  Woojin merepalkan semua doa.


"Oke! "

Dugh

"Aw! "Teriaknya ketika kepalanya mengenai punggung orang yang berjalan didepannya tadi.
"Bodoh! "Daniel memutar badannya menghadap kearah woojin.
"Ada apa? " tanya woojin pelan, dia agak takut sekarang karena disana hanya mereka berdua. Mereka sedang ditoilet wanita. Pikiran woojin kemana-mana.
"Ini! " daniel memberikan pel dan ember kearah woojin.
"Disuruh ngepel gitu? " tanya woojin. Nafas panjang yang keluar dimulutnya ketika daniel bergumam mengiyakan pertanyaannya.

"Dan satu lagi...... "Daniel mendekatkan wajahnya kearah woojin.

"Ini........ "


























TBC





















MY LOVE STORY (NielCham)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang