4. About him

492 38 2
                                    

"Hahahaha Kak Aira curang banget."

Aira ikut tertawa lelah. Bagaimana tidak, sedari tadi permainan duel badminton itu berlangsung, Aira tidak satu kalipun melakukan servis, gadis itu hanya melempar kok dan membiarkan Wisnu agar menangkisnya.

"Hahaha cape banget, kamu nggak cape tadi abis lawan Kak Kenzo?"

Wisnu memasang senyum bangga dan menepuk dadanya. "Nggak dong, aku atlet badminton di sekolahku tau Kak."

"Wah Nunu hebat, nanti ajarin Kakak ya?" Aira lalu kembali berdiri dan bersiap dengan raketnya. "Ayo main lagi!"

Aira lalu bersiap, melempar kok agar tepat dengan bidikan Wisnu. Dan keduanya saling melempar passing tanpa mau ada yang mengalah.

Wisnu walaupun badannya kecil gitu tapi kalo udah lompat tinggi bener, seperti sekarang dia melompat untuk memberi smash hingga Aira tak lagi bisa menangkis bola kok nya.

"8-3," ujar Wisnu dengan tampang meledek, Aira hanya terkekeh geli.

"Ayo dua kali lagi, kalo kamu dapet sepuluh nanti Kakak traktir eskrim."

Wisnu yang mendapat pancingan pun langsung semangat, seperti mendapat charge full. Keduanya saling berlomba untuk menang lagi diiringi kikikan geli dari keduanya. Wisnu yang tertawa karena melihat Aira berlarian kesana kemari untuk mengejar bola kok, sedangkan Aira terkikik karena tingkahnya sendiri yang tak mahir dalam hal apapun.

Keduanya terlalu asyik sampai tak mendengar klakson yang beberapa kali dibunyikan untuk menyuruhnya minggir dari tengah jalan.

"MINGGIR BANGSAT."

Wisnu langsung menjatuhkan raketnya ketika mendengar sentakan kasar itu, sedangkan Aira tersentak kaget, ia langsung menarik lengan dan mengambil raket Wisnu, dan membawa anak itu ke tepi jalan. Setelahnya motor itu melaju kencang begitu saja melewati keduanya.

"Vano galak banget," gumam Aira yang di dengar oleh Wisnu, anak itu memiringkan kepalanya menatap cewek yang lebih tua tiga tahun darinya itu. "Kakak kenal sama Kak Bara?"

"Hah, Bara?" Aira mengernyit mendengar panggilan asing itu. Wisnu mengangguk.

"Tapi sekarang Kak Bara nggak mau dipanggil Bara lagi, dia juga sekarang jadi galak banget dan nggak pernah ngajak aku main lagi."

Fakta tentang Vano yang baru ia ketahui dari Wisnu amat sangat membuat jiwa kepo Aira muncul, sifat alamiah Aira. Lantas gadis  itu membungkukkan tubuhnya, dan memegang kedua bahu Wisnu. "Nunu mau eskrim nggak? Nanti Kak Aira beliin, tapi kamu nanti ceritain semua yang kamu tau tentang Vano ya?"

Wisnu langsung berbinar, anak itu mengangguk setuju.

Sampai keduanya duduk di bangku depan minimarket tempat keduanya tadi membeli eskrim, Aira sudah duduk menghadap Wisnu, dan fokus mendengar Wisnu berceloteh.

"Jadi Ibu Nunu mantan ART keluarganya Vano?" tanya Aira memastikan.

Wisnu menjilat ujung eskrimnya. "Heum," jawabnya.

"Iya, kerja lama sama keluarga Kak Bara. Bahkan rumah yang ditinggalin aku sama Ibu itu dibeliin sama orang tua Kak Bara."

Sendok eskrim Aira terhenti di udara, ia meletakannya kembali kedalam wadahnya. "Wah baik banget, tapi kok anaknya kayak setan?"

Wisnu terbahak. "Kak Bara juga baik kok."

"Emang iya?" Aira mencebikkan bibirnya. "Kasar gitu anaknya, di sekolah banyak yang nggak suka sama dia tau." Aira sedikit berbisik.

"Ayo lagi dong cerita tentang Vano," pinta Aira sambil menarik-narik kecil jemari Wisnu.

"Kata Ibu, nggak boleh kepo sama hidup orang."

FallinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang