5. Sama Vano

480 42 16
                                    

Jika ada yang bilang Aira anak yang polos-polos goblok mungkin mereka benar. Lihatlah sekarang, outfit yang akan ia gunakan untuk pergi sudah basah karena ia gunakan untuk mengusap air mata serta ingusnya. Hanya karena masalah sepele, ia menangisi celengan kucingnya yang barusan tidak sengaja Kenzo tendang karena menghalangi jalan.

"Hiks Mas Kenzo tidak berperikekucingan."

Kenzo yang sudah rapi untuk pergi berkencan dengan pacarnya pun harus masuk kembali kedalam rumah untuk menenangkan adik manisnya. Menepuk-nepuk punggung gadis itu, Kenzo harus banyak-banyak bersabar.

"Elah, cuma benda mati aje ditangisin."

"Udah nggak mau nganterin Adek karena mau hepi-hepi sama pacarnya, nendang paus yang nggak bersalah lagi." Aira kembali menarik ingusnya yang akan meler. Gadis itu mengeratkan peluknya pada celengan kuningnya yang berbentuk kucing.

"Oh lo nangis karena cemburu sama pacar gue? Ngomong aja sih, segala bawa-bawa paus."

Aira mengambil tisu dari tangan Kenzo, mengeluarkan ingusnya dan melempar tisu bekas ingusnya itu ke wajah sang Kakak. "Hih, geer banget."

"Adek, udah ah nangisnya. Mau kelompok kan katanya. Nanti jelek diliatin temennya," celetuk sang Mamah yang berjalan dari arah dapur.

"Emang udah jelek, nanti tambah jelek," tambah Kenzo, sambil memungut bekas tisu yang tadi Aira lempar.

"IH MAS KENNNN."

"Bercanda cantik."

Aira melipat bibir bawahnya. "Mas Kenzo jahat, sono pergi lu," sungut Aira dengan raut cemberut, ditambah bogeman tangannya yang siap dilayangkan untuk sang Kakak. Gadis dengan kaos orange serta kupluk neonnya itu mendorong kasar sang Kakak agar menjauh dari pandangannya.

"Beneran nih nyuruh pergi? Nggak mau dianterin?"

Aira mendengus. "Gak dulu."

Kenzo mengusap puncak kepala adiknya yang terhalangi kupluk, menepuknya dua kali.

"IH SONO AH, NGESELIN BANGET." Aira menghempas kasar tangan sang Kakak membuat empunya terkekeh.

Kenzo mengambil kontak motornya dari atas meja makan, lalu mengecup pipi gembil sang Adik sebelum benar-benar pergi.

"KENZO JELEKKKK." Aira berteriak sambil mengusap pipinya kasar. Kenzo yang sudah berada di depan pintu rumah hanya tertawa mendengar jeritan Aira. Memang jahil.

"Udah ah, marah-marah mulu ngalahin Mamah." Mawar mendekat, mengarahkan wajah sang anak ke arahnya, lalu mengusap sudut mata Aira yang masih tersisa jejak air mata.

"Nih susunya."

Susu kotak rasa coklat ditaruh di depan Aira, peningkat moodnya.

"Masa Mas Kenzo lebih milih ngedate sama pacarnya ketimbang nganterin Adek kelompok."

"Sini dengerin Mamah." Mawar menarik kursi lebih dekat ke arah Aira. "Mas Kenzo itu sudah besar, punya kehidupan sendiri selain manjain Adek. Mas Kenzo juga berhak dong seneng-seneng sama hidupnya, masa Adek nggak ikut seneng juga, hm?" jelas Mawar sambil memyelipkan rambut anaknya ke belakang telinga.

FallinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang