1. Labrak

2.2K 71 9
                                    

Bangun tidur ku tidak mandi.

Slogan yang sangat cocok untuk Aira yang sering telat bangun hingga berakhir hanya membasuh muka, sikat gigi dan memakai parfum di setiap inci seragamnya.

Sekarang gadis itu tengah terpaku dengan samartphonenya, sampai mengabaikan suasana rumahnya yang tengah ribut dibuat sang Mamah. Aira bahkan melupakan tali sepatunya yang belum tersimpul rapi.

"Adek itu bekalnya udah dimasukkin tas belum?"

"Adek aduh itu rambutnya mbok ya disisir dulu, kok malah mainan hape mulu kamu ih."

Aira baru tersadar dari dunianya ketika sang Mamah menarik tas dari pangkuan Aira, lalu memasukan bekal yang ditaruh begitu saja di meja oleh Aira.

"Rambutnya masih semrawut gitu, kamu udah besar juga."

Aira nyengir ketika sang Mamah mengambil sisir yang masih dipegangnya dan menyapu lembut surai legamnya.

"Mas Kenzo juga belum mandi, Adek jadi minta dijemput sama temen, padahal katanya mas ada kuliah pagi," ujarnya menggunakan nama sang Kakak sebagai umpan.

Mas kenzo, begitu gadis keturunan jawa itu memanggil Kakaknya. Tak ayal juga terkadang ia memanggilnya dengan sebutan abang atau kakak, sesuai mood aja sih.

"Nah gini kan rapi,"

Aira mengecup sekilas pipi sang Mamah. "Makasih Mamah."

Wanita beraut khas Jawa dengan nama Mawargini itu kemudian mengusap lembut pipi sang putri sambil berujar. "My pleasure, sayangku."

Gadis dengan seragam putih abu yang tengah mempererat simpul sepatunya kemudian berdiri dari duduknya, lalu berseru ke arah kamar sang Kakak.

"Mas Kenzo, nggak usah anterin adek. Adek berangkat sama Aldo ya!"

Setelahnya gadis dengan rambut sebahu itu menyampirkan tasnya, lalu mencium punggung tangan sang Mamah. "Pulangnya jangan mampir-mampir, kita mau langsung pindahan nanti sore, nunggu Papa pulang."

Aira mengacungkan kedua jempolnya sebagai jawaban. "Okidoki mama, see you!" Aira melambai tinggi ketika berjalan menjauh.

Maka ketika langkahnya sampai di depan rumahnya, Aira langsung menghampiri seseorang yang sudah terduduk di atas motor vespanya sambil bertumpu kaki.

"Ayo cepet Aira syahlalalala, lambat banget lo kaya keong."

Aira langsung memberi tabokan lumayan keras pada lengan atas cowok itu. "Sabar dong, perlu bismillah di setiap langkah gue biar dapet pahala," ucapnya sok bijak.

Aldo namanya, dibilang teman baik juga bukan sih. Mereka cuma teman biasa yang ada jika saling membutuhkan. Kayak sekarang contohnya, Aldo juga sering mendatangi Aira jika kepepet duit. Mereka berteman sejak Smp, ya seperti itu siklus pertemanannya, bukan tipe best friend forever yang tumbuh perasaan seiring berjalannya waktu. Aldo malah lebih dekat dengan Kakaknya Aira ketimbang Airanya sendiri.

"AIRAAAA"

Aira membalikkan badannya, menghadap seseorang yang memanggilnya dari pintu rumah. Sang Kakak rupanya.

Aneh banget masih andukan udah keluar-keluar, batinnya.

"APAAN," Aira ikut berteriak, pasalnya jarak kakinya bertapak dengan sang Kakak lumayan jauh. Tampak sang Kakak mengarahkan telunjuknya pada Aldo yang sedang membuang muka, berusaha mengalihkan pandangannya agar tak bersitatap dengan Kakak temannya.

"WOI ALDO BANGKE BALIKIN SEPATU FUTSAL GUE."

Setelah teriakan Kenzo meluncur, Aldo langsung menyalakan mesin motornya lalu segera menyuruh Aira untuk menaiki jok belakang motornya. Aldo menjalankan motornya ngebut tak memperdulikan Aira yang tengah kebingungan di belakangnya.

FallinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang