Setelah di make up, Sean menghubungi Sena berniat meminta doa untuk acaranya yang diselenggarakan cukup besar malam ini. Kebetulan di ruangannya sudah tidak orang, asisten sekaligus periasnya sudah pergi entah ke mana. Sekarang Sean bisa leluasa berbicara dengan Sena, tanpa khawatir ada orang yang memergokinya.
Tak lama menunggu, akhirnya panggilannya diterima oleh kekasihnya tersebut. Kini layar ponselnya sudah menunjukkan seorang gadis yang entah sedang melakukan apa, tapi yang pasti Sean bahagia bisa melihatnya lagi setelah seharian penuh tidak bisa menghubunginya, sangking padatnya jadwalnya.
"Hallo, Kak Sean." Sena menyapa hangat seperti biasa dengan sesekali memperbaiki tatanan poninya di mana ada jepit hello Kitty di rambutnya.
"Hallo, Sena." Sean menjawab dengan nada yang sedikit lebih semangat dari biasanya. Sembari tersenyum manis, Sean melambaikan tangan ke arah layar.
"Wih, Kak Sean ganteng banget. Itu wajahnya Kak Sean di make up ya? Kok makin keren sih," ujar Sena terdengar takjub sembari mendekatkan wajahnya ke arah layar ponsel, mencoba memperhatikan wajah Sean lebih dekat lagi.
"Namanya juga bekerja di dunia hiburan, ya harus make up supaya terlihat lebih segar, enggak kusam. Asal lo tau aja, sebenarnya mata panda gue sudah sebesar telur, sangking jarangnya istirahat." Sean menjawab seadanya membuat Sena terdiam, menatap iba ke arahnya.
"Terus kapan Kak Sean benar-benar bisa beristirahat?" tanyanya lirih yang justru ditanggapi senyuman oleh Sean.
"Kenapa lo tanya itu? Gue mana bisa beristirahat dengan tenang? Jadwal gue bahkan sudah dibooking sampai tahun depan."
"Kenapa harus bekerja sekeras ini sih, Kak? Kalau capek, istirahat aja, jangan maksa kerja terus." Sena berujar lirih, ada nada iba dari suaranya, terlebih lagi matanya itu juga terlihat semakin berbeda seolah akan ada yang keluar dari sana.
"Sebenarnya gue sengaja sih terima semua tawaran pekerjaan yang datang ke gue, meskipun itu artinya enggak ada istirahat buat gue. Gue mau mengumpulkan uang sebanyak mungkin. Setelah gue enggak terkenal lagi, gue bisa berhenti menjadi artis lalu membuka usaha baru untuk kehidupan gue di masa depan. Intinya, gue cuma mau memanfaatkan masa kejayaan gue aja." Sean menjawab santai seolah tidak ada beban dari suaranya, berbeda dengan Sena yang terisak entah karena apa.
"Lo nangis kenapa?"
"Aku cuma kasihan sama Kak Sean. Kalau terus-terusan kerja, nanti Kak Sean malah sakit." Sena berujar sendu namun justru mendapatkan tawa kecil dari Sean.
"Sena-Sena. Gue ini Sean, gue sudah terbiasa dengan kerja keras. Sebelum menjadi artis, gue ini pengantar koran setiap pagi. Lo pasti enggak pernah nyangka itu kan? Tapi yang harus lo tahu, gue memang pernah bekerja kaya gitu. Malamnya gue kerja jadi penjaga toko mini market sampai subuh, jadi lo tahu kan rasanya bagaimana gue harus tetap terjaga supaya gue bisa kirim koran setelah pulang jaga toko? Dibandingkan pekerjaan gue yang dulu, bekerja menjadi artis enggak ada apa-apanya." Sean menyunggingkan senyum manisnya yang hanya bisa Sena anggukki lemah walau mimiknya masih nampak khawatir.
"Oh iya, tadi Ben bilang kalau lo diganggu Justin lagi ya?" tanya Sean yang kali ini membuat Sena terdiam dan menunduk.
"Iya. Dan aku bilang kalau aku sudah punya lelaki yang sangat aku cintai. Aku minta maaf, Kak. Tapi aku enggak kasih tahu ke dia kalau lelaki yang aku maksud itu Kak Sean kok." Sena menjawab lirih sembari menatap ke arah Sean dengan tatapan bersalahnya.
"Kenapa harus minta maaf? Apa yang lo lakukan itu sudah benar kok."
"Tapi Justin malah ingin tahu siapa lelaki itu."
"Ya enggak apa-apa. Setelah gue pulang, gue bakal menemui dia dan membicarakan semuanya ke dia. Dan gue juga bakal bilang, kalau dia enggak boleh ganggu lo lagi." Sean menjawab serius yang ditanggapi senyuman oleh Sena. Sedangkan Sean yang melihat itu juga turut tersenyum, baginya memberi kenyamanan untuk Sena adalah hal yang paling utama di hubungan itu. Di dalam hati, Sean juga berjanji akan selalu membuat Sena bahagia walau itu artinya harus menyembunyikan hubungan itu dari para penggemarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Beautiful Fan (TAMAT)
Romance"Selama ini, aku bekerja keras menjadi aktor. Memposisikanku sebagai selebritis terkenal ke dalam pusaran dunia perfilman. Kamu tahu karena apa aku mau melakukannya?" "Karena aku ingin kamu terus melihatku tanpa bisa melupakan ku. Tapi sekarang, kam...