chapter 9 : crucio

1.7K 238 82
                                    

Crucio
(n) The Cruciatus Curse, also known as the Torture Curse.
Is a tool of the Dark Arts and one of the three Unforgivable Curses. It is one of the most powerful and sinister spells known to Wizardkind. When cast successfully the curse inflicts intense, excruciating pain on the victim.

.

.

.


Keheningan amat terasa di ruangan itu. Suasana yang sempat menegang kini kembali tenang. Terlalu tenang sampai jarum jam yang berdetak bisa terdengar. Anna tampak tengah menyeka air matanya yang sedari tadi menyeruak, sementara Chanyeol hanya berdiri menyandar di sudut ruangan dengan segelas Whisky di tangannya. Tak ada lagi yang dapat ia utarakan pada Anna. Begitu juga dengan wanita itu.

Pernyataan bahwa Chanyeol mencintai istrinya sudah cukup menjadi pukulan yang sangat telak baginya. Tak terbayang betapa sakit hatinya saat mendengar pengakuan Chanyeol tadi. Dia sudah mengantisipasi hal terburuk yang akan diucapkan oleh Chanyeol. Anna lebih memilih dimaki-maki daripada harus mendengar pengakuan cinta untuk wanita lain dari pria yang selama ini ia cintai.

Anna kembali menyeka air matanya dengan sapu tangan yang ia keluarkan dari tas tangannya. Maskara dan segala macam hiasan wajahnya luntur secara perlahan akibat gempuran air mata. Wajah cantiknya kini terlihat sendu. Ia terlihat bangkit dari tempatnya. Dengan sedikit gemetar ia mendekati Chanyeol.

"Pulanglah," ucap Chanyeol pelan sambil menatap Anna.

Bukan tatapan cinta ataupun iba. Tatapan Chanyeol dipenuhi dengan kasih sayang. Bagaimanapun juga wanita di hadapannya ini pernah mengisi relung hatinya. Anna-lah yang membuatnya merasakan cinta untuk pertama kali. Walaupun kini semua sudah berubah, tak lantas menjadikan Chanyeol hilang simpati padanya. Chanyeol masih menginginkan mereka dapat berteman seperti dahulu. Seperti saat mereka sama-sama berumur belasan tahun. Saat hanya ada kesenangan yang menghiasi dunia mereka. Saat permasalahan dewasa tak pernah datang untuk membayanginya.

"Pulanglah," sekali lagi Chanyeol mengulangi ucapannya.

Anna mengangguk lemah. "Aku akan tetap mencintaimu," ujarnya dengan senyum yang dia usahakan semaksimal mungkin.

"Aku tahu," balas Chanyeol pelan, "sekarang pulanglah dan tenangkan dirimu. Aku yakin kau akan menemukan pria yang berkali-kali lipat bisa mencintaimu."

Lagi-lagi Anna berusaha tersenyum. "Aku pasti akan menemukan pria yang berkali-kali lipat lebih tampan darimu, berkali-kali lipat mencintaiku, dan berkali-kali lipat lebih sukses darimu. Dan aku akan memastikan kau menyesal karena menolakku," kekeh Anna.

Chanyeol menyeringai saat mendengarnya lalu mengangguk. "Pastikan kau menikahi orang seperti itu. Bahagialah. Dan buat aku iri terhadap kebahagiaanmu," ujar Chanyeol yang terdengar seperti akan melepas teman lamanya untuk pergi ke medan perang.

"Aku akan memastikan itu," balas Anna.

Kemudian ia berbalik arah dan menghilang dari hadapan Chanyeol. Chanyeol yang masih merasa syok dengan semua kejadian yang baru saja ia hadapi itu kini kembali menuangkan Whisky ke dalam gelasnya dan menenggaknya cepat-cepat. Ia tak ingin menemui Seulgi sekarang. Emosinya benar-benar sedang kacau. Bertemu dengan Seulgi adalah pilihan buruk baginya. Ia akan merasa bersalah karena telah membohongi istrinya selama ini.

Ketukan kembali terdengar dari pintu ganda ruangannya. Chanyeol melirik saat Jieun melangkahkan kakinya masuk dengan nampan bundar di tangannya. Jieun terlihat mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan Chanyeol, tapi tak menemukan apa yang ia cari.

DEPORTATION [CHANSEUL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang